1. Jelaskan pengertian web blog?
Jawab :
Blog adalah kependekan dari Weblog, istilah yang pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997. Jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu diupdate secara terus-menerus dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik, disertai dengan komentar-komentar pemilik blog dan pengunjungnya. Blog kemudian berkembang mencari bentuk sesuai dengan keinginan para pembuatnya atau para Blogger. Blog yang pada mulanya merupakan “catatan perjalanan” seseorang di Internet atau “diary online”, yaitu link ke website yang dikunjungi dan dianggap menarik, kemudian menjadi jauh lebih menarik daripada sebuah daftar link. Hal ini disebabkan karena para Blogger biasanya juga tidak lupa menyematkan komentar-komentar “cerdas” mereka, pendapat-pendapat pribadi dan bahkan mengekspresikan sarkasme mereka pada link yang mereka buat.
2. Jelaskan manfaat blog dalam dunia pendidikan?
Jawab :
manfaat blog bagi dunia pendidikan antara lain :
1. Melalui weblog,kita dapat memperluas hubungan teman/ kenalan hingga dapat membentuk suatu komunitas yang besar.
2. Weblog melebihi surat elektronik (Email), karena satu posting blog yang anda bahas, dapat dibaca oleh pengunjung blog yang tak terbatas. Beda dengan email yang hanya bisa dibaca oleh orang yang kita kirimkan. Selain itu, pengunjung blog juga dengan cepat dapat memberikan respon terhadap posting blog melalui komentar yang dapat langsung dituliskan di blog tersebut.
3. menjadi media pembelajaran,untuk mendapat pengetahuan yang luas melalui media ini.
4. bisa menjadi media komunikasi,kita dapat saling mengomentari sesuatu yang kita tulis oleh orang lain,kita juga dapat chating di blog tersebut.
Dalam dunia pendidikan pemanfaatan media blog dapat meningkatan kualitas diri dan kompetensi seorang guru. Blog bisa menjadi cermin evaluasi diri karena tulisan‐tulisan juga dikomentari oleh banyak orang dengan berbagai sudut pandang, sehingga kita juga belajar memahami berbagai karakter orang dan sudut pandang seseorang menyikapi masalah. Selain itu dengan memanfaatan media blog memungkinkan seorang guru untuk bertukar pikiran dengan guru lain di manapun, sharing kiat mengajar , bahan ajar dan sebaginya yang semuanya memperlancar kegiatan belajar mengajar dalam rangka peningkatan kompetensi guru dan pendidikan pada umumnya. Bagi guru weblog berguna sebagai media ajar maupun media belajar. Sebagi media ajar seorang guru dapat ”mempostingkan” bahan ajarnya di sini sehingga siswanya dapat mempelajarinya melalui weblog ini. Bahkan lebih dari itu, tidak hanya siswanya secara formal saja yang dapat menikmati bahan ajar itu melainkan semua orang yang membutuhkannya. Sebagai media belajar weblog dapat digunakan untuk mempostingkan atau mengarsip apa‐apa yang didapat setelah berselancar di internet. Bagi siswa web blog dapat digunakan sebagai media belajar karena materi ajar yang akan diberikan di sekolah ditampilkan sebagi layout halaman web. Hal ini sebagi suatu solusi sistem pengajaran di luar kelas sekaligus mengenalkan anak dalam dunia teknologi dan informasi khususnya “dunia internet”.Sebagi media mengajar atau lebih tepatnya media saling berbagi bagi siswa khususnya siswa SMP ke atas hinggga tingkat mahasiswa.
Kekuatan blog dalam dunia pendidikan
1. Isinya bisa luas menyangkut banyak hal pengajaran
2. Bisa dijadikan ajang belajar menulis untuk menuangkan ide
3. Bukti portofolio seorang guru terkait profesionalitasnya
4. Relatif lebih hemat biaya
5. Menembus ruang & waktu
6. Bebas aturan alias suka-suka yg nulis (yg ada hanya etika atau aturan
tidak tertulis)
7. Melepaskan kebiasaan formalitas untuk menghambur uang rakyat
8. Pengembangan proses pembelajaran yang bervariatif dan guru pun juga dapat mengecek tugas murid nya dengan cara membuat tugasnya di blog dan dengan begitu guru dapat melihat tugas murid dengan praktis dan dapat mengakses nilai murid tersebut dengan mudah. kemudian murid juga dapat merasakan manfaat dari blog jika ada tugas ia bisa melihat dari blog guru yang bersangkutan (jika guru tersebut memiliki blog)
3. Jelaskan kategori blogger dan penyedia jasa blog (minimal 5)?
Jawab :
Pada dasarnya bloger dapat dikategorikan menjadi kategori yaitu:
a. Personal Blogger Orang yang hanya menulis catatan hariannya di blog.
b. Business Blogger Orang yang menggunakan blog untuk mempromosikan produknya.
c. Organizational Blogger Orang yang menggunakan blog untuk keperluan komunitasnya.
d. Professional Blogger Adalah bloger yang dibayar untuk melakukan aktifitas blognya
e. Educational blogger adalah blog yang memberikan informasi kepada pembaca tentang pendidikan
4. Jelaskan persyaratan yang harus dipenuhi sebelum membuat blog?
Jawab :
Ada beberapa hal yang mesti dipenuhi sebelum kita membuat blog, persayaratan ini mutlah harus dipenuhi agar blog yang akan atau telah kita buat tersebut dapat eksis dan mencapai target dari pembuatannya, syarat tersebut yakni mimiliki account email dan koneksi internet.
• E‐MAIL Sebelum membuat blog kita harus mempunyai account E‐mail yang aktif, bisa dari Yahoo.com, Telkom.net, Plasa.com, Hotmail, Gmail.com dan lain‐lain. Bila belum punya E‐mail, silahkan mendaftar terlebih dahulu.
• KONEKSI INTERNET Untuk membuat blog dibutuhkan koneksi internet, bisa dikerjakan di rumah sendiri, di kantor pada saat jam istirahat atau di warnet terdekat dengan menggunakan layanan internet telkomnet instan, speedy dan lain‐lain.
• Tidak melanggar Undang- Undang IT
• Tidak menyinggung instansi , pemerintah, ataupun individu.
Dare to Dreams
WELCOME TO NUR. AMALIAH BLOG'S
BISMILLAHI RAHMANIRRAHIM...
ASSALAMU ALAIKUM WR. WB...
ASSALAMU ALAIKUM WR. WB...
Rabu, 10 November 2010
Rabu, 07 Juli 2010
bentuk-bentuk komunikasi
komunikasi merupakan kegiatan penyampaian pesan informasi, berita atau pesan dengan harapan agar hal-hal yang diberitahukan menjadi milik bersama antara sumber dan penerima. Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi tidak akan berlangsung jika penerima belum memiliki atau membagi pesan yang disampaikan oleh sumber komunikator, walaupun kelihatan secara fisik tampak bahwa komunikator sedang berkomunikasi dengan penerima.
Kegiatan komunikasi dilaksanakan dengan menggunakan lambang atau symbol atau kode. Kode yang paling sering digunakan dalam proses komunikasi adalah kode yang diucapkan / ditulis yang berhubungan dengan penggunaan kata-kata. Tetapi ada kode yang lebih penting lagi yaitu kode nonverbal. Maka dapat dibedakan dua bentuk komunikasi yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Keberadaan komunikasi nonverbal tidak dapat dikatakan tidak penting, karena komunikasi nonverbal lah yang akan memperkuat dan memperjelas komunikasi verbal. Misalnya saja jika kita menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain, maka aka nada ekspresi yang akan kita keluarkan ekspresi wajah, gerakan tangan dsb. Begitupun jika dalam proses pembelajaran, pendidikan menyampaikan materi pelajaran, maka akan muncul pula komunikasi nonverbal yaitu berupa ekspresi wajah yang serius, bercanda dsb, bahkan diikuti dengan gerak tangan. Dengan kata lain, komunikasi verbal akan lebih efektif dan efisien penggunaannya jika disertai dengan penggunaan komunikasi nonverbal. Bahkan tanpa kita sadari, banyak komunikasi nonverbal yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tanda-tanda lalu linta, tanda larangan merokok, penggunaan poster dijalan dan sebagainya.
Brokks dalam bukunya “ speech communication” memberikan jenis-jenis komunikasi nonverbal sebagai berikut :
1. Para bahasa (paralanguage)
Dalam sebuah informasi ada kata-kata yang diucapkan, misalnya dalam suara nada, penekanan pada kata-kata tertentu. Seperti kita ketahui bahwa kata “ya” bisa menunjukkan setuju, mampu, heran dsb, tergantung bagaimana nada penekanannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa “yang membuat jengkel saya bukanlah apa yang diucapkan, melainkan cara bagaimana hal itu diucapkan”.
2. Bahasa Tanda (sign language)
Bahasa tanda meliputi semua bentuk kodifikasi yang dapat menggantikan penggunaan bilangan, pemberian tanda-tanda baca dan kata-kata. Misalnya isyarat sederhana ketika kita ingin meminjam sesuatu barang teman kita sampai kepada bahasa tanda yang lengkap bagi orang tuli.
3. Bahasa Perbuatan (action language)
Bahasa perbuatan ini meliputi semua isyarat, ekspresi wajah dan gerakan-gerakan yang tidak digunakan secara khusus untuk menggantikan kata-kata. Misalnya makan yang cepat, mungkin berarti dia sangat lapar, tetapi juga bisa dalam keadaan tergesa-gesa. Bahasa perbuatan ini dibedakan menjadi dua yaitu perbuatan ekspresif yang tidak bertujuan dan perbuatan purposive yang bertujuan. Perbuatan isyarat yang bertujuan digunakan untuk menjelaskan, menekankan atau bahkan untuk menyatakan konsep-konsep yang abstrak. Sedangkan perbuatan ekspresif menunjukkan keadaan pribadi atau emosional, seperti ketakutan, kemarahan, kegembiraan, kegelisahan dan keadaan emotional seseorang lainnya.
4. Bahasa objek atau benda (object language)
Bahasa objek berupa penampilan benda-benda tertentu yang mengandung arti seperti baju, potongan rambut, cincin kawin dsb.
5. Komunikasi taktil (taktil communication)
komunikasi taktil merupakan komunikasi yang paling awal dan elementer dari organism manusia.komunikasi taktil adalah komunikasi melalui rabaan. Pada kehidupan masa kanak-kanak, bahkan sejak masa bayi, kasih saying orang tua pada umumnya melalui komunikasi taktil. Komunikasi taktil dapat dikomunikasikan hal-hal yang berhubungan dengan pemberian rasa kasih sayang, pernyataan penerimaan, membangkitkan rasa percaya diri dsb.
6. Ruang dan waktu
Ruang dan waktu adalah jenis komunikasi yang terakhir dari komunikasi nonverbal. Ahli antropologi yang bernama Edward T. Hall dalam bukunya “silent language” mengemukakan bahwa kebudayaan mengembangkan arti-arti tertentu yang berhubungan dengan jarak atau ruang dan juga arti-arti tertentu yang berhubungan dengan waktu.
Dilihat dari segi bentuk penyampaiannya, komunikasi dibedakan menjadi dua yaitu komunikasi verbal dan non verbal.
a. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah proses penyampaian pesan yang menggunakan bahasa secara lisan dan juga menggunakan lambang atau kode. Ada beberapa aspek yang mencakup komunikasi nonverbal yaitu (1) vocabulary, (2) Racing (kecepatan), (3) intonasi suara, (4) humor, (5) singkat dan jelas, (6) timing (waktu yang tepat).
a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata).
Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
b. Racing (kecepatan).
Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c. Intonasi suara:
Akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d. Humor
Dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e. Singkat dan jelas.
Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
e. Timing (waktu yang tepat)
Adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
Pada hakikatnya, komunikasi verbal dan nonverbal saling melengkapi. Kejelasan arti yang disampaikan melalui komunikasi verbal sering diperoleh melalui penggunaan komunikasi nonverbal. Misalnya dalam menyampaikan informasi, berita atau pesan kepada penerima, sering kali kita menggunakan gerakan tangan, ekspresi wajah, penggunaan nada-nada tertentu yang semuanya memperjelas penyampaian informasi atau pesan tersebut.
b. Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal merupakan proses penyampaian pesan tanpa menggunakan kata-kata atau bahasa lisan. Ada bebeberapa aspek dalam komunikasi nonverbal, yaitu (1) Ekspresi wajah, (2) kontak mata, (3) sentuhan, (4) postur tubuh dan gaya berjalan, (5) sound (suara) dan (6) gerak isyarat.
a. Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata,
Merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
c. Sentuhan
Adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan.
Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara).
Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
f. Gerak isyarat,
Adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress
Komunikasi nonverbal, memiliki peranan yang cukup penting dalam berkomunikasi. Secara tidak langsung, setiap orang berkomunikasi secara verbal, dengan disertai juga komunikasi nonverbal, sebagai pendukung keefektifan dan efisiensinya komunikasi verbal. Untuk itu, fungsi dari komunikasi nonverbal yaitu : untuk menekankan, untuk melengkapi, untuk menunjukkan kontradiksi, untuk mengatur, untuk mengulangi serta untuk menggantikan pesan verbal.
Dilihar dari segi proses berlangsungnya, komunikasi dibedakan antara komunikasi langsung (primer) dan komunikasi tidak langsung (sekunder).
a. Komunikasi langsung (primer)
Komunikasi langsung atau primer adalah proses komunikasi yang dilakukan oleh seseorang secara langsung dengan menggunakan bahasa (verbal), maupun berupa lambang-lambang dan kode (nonverbal), sehingga penerima atau komunikan dapat menangkap isi pesan yang dari sumber atau komunikator
b. Komunikasi tidak langsung (sekunder)
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasi karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).
Dilihat dari segi orang yang terlibat dalam proses komunikasi ada 4 yaitu : komunikasi intrapribadi, antarpribadi, public dan massa.
a. Komunikasi intrapribadi
Komunikasi intrapribadi merupakan komunikasi yang paling awal terjadi pada diri seseorang karena semua pesan diciptakan bermula dalam diri kita. Komunikasi intrapribadi merupakan komunikasi yang berlangsung dalam diri seorang individu. Komunikasi ini terjadi pada individu yang mana dia yang menjadi sumber pesan sekaligus penerima pesan. Fungsi komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal) adalah untuk mengembangkan kreativitas, imajinasi, memahami dan mengendalikan diri serta meningkatkan kematangan berfikir sebelum mengambil keputusan.
b. Komunikasi antarpribadi
Komunikasi antarpribadi menunjuk pada komunikasi dimana orang-orang terlibat secara langsung satu sama lain dalam penyampaian dan penerimaan pesan secara nyata. Komunikasi antarpribadi mencakup komunikasi antar dua orang dan komunikasi dalam kelompok kecil dapat bersifat formal maupun nonformal, misalnya dua orang mahasiswa sedang berbincang dikantin membahas mengenai penerapan Undang-Undang Badah Hukum Pendidikan. Dalam kasus ini, dua orang secara langsung berkomunikasi satu dengan lainnya.
Kegiatan komunikasi dilaksanakan dengan menggunakan lambang atau symbol atau kode. Kode yang paling sering digunakan dalam proses komunikasi adalah kode yang diucapkan / ditulis yang berhubungan dengan penggunaan kata-kata. Tetapi ada kode yang lebih penting lagi yaitu kode nonverbal. Maka dapat dibedakan dua bentuk komunikasi yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Keberadaan komunikasi nonverbal tidak dapat dikatakan tidak penting, karena komunikasi nonverbal lah yang akan memperkuat dan memperjelas komunikasi verbal. Misalnya saja jika kita menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain, maka aka nada ekspresi yang akan kita keluarkan ekspresi wajah, gerakan tangan dsb. Begitupun jika dalam proses pembelajaran, pendidikan menyampaikan materi pelajaran, maka akan muncul pula komunikasi nonverbal yaitu berupa ekspresi wajah yang serius, bercanda dsb, bahkan diikuti dengan gerak tangan. Dengan kata lain, komunikasi verbal akan lebih efektif dan efisien penggunaannya jika disertai dengan penggunaan komunikasi nonverbal. Bahkan tanpa kita sadari, banyak komunikasi nonverbal yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tanda-tanda lalu linta, tanda larangan merokok, penggunaan poster dijalan dan sebagainya.
Brokks dalam bukunya “ speech communication” memberikan jenis-jenis komunikasi nonverbal sebagai berikut :
1. Para bahasa (paralanguage)
Dalam sebuah informasi ada kata-kata yang diucapkan, misalnya dalam suara nada, penekanan pada kata-kata tertentu. Seperti kita ketahui bahwa kata “ya” bisa menunjukkan setuju, mampu, heran dsb, tergantung bagaimana nada penekanannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa “yang membuat jengkel saya bukanlah apa yang diucapkan, melainkan cara bagaimana hal itu diucapkan”.
2. Bahasa Tanda (sign language)
Bahasa tanda meliputi semua bentuk kodifikasi yang dapat menggantikan penggunaan bilangan, pemberian tanda-tanda baca dan kata-kata. Misalnya isyarat sederhana ketika kita ingin meminjam sesuatu barang teman kita sampai kepada bahasa tanda yang lengkap bagi orang tuli.
3. Bahasa Perbuatan (action language)
Bahasa perbuatan ini meliputi semua isyarat, ekspresi wajah dan gerakan-gerakan yang tidak digunakan secara khusus untuk menggantikan kata-kata. Misalnya makan yang cepat, mungkin berarti dia sangat lapar, tetapi juga bisa dalam keadaan tergesa-gesa. Bahasa perbuatan ini dibedakan menjadi dua yaitu perbuatan ekspresif yang tidak bertujuan dan perbuatan purposive yang bertujuan. Perbuatan isyarat yang bertujuan digunakan untuk menjelaskan, menekankan atau bahkan untuk menyatakan konsep-konsep yang abstrak. Sedangkan perbuatan ekspresif menunjukkan keadaan pribadi atau emosional, seperti ketakutan, kemarahan, kegembiraan, kegelisahan dan keadaan emotional seseorang lainnya.
4. Bahasa objek atau benda (object language)
Bahasa objek berupa penampilan benda-benda tertentu yang mengandung arti seperti baju, potongan rambut, cincin kawin dsb.
5. Komunikasi taktil (taktil communication)
komunikasi taktil merupakan komunikasi yang paling awal dan elementer dari organism manusia.komunikasi taktil adalah komunikasi melalui rabaan. Pada kehidupan masa kanak-kanak, bahkan sejak masa bayi, kasih saying orang tua pada umumnya melalui komunikasi taktil. Komunikasi taktil dapat dikomunikasikan hal-hal yang berhubungan dengan pemberian rasa kasih sayang, pernyataan penerimaan, membangkitkan rasa percaya diri dsb.
6. Ruang dan waktu
Ruang dan waktu adalah jenis komunikasi yang terakhir dari komunikasi nonverbal. Ahli antropologi yang bernama Edward T. Hall dalam bukunya “silent language” mengemukakan bahwa kebudayaan mengembangkan arti-arti tertentu yang berhubungan dengan jarak atau ruang dan juga arti-arti tertentu yang berhubungan dengan waktu.
Dilihat dari segi bentuk penyampaiannya, komunikasi dibedakan menjadi dua yaitu komunikasi verbal dan non verbal.
a. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah proses penyampaian pesan yang menggunakan bahasa secara lisan dan juga menggunakan lambang atau kode. Ada beberapa aspek yang mencakup komunikasi nonverbal yaitu (1) vocabulary, (2) Racing (kecepatan), (3) intonasi suara, (4) humor, (5) singkat dan jelas, (6) timing (waktu yang tepat).
a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata).
Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
b. Racing (kecepatan).
Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c. Intonasi suara:
Akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d. Humor
Dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e. Singkat dan jelas.
Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
e. Timing (waktu yang tepat)
Adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
Pada hakikatnya, komunikasi verbal dan nonverbal saling melengkapi. Kejelasan arti yang disampaikan melalui komunikasi verbal sering diperoleh melalui penggunaan komunikasi nonverbal. Misalnya dalam menyampaikan informasi, berita atau pesan kepada penerima, sering kali kita menggunakan gerakan tangan, ekspresi wajah, penggunaan nada-nada tertentu yang semuanya memperjelas penyampaian informasi atau pesan tersebut.
b. Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal merupakan proses penyampaian pesan tanpa menggunakan kata-kata atau bahasa lisan. Ada bebeberapa aspek dalam komunikasi nonverbal, yaitu (1) Ekspresi wajah, (2) kontak mata, (3) sentuhan, (4) postur tubuh dan gaya berjalan, (5) sound (suara) dan (6) gerak isyarat.
a. Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata,
Merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
c. Sentuhan
Adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan.
Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara).
Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
f. Gerak isyarat,
Adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress
Komunikasi nonverbal, memiliki peranan yang cukup penting dalam berkomunikasi. Secara tidak langsung, setiap orang berkomunikasi secara verbal, dengan disertai juga komunikasi nonverbal, sebagai pendukung keefektifan dan efisiensinya komunikasi verbal. Untuk itu, fungsi dari komunikasi nonverbal yaitu : untuk menekankan, untuk melengkapi, untuk menunjukkan kontradiksi, untuk mengatur, untuk mengulangi serta untuk menggantikan pesan verbal.
Dilihar dari segi proses berlangsungnya, komunikasi dibedakan antara komunikasi langsung (primer) dan komunikasi tidak langsung (sekunder).
a. Komunikasi langsung (primer)
Komunikasi langsung atau primer adalah proses komunikasi yang dilakukan oleh seseorang secara langsung dengan menggunakan bahasa (verbal), maupun berupa lambang-lambang dan kode (nonverbal), sehingga penerima atau komunikan dapat menangkap isi pesan yang dari sumber atau komunikator
b. Komunikasi tidak langsung (sekunder)
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasi karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).
Dilihat dari segi orang yang terlibat dalam proses komunikasi ada 4 yaitu : komunikasi intrapribadi, antarpribadi, public dan massa.
a. Komunikasi intrapribadi
Komunikasi intrapribadi merupakan komunikasi yang paling awal terjadi pada diri seseorang karena semua pesan diciptakan bermula dalam diri kita. Komunikasi intrapribadi merupakan komunikasi yang berlangsung dalam diri seorang individu. Komunikasi ini terjadi pada individu yang mana dia yang menjadi sumber pesan sekaligus penerima pesan. Fungsi komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal) adalah untuk mengembangkan kreativitas, imajinasi, memahami dan mengendalikan diri serta meningkatkan kematangan berfikir sebelum mengambil keputusan.
b. Komunikasi antarpribadi
Komunikasi antarpribadi menunjuk pada komunikasi dimana orang-orang terlibat secara langsung satu sama lain dalam penyampaian dan penerimaan pesan secara nyata. Komunikasi antarpribadi mencakup komunikasi antar dua orang dan komunikasi dalam kelompok kecil dapat bersifat formal maupun nonformal, misalnya dua orang mahasiswa sedang berbincang dikantin membahas mengenai penerapan Undang-Undang Badah Hukum Pendidikan. Dalam kasus ini, dua orang secara langsung berkomunikasi satu dengan lainnya.
Komunikasi Pendidikan
sejak lahir manusia telah melakukan komunikasi baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain. Komunikasi merupakan hal yang sangat fundamental. Untuk itu, dalam mendefinisikan komunikasi, banyak pakar di bidang ilmunya mendefinisikan komunikasi itu sendiri. Komunikasi merupakan disiplin ilmu yang cukup penting dalam perkembangan pendidikan. Carl L. Hovland dari Universitas Yale mempelajari komunikasi dalam hubungannya dengan perubahan sikap manusia. Miller mempelajari tentang teori system, Warren Weaver menjelaskan terhadap persoalan-persoalan komunikasi antar manusia dan masih banyak lagi pakar yang mengkaji tentang perkembangan ilmu komunikasi. Begitu banyaknya pakar dan sarjana yang mendefinisikan komunikasi itu sendiri, maka akan membingungkan kita dalam memaknai komunikasi itu yang sebenarnya. Ada baiknya kita memahami hakikat komunikasi antar manusia yang sebenarnya.
Istilah komunikasi pertama kali lahir dari bahasa latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antar dua orang atau lebih.
Maka lahirlah beberapa definisi dari pakar antara lain:
Sarjana komunikasi membuat sebuah definisi komunikasi lebih mengkhusus pada studi komunikasi antar manusia (human communication) bahwa :
Komunikasi adalah suatu interaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia, (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) berusaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku itu.
Everett M Rogers mendefinisikan komunikasi adalah “komunikasi adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah mereka. Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrences Kincaid (1981) yang melahirkan definisi baru yang menyatakan bahwa :
Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”.
Dance (1967) mendefinisikan komunikasi dalam kerangka kerja psikologi perilaku manusia yang luas melalui pendefinisian komunikasi manusia sebagai “ pengungkapan respon melalui simbol-simbol verbal”, dimana simbol-simbol verbal itu bertindak sebagai perangsang (stimuli) bagi respon yang terungkap tadi. Edwin Newman pun (1948) telah juga mendefinisikan komunikasi sebagai “ suatu proses ketika sejumlah orang diubah menjadi kelompok yang berfungsi”.
Aristoteles pun sebenarnya adalah salah seorang ahli psikologi yang pertama.Sekalipun pengetahuan psikologinya dapat dipahami, masih terbilang primitif, namun ia telah dengan gigih mengemukakan perlunya penyesuaian diri si pembicara (komunikator) kepada situasi para pendengarnya
Untuk itu jika dalam kondisi berkomunikasi, maka kita memiliki kesamaan dengan orang lain baik kesamaan dalam hal bahasa, simbol-simbol ataupun arti dari pesan yang disampaikan. Dalam proses komunikasi pun terjadi proses interaksi dan didalam sebuah interaksi terjadi situasi yang nyata. Komunikasi akan terbentuk jika adanya interaksi. Sehingga interaksi merupakan awal dari sebuah proses komunikasi. Dalam buku ini, akan lebih di jelaskan situasi nyata yang lebih khsusus yaitu “situasi kependidikan”. Dalam sebuah proses pendidikan terjadi interaksi edukatif antara pendidik dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini komunikasi antara guru dengan muridnya, maupun murid dengan murid. Lebih kepada komunikasi educative, yaitu komunikasi yang dikaitkan dengan usaha pencapaian suatu tujuan pendidkan yang telah ditentukan. Dengan demikian, komunikasi yang terjadi di dalam proses pembelajaran adalah komunikasi yang sengaja direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut.
komunikasi dilakukan oleh dua manusia atau lebih yang terjadi secara dua arah. Komunikasi yang demikian dinamakan komunikasi interaksi. Jika interaksi tersebut dikaitkan dengan pencapaian tujuan pembelajaran, maka dinamakan interaksi educative. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, komunikasi pendidikan adalah komunikasi yang terjadi dalam suasana pendidikan. Di sini komunikasi tidak lagi bebas, tetapi dikendalikan dan dikondisikan untuk tujuan-tujuan pendidikan.
C. Tujuan Komunikasi Pendidikan
Aristoteles mendefinisikan komunikasi sebagai semua cara yang dapat dilaksanakan untuk membujuk (persuasi). Tujuan komunikasi menurutnya adalah persuasi yaitu suatu usaha membawa orang lain ke sudut pandang pembicara (komunikator). Berdasarkan pengaruh psikologi daya tersebut tujuan komunikasi dapat dibedakan tiga aspek: 1. Informatif (yaitu yang berhubungan dengan pikiran), 2. Persuasif (yaitu yang berhubungan dengan jiwa), 3. Hiburan (berhubungan dengan jiwa). Saat ini tujuan komunikasi yang dibedakan dalam tiga aspek tersebut sudah tidak lagi dipegang, sejalan dengan teori tentang tingkah laku manusia manusia yang tidak lagi memandang adanya pemisahan secara dikotomis pikiran (kejiwaan) dan badan.
Dalam kehidupan manusia, sejak mulai perkembangannya dari masa kemasa, komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan, misalnya dalam mengajukan permintaan, pertanyaan, belajar fakta-fakta, memberikan perintah, dan sebagainya. Tujuan pokok dalam komunikasi adalah untuk mempengaruhi oranglain, atau mempengaruhi lingkungan fisik kita, dan menjadikan diri kita sebagai suatu agen yang dapat mempengaruhi, agen yang dapat menentukan atas lingkungan kita menjadi sesuatu yang kita maui. Dengan singkat, komunikasi untuk mempengaruhi dengan suatu maksud tertentu. Agar komunikasi mencapai tujuannya, baik sumber dan pesan memerlukan empat hal yaitu : keterampilan berkomunikasi, sikap, tingkatan pengetahuan dan posisinya dalam system sosiokultural.
Syarat keberhasilan komunikasi dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, yaitu :
Dilihat dari segi komunikator, yaitu (1) komunikator dipercaya oleh komunikan, (2) komunikator memiliki keterampilan berkomunikasi
Dilihat dari segi pesan, yaitu (1) pesan sesuai dengan kebutuhan komunikan dan dapat memenuhi kebutuhan komunikan, (2) isi pesan mempunyai kaitan dengan pengalaman komunikator dan komunikan dimasa lampau, (3) isi pesan cukup menarik.
Dilihat dari segi komunikan, yaitu (1) komunikan mampu menafsirkan isi pesan, (2) komunikan sadar bahwa isi pesan memenuhi kebutuhannya, (3) komunikan mempunyai perhatian terhadap pesan yang diterimanya.
Gambar 1 : komunikasi pendidikan dalam berbagai bentuk
Syarat keberhasilan pembelajaran tergantung pada (1) sumber (komunikator) atau guru yang menyampaikan materi pelajaran , (2) pesan yang disampaikan atau materi pelajaran, (3) komunikan atau siswa, mahasiswa dan semua orang yang berperan dalam menerima pesan, (4) konteks atau lingkungan tempat berlangsungnya pembelajaran, (5) system penyampaian atau berupa metode apa yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran, (6) tujuan pembelajaran yaitu apa yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Kiat Sukses Keberhasilan Komunikasi Pendidikan, yaitu : (1) Perumusan Strategi Komunikasi Pendidikan, Langkah-langkah perumusan strategi komunikasi : (1) Mengenal khalayak, (2) Menyusun pesan, (4) Menetapkan metode, (5) Seleksi Penggunaan Media
D. Prinsip- Prinsip Komunikasi Pendidikan
Telah dikemukakan bahwa komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi orang lain agar dapat melaksanakan tindakan tertentu seperti yang dikehendaki oleh sumber komunikasi melalui pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah “communication gap” atau “mis communication”, yang menunjukkan kegagalan dalam proses komunikasi yang dilaksanakan.
Dalam penggalan insi akan diuraikan beberapa prinsip yang kiranya memegang peranan dalam menjadikan proses komunikasi lebih efektif, sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai. Yang dimaksudkan adalah arti dalam proses komunikasi, gangguan (noise) dalam proses komunikasi, peranan empati, konsep tentang diri sendiri dan peranan umpan balik dalam komunikasi.
a. Arti dalam proses komunikasi
Arti (meaning) bukanlah merupakan sesuatu yang terletak dalam pesan dan berada diluar diri kita sebagai sesuatu yang bersifat eksternal. Arti berada di dalam diri orang atau subyek dan merupakan respon yang tidak menampak. Arti adalah dipelajari dan karenanya sifatnya pribadi dan menjadi milik kita. Kita mempelajari arti, kita menyempurnakanna, kita membuatnya keliru, kita melupakannya dan kita merubahnya. Arti berada didalam diri kita dan bukan didalam pesan, kita tidak menemukannya tetapi mengalaminya. Hanya orang yang memiliki arti-arti yang sama dengan kita sajalah kita dapat berkomunikasi. Sebaliknya, apabila tidak terdapat kesamaan dalam pemikiran arti tersebut, maka orang-orang tidak dapat berkomunikasi. Apabila arti kita temukan dalam kata-kata atau pesan, maka setiap orang akan dapat mengerti setiap kata (bahasa) dan setiap kode.
b. Gangguan (noise) dalam proses komunikasi
Menurut Shannon dan Weaver, gangguan merupakan salah satu unsur dalam proses komunikasi yang dapat menghambat efektivitas komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari, gangguan atau noise dihubungkan dengan kegaduhan atau suara keributan yang dapat mengganggu penerima pesan yang disampaikan. Gangguan dimaksudkan sebagai hal-hal yang dapat mengganggu kualitas signal. Dalam uraian ini ingin ditekankan jenis gangguan dalam proses komunikasi yang datang dari unsur-unsur komunikasi itu sendiri, yaitu yang berasal dari sumber, pesan, saluran dan penerima pesan. Hal ini disebabkan karena seringnya kita mengartikan bahwa gangguan hanya di pengaruhi dari factor lingkungan saja.
Gangguan proses komunikasi yang berasal dari sumber yaitu apa saja yang dilakukan sumber dalam hal ini komunikator, sehingga komunikan tidak dapat mengerti pesan yang disampaikannya. Misalnya kebiasaan menggunakan kata-kata yang berulang-ulang. Gangguan proses komunikasi berasal dari saluran komunikasi yang digunakan. Saluran komunikasi adalah berhubungan dengan macam alat-alat tertentu yang sering kali digunakan penerima untuk menerima pesan. Seringkali sumber salah memilih alat-alat komunikasi yang kurang tepat dalam memilih lambing-lambang, kata-kata yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan, misalnya seorang dosen menyampaikan materi kuliah lebih tepat disampaikan dengan menggunakan media visual, akan tetapi dosen menyampaikannya dengan menggunakan media audio, sehingga pesan / materi kuliah kurang dipahami oleh mahasiswa.
Gangguan komunikasi berasal dari pihak penerima. Gangguan yang berasal dari penerima, biasanya dipengaruhi oleh konsentrasi yang rendah, tidak adanya motivasi, kurangnya perhatian, kemampuan yang rendah, rasa lelah dan sebagainya. Sehingga peran sumber sangat penting dalam mempelajari kondisi dan keadaan penerima pesan sehingga pesan dapat disampaikan .
c. Peranan empati dalam komunikasi
Sebelum kita membahas peranan empati dalam komunikasi ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu, apa pengertian empati. Empati adalah yaitu kemauan untuk memproyeksikan diri kita sendiri ke dalam kepribadian atau pribadi orang lain. Empati mempunyai peranan penting dalam keberhasilan komunikasi. Dalam melaksanakan komunikasi, dalam sumber-sumber memilih kata-kata atau lambing-lambang yang digunakan untuk menyampaikan pesannya, sudah jelas sumber harus menganalisis bagaimana harapan-harapan yang terdapat pada penerima, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima sebaik-baiknya oleh penerima, karena tidak saja sesuai dengan pengalaman penerima, tetapi juga bahwa pesan yang disampaikan tersebut tidaklah bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut oleh penerima.
E. Unsur- Unsur Komunikasi Pendidikan
Dalam proses komunikasi, ada beberapa komponen/ unsur-unsur yang membangun sebuah komunikasi yang baik, jika ada seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima dan efek.
Berbicara tentang komponen atau unsur yang membangun terjadi suatu komunikasi, muncul beberapa pandangan yang berbeda dari para ahli. Ada yang berpendapat bahwa munculnya proses komunikasi cukup didukung oleh 3 unsur yaitu komunikator, pesan dan komunikan dan ada juga yang berpendapat bahwa umpan balik dan lingkungan cukup penting dalam proses komunikasi.
Yang dimana Unsur-unsur pendidikan itu pun melibatkan komunikasi yang terdiri dari :
a. Subjek yang dibimbing (peserta didik) yang dimana dalam proses komunikasi berperan sebagai komunikan yang dimana menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator (pendidik).
b. Orang yang membimbing (pendidik) yang dimana dalam proses komunikasi berperan sebagai komunikator yang menyampaikan pesan/ informasi yang biasanya berupa materi pelajaran.
c. Interaksi antara peserta didik (komunikan) dengan pendidik (komunikator)
d. Ke arah mana bimbingan di tujukan (tujuan pendidikan). Tujuan pendidika juga sangat di pengaruhi oleh apakah komunikasinya berjalan efektif atau tidak.
e. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
f. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode) merupakan proses komunikasi berlangsung dalam artian bagaimana merode pengajaran yang dilakukan. Peserta didik akan dapat menangkap materi pelajaran jika komunikasi berjalan dengan efektif.
g. Tempat di mana peristiwa berlangsung (lingkungan pendidikan).
Komunikasi yang efektif adalah salah satu perbuatan yang paling sukar dan kompleks yang pernah kita lakukan. Adapun unsur- unsur yang terdapat dalam proses komunikasi, yaitu :
a. Sumber pesan (komunikator) merupakan orang yang menyampaikan pesan (message) kepada orang lain.
b. Pesan (message)merupakan informasi, isi atan materi yang ingin disampaikan. Dalam pendidikan biasanya berupa materi pelajaran
c. Channel (perantara) yang digunakan dalam menyampaikan pesan, biasanya dalam proses pembelajaran perantara (channel) dapat berupa papan tulis, OHP dan media-media pendidikan lainnya.
d. Penerima pesan (komunikan) merupakan orang yang menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator.
e. Umpan balik (feedback) merupakan bagian atau unsur integral dalam komunikasi yang memungkinkan pembicara atau sumber memonitor proses dan menilai sukses usaha yang telah dilaksanakan dalam rangka mencapai respon yang diharapkan dari pihak penerima.
Media Pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi hambatan-hambatan komunikasi pendidikan. Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lain-lain dapat dibantu diatasi dengan pemanfaatan media pendidikan.
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut : (1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka), (2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, (3) Menimbulkan kegairahan belajar, (4) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, (5) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pemanfaatan media pendidikan ini diperlukan persiapan dan perencanaan membuat program media pembelajaran.
Persiapan dan perencanaan tersebut dapat diutarakan dengan langkah-langkah : (1)Merumuskan tujuan instruksional dengan operasionaldan khas, (2) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan, (3) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa, (4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan berupa tes atau penugasan, (5)Menulis naskah media, (6)Mengadakan tes dan revisi.
Istilah komunikasi pertama kali lahir dari bahasa latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antar dua orang atau lebih.
Maka lahirlah beberapa definisi dari pakar antara lain:
Sarjana komunikasi membuat sebuah definisi komunikasi lebih mengkhusus pada studi komunikasi antar manusia (human communication) bahwa :
Komunikasi adalah suatu interaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia, (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) berusaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku itu.
Everett M Rogers mendefinisikan komunikasi adalah “komunikasi adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah mereka. Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrences Kincaid (1981) yang melahirkan definisi baru yang menyatakan bahwa :
Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”.
Dance (1967) mendefinisikan komunikasi dalam kerangka kerja psikologi perilaku manusia yang luas melalui pendefinisian komunikasi manusia sebagai “ pengungkapan respon melalui simbol-simbol verbal”, dimana simbol-simbol verbal itu bertindak sebagai perangsang (stimuli) bagi respon yang terungkap tadi. Edwin Newman pun (1948) telah juga mendefinisikan komunikasi sebagai “ suatu proses ketika sejumlah orang diubah menjadi kelompok yang berfungsi”.
Aristoteles pun sebenarnya adalah salah seorang ahli psikologi yang pertama.Sekalipun pengetahuan psikologinya dapat dipahami, masih terbilang primitif, namun ia telah dengan gigih mengemukakan perlunya penyesuaian diri si pembicara (komunikator) kepada situasi para pendengarnya
Untuk itu jika dalam kondisi berkomunikasi, maka kita memiliki kesamaan dengan orang lain baik kesamaan dalam hal bahasa, simbol-simbol ataupun arti dari pesan yang disampaikan. Dalam proses komunikasi pun terjadi proses interaksi dan didalam sebuah interaksi terjadi situasi yang nyata. Komunikasi akan terbentuk jika adanya interaksi. Sehingga interaksi merupakan awal dari sebuah proses komunikasi. Dalam buku ini, akan lebih di jelaskan situasi nyata yang lebih khsusus yaitu “situasi kependidikan”. Dalam sebuah proses pendidikan terjadi interaksi edukatif antara pendidik dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini komunikasi antara guru dengan muridnya, maupun murid dengan murid. Lebih kepada komunikasi educative, yaitu komunikasi yang dikaitkan dengan usaha pencapaian suatu tujuan pendidkan yang telah ditentukan. Dengan demikian, komunikasi yang terjadi di dalam proses pembelajaran adalah komunikasi yang sengaja direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut.
komunikasi dilakukan oleh dua manusia atau lebih yang terjadi secara dua arah. Komunikasi yang demikian dinamakan komunikasi interaksi. Jika interaksi tersebut dikaitkan dengan pencapaian tujuan pembelajaran, maka dinamakan interaksi educative. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, komunikasi pendidikan adalah komunikasi yang terjadi dalam suasana pendidikan. Di sini komunikasi tidak lagi bebas, tetapi dikendalikan dan dikondisikan untuk tujuan-tujuan pendidikan.
C. Tujuan Komunikasi Pendidikan
Aristoteles mendefinisikan komunikasi sebagai semua cara yang dapat dilaksanakan untuk membujuk (persuasi). Tujuan komunikasi menurutnya adalah persuasi yaitu suatu usaha membawa orang lain ke sudut pandang pembicara (komunikator). Berdasarkan pengaruh psikologi daya tersebut tujuan komunikasi dapat dibedakan tiga aspek: 1. Informatif (yaitu yang berhubungan dengan pikiran), 2. Persuasif (yaitu yang berhubungan dengan jiwa), 3. Hiburan (berhubungan dengan jiwa). Saat ini tujuan komunikasi yang dibedakan dalam tiga aspek tersebut sudah tidak lagi dipegang, sejalan dengan teori tentang tingkah laku manusia manusia yang tidak lagi memandang adanya pemisahan secara dikotomis pikiran (kejiwaan) dan badan.
Dalam kehidupan manusia, sejak mulai perkembangannya dari masa kemasa, komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan, misalnya dalam mengajukan permintaan, pertanyaan, belajar fakta-fakta, memberikan perintah, dan sebagainya. Tujuan pokok dalam komunikasi adalah untuk mempengaruhi oranglain, atau mempengaruhi lingkungan fisik kita, dan menjadikan diri kita sebagai suatu agen yang dapat mempengaruhi, agen yang dapat menentukan atas lingkungan kita menjadi sesuatu yang kita maui. Dengan singkat, komunikasi untuk mempengaruhi dengan suatu maksud tertentu. Agar komunikasi mencapai tujuannya, baik sumber dan pesan memerlukan empat hal yaitu : keterampilan berkomunikasi, sikap, tingkatan pengetahuan dan posisinya dalam system sosiokultural.
Syarat keberhasilan komunikasi dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, yaitu :
Dilihat dari segi komunikator, yaitu (1) komunikator dipercaya oleh komunikan, (2) komunikator memiliki keterampilan berkomunikasi
Dilihat dari segi pesan, yaitu (1) pesan sesuai dengan kebutuhan komunikan dan dapat memenuhi kebutuhan komunikan, (2) isi pesan mempunyai kaitan dengan pengalaman komunikator dan komunikan dimasa lampau, (3) isi pesan cukup menarik.
Dilihat dari segi komunikan, yaitu (1) komunikan mampu menafsirkan isi pesan, (2) komunikan sadar bahwa isi pesan memenuhi kebutuhannya, (3) komunikan mempunyai perhatian terhadap pesan yang diterimanya.
Gambar 1 : komunikasi pendidikan dalam berbagai bentuk
Syarat keberhasilan pembelajaran tergantung pada (1) sumber (komunikator) atau guru yang menyampaikan materi pelajaran , (2) pesan yang disampaikan atau materi pelajaran, (3) komunikan atau siswa, mahasiswa dan semua orang yang berperan dalam menerima pesan, (4) konteks atau lingkungan tempat berlangsungnya pembelajaran, (5) system penyampaian atau berupa metode apa yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran, (6) tujuan pembelajaran yaitu apa yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Kiat Sukses Keberhasilan Komunikasi Pendidikan, yaitu : (1) Perumusan Strategi Komunikasi Pendidikan, Langkah-langkah perumusan strategi komunikasi : (1) Mengenal khalayak, (2) Menyusun pesan, (4) Menetapkan metode, (5) Seleksi Penggunaan Media
D. Prinsip- Prinsip Komunikasi Pendidikan
Telah dikemukakan bahwa komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi orang lain agar dapat melaksanakan tindakan tertentu seperti yang dikehendaki oleh sumber komunikasi melalui pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah “communication gap” atau “mis communication”, yang menunjukkan kegagalan dalam proses komunikasi yang dilaksanakan.
Dalam penggalan insi akan diuraikan beberapa prinsip yang kiranya memegang peranan dalam menjadikan proses komunikasi lebih efektif, sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai. Yang dimaksudkan adalah arti dalam proses komunikasi, gangguan (noise) dalam proses komunikasi, peranan empati, konsep tentang diri sendiri dan peranan umpan balik dalam komunikasi.
a. Arti dalam proses komunikasi
Arti (meaning) bukanlah merupakan sesuatu yang terletak dalam pesan dan berada diluar diri kita sebagai sesuatu yang bersifat eksternal. Arti berada di dalam diri orang atau subyek dan merupakan respon yang tidak menampak. Arti adalah dipelajari dan karenanya sifatnya pribadi dan menjadi milik kita. Kita mempelajari arti, kita menyempurnakanna, kita membuatnya keliru, kita melupakannya dan kita merubahnya. Arti berada didalam diri kita dan bukan didalam pesan, kita tidak menemukannya tetapi mengalaminya. Hanya orang yang memiliki arti-arti yang sama dengan kita sajalah kita dapat berkomunikasi. Sebaliknya, apabila tidak terdapat kesamaan dalam pemikiran arti tersebut, maka orang-orang tidak dapat berkomunikasi. Apabila arti kita temukan dalam kata-kata atau pesan, maka setiap orang akan dapat mengerti setiap kata (bahasa) dan setiap kode.
b. Gangguan (noise) dalam proses komunikasi
Menurut Shannon dan Weaver, gangguan merupakan salah satu unsur dalam proses komunikasi yang dapat menghambat efektivitas komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari, gangguan atau noise dihubungkan dengan kegaduhan atau suara keributan yang dapat mengganggu penerima pesan yang disampaikan. Gangguan dimaksudkan sebagai hal-hal yang dapat mengganggu kualitas signal. Dalam uraian ini ingin ditekankan jenis gangguan dalam proses komunikasi yang datang dari unsur-unsur komunikasi itu sendiri, yaitu yang berasal dari sumber, pesan, saluran dan penerima pesan. Hal ini disebabkan karena seringnya kita mengartikan bahwa gangguan hanya di pengaruhi dari factor lingkungan saja.
Gangguan proses komunikasi yang berasal dari sumber yaitu apa saja yang dilakukan sumber dalam hal ini komunikator, sehingga komunikan tidak dapat mengerti pesan yang disampaikannya. Misalnya kebiasaan menggunakan kata-kata yang berulang-ulang. Gangguan proses komunikasi berasal dari saluran komunikasi yang digunakan. Saluran komunikasi adalah berhubungan dengan macam alat-alat tertentu yang sering kali digunakan penerima untuk menerima pesan. Seringkali sumber salah memilih alat-alat komunikasi yang kurang tepat dalam memilih lambing-lambang, kata-kata yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan, misalnya seorang dosen menyampaikan materi kuliah lebih tepat disampaikan dengan menggunakan media visual, akan tetapi dosen menyampaikannya dengan menggunakan media audio, sehingga pesan / materi kuliah kurang dipahami oleh mahasiswa.
Gangguan komunikasi berasal dari pihak penerima. Gangguan yang berasal dari penerima, biasanya dipengaruhi oleh konsentrasi yang rendah, tidak adanya motivasi, kurangnya perhatian, kemampuan yang rendah, rasa lelah dan sebagainya. Sehingga peran sumber sangat penting dalam mempelajari kondisi dan keadaan penerima pesan sehingga pesan dapat disampaikan .
c. Peranan empati dalam komunikasi
Sebelum kita membahas peranan empati dalam komunikasi ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu, apa pengertian empati. Empati adalah yaitu kemauan untuk memproyeksikan diri kita sendiri ke dalam kepribadian atau pribadi orang lain. Empati mempunyai peranan penting dalam keberhasilan komunikasi. Dalam melaksanakan komunikasi, dalam sumber-sumber memilih kata-kata atau lambing-lambang yang digunakan untuk menyampaikan pesannya, sudah jelas sumber harus menganalisis bagaimana harapan-harapan yang terdapat pada penerima, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima sebaik-baiknya oleh penerima, karena tidak saja sesuai dengan pengalaman penerima, tetapi juga bahwa pesan yang disampaikan tersebut tidaklah bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut oleh penerima.
E. Unsur- Unsur Komunikasi Pendidikan
Dalam proses komunikasi, ada beberapa komponen/ unsur-unsur yang membangun sebuah komunikasi yang baik, jika ada seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima dan efek.
Berbicara tentang komponen atau unsur yang membangun terjadi suatu komunikasi, muncul beberapa pandangan yang berbeda dari para ahli. Ada yang berpendapat bahwa munculnya proses komunikasi cukup didukung oleh 3 unsur yaitu komunikator, pesan dan komunikan dan ada juga yang berpendapat bahwa umpan balik dan lingkungan cukup penting dalam proses komunikasi.
Yang dimana Unsur-unsur pendidikan itu pun melibatkan komunikasi yang terdiri dari :
a. Subjek yang dibimbing (peserta didik) yang dimana dalam proses komunikasi berperan sebagai komunikan yang dimana menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator (pendidik).
b. Orang yang membimbing (pendidik) yang dimana dalam proses komunikasi berperan sebagai komunikator yang menyampaikan pesan/ informasi yang biasanya berupa materi pelajaran.
c. Interaksi antara peserta didik (komunikan) dengan pendidik (komunikator)
d. Ke arah mana bimbingan di tujukan (tujuan pendidikan). Tujuan pendidika juga sangat di pengaruhi oleh apakah komunikasinya berjalan efektif atau tidak.
e. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
f. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode) merupakan proses komunikasi berlangsung dalam artian bagaimana merode pengajaran yang dilakukan. Peserta didik akan dapat menangkap materi pelajaran jika komunikasi berjalan dengan efektif.
g. Tempat di mana peristiwa berlangsung (lingkungan pendidikan).
Komunikasi yang efektif adalah salah satu perbuatan yang paling sukar dan kompleks yang pernah kita lakukan. Adapun unsur- unsur yang terdapat dalam proses komunikasi, yaitu :
a. Sumber pesan (komunikator) merupakan orang yang menyampaikan pesan (message) kepada orang lain.
b. Pesan (message)merupakan informasi, isi atan materi yang ingin disampaikan. Dalam pendidikan biasanya berupa materi pelajaran
c. Channel (perantara) yang digunakan dalam menyampaikan pesan, biasanya dalam proses pembelajaran perantara (channel) dapat berupa papan tulis, OHP dan media-media pendidikan lainnya.
d. Penerima pesan (komunikan) merupakan orang yang menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator.
e. Umpan balik (feedback) merupakan bagian atau unsur integral dalam komunikasi yang memungkinkan pembicara atau sumber memonitor proses dan menilai sukses usaha yang telah dilaksanakan dalam rangka mencapai respon yang diharapkan dari pihak penerima.
Media Pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi hambatan-hambatan komunikasi pendidikan. Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lain-lain dapat dibantu diatasi dengan pemanfaatan media pendidikan.
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut : (1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka), (2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, (3) Menimbulkan kegairahan belajar, (4) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, (5) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pemanfaatan media pendidikan ini diperlukan persiapan dan perencanaan membuat program media pembelajaran.
Persiapan dan perencanaan tersebut dapat diutarakan dengan langkah-langkah : (1)Merumuskan tujuan instruksional dengan operasionaldan khas, (2) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan, (3) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa, (4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan berupa tes atau penugasan, (5)Menulis naskah media, (6)Mengadakan tes dan revisi.
Senin, 05 April 2010
MAKALAH METODE PEMBELAJARAN
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mengajar belajar adalah kegiatan guru murid untuk mencapai tujuan tertentu. Di duga, makin jelas tujuan makin besar kemungkinan ditemukan metode penyampaian, yang paling serasi. Namun tidak ada pegangan yang pasti tentang cara mendapatkan metode mengajar yang paling tepat. Tepat tidaknya suatu metode, baru terbukti dari hasil belajar murid.
Mengajar pada umumnya usaha guru untuk menciptakan kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi antara murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat pelajaran dan sebagainya yang disebut dengan proses belajar, sehingga tercapai tujuan yang telah ditentukan. Demikian pula menggunakan suatu metode mengajar untuk segala tujuan belajar tidak akan efektif. Yang menimbulkan kesulitan ialah untuk mengetahui yang manakah metode yang paling serasi untuk mencapai tujuan pelajaran tertentu.
Konsep guru tentang apakah mengajar itu sangat menentukan metode mengajar manakah yang akan diutamakan. Sebelum melakukan proses pembelajaran, sebaiknya seorang pebelajar terlebih dahulu mencari metode mana yang tepat untuk digunakan yang disesuaikan dengan mata pelajaran, jumlah siswa dan kondisi siswa itu sendiri. Untuk itu, akan lebih dikaji jenis-jenis metode pembelajaran serta karakteristik dari tiap-tiap metode tersebut dan kelebihan serta kekurangan dari tiap-tiap metode.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka Rumusan masalah adalah sebagai berikut:
a. Apa pengertian metode pembelajaran?
b. Sebutkan prinsip-prinsip metode pembelajaran?
c. Sebutkan jenis-jenis metode pembelajaran?
d. Jelaskan tujuan metode-metode pembelajaran?
e. Jelaskan bagaimana hubungan metode pembelajaran sebagai desain instruksional?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan adalah sebagai berikut:
a. Dapat menjelaskan pengertian metode pembelajaran
b. Dapat menjelaskan dan menyebutkan prinsip-prinsip metode pembelajaran
c. Dapat menjelaskan jenis-jenis metode pembelajaran
d. Dapat menjelaskan tujuan metode-metode pembelajaran.
e. Dapat menjelaskan hubungan antara metode pembelajaran dengan desain instruksional
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode berasal dari bahasa latin, metodos yang artinya “jalan atau cara”. Akan tetapi menurut Robert Ulich, istilah metode berasal dari bahasa Yunani: meta ton odon, yang artinya brlangsung menurut cara yang benar (to proceed according to the right way).
Adapun Defenisi Metode Pengajaran antara lain :
a. Menurut BIGGS ( 1991 )
Metode Pembelajaran adalah Cara – cara untuk menajikan bahan – bahan Pembelajaran kepada Siswa – siswi untuk tercapainyatujuan yang telah ditetapkan.
b. Menurut ADRIAN ( 2004 )
Metode Pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara – cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling beriteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam artian tujuan pengajaran tercapai.
Sehingga berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara, model, atau serangkaian bentuk kegiatan belajar yang diterapkan pendidik kepada anak didiknya guna meningkatkan motivasi belajar si terdidik guna tercapainya tujuan pengajaran.
2. Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran
Pembelajaran efektif menguatkan pembelajaran praktek dalam tindakan
Pembelajaran efektif mengintegrasikan komponen-komponen kurikulum inti.
Pembelajaran efektif bersifat dinamis dan dapat mengbangkitkan kegairahan.
Pembelajaran efektif merupakan perpaduan antara seni dan ilmu tentang pengajaran .
Pembelajaran efektif membutuhkan pemahaman komprehensif tentang siklus pembelajaran.
Pembelajaran efektif dapat menemukan ekspresi terbaiknay ketika guru berkolaborasi untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan menemukan bentuk praktek mengajar yang efektif..
Peran guru dalam melaksanakan metode pembelajaran.
• Memperhatikan dan bersifat positif.
• Mempersiapkan baik isi materi pelajaran maupun praktek pembelajarannya
• Memiliki ekspektasi yang tinngi terhadap siswanya
• Memiliki sensivitas dan sadar akan adanya hubungan antara guru,siswa, serta tugas masing-masing
• Konsisten dan memberikan umpang balik kepada siswa.
Peran siswa dalam melaksanakan metode pembelajaran
• Tertarik pada topic yang sedang di bahas
• Dapat melihat relevansi topik yang sedang dibahas
• Merasa aman dalam lingkungan sekolah
• Terlibat dalam mengambil keputusan belajarnya
• Memiliki motivasi
• Melihat hubungan antara pendekatan pembelajaran yang di gunakan dengan pengalaman belajar yang akan di capai.
Tugas pembelajaran
• Spesifik dan dapat dikelolah dengan baik
• Kemampuan yang dapat dicapai dan menarik bagi siswa
• Secara aktif melibatkan siswa
• Bersifat menentang dan relevan bagi kebutuhan siswa
Variabel-Variabel Dalam Memilih Bentuk Pembelajaran
Sejumlah variabel sebaiknya dijadikan pertimbangan ketika guru menyeleksi model pembelajaran, strategi, dan metode-metode yang akan digunakan. Variabel-variabel tersebut diantaranya :
• Hasil dan pengalaman belajar siswa yang diinginkan
• Urutan pembelajaran (sequence) yang selaras : deduktif atau induktif
• Tingkaatan pilihan dan tanggung jawab siswa (degree)
• Pola interaksi yang memunkinkan
• Keterbatasan praktek yang ada.
3. Jenis – jenis Metode Mengajar
Suatu metode mengajar tertentu tidak dapat serba guna, karena ia hanya mungkin cocok untuk suatu kegiatan tertentu. Pemilihan metode mengajar ditentukan oleh hasil yang ingin dicapai. Ada beberapa metode mengajar yang lazim digunakan dalam proses belajar. Dalam buku Pedoman Kerja Sekolah Pendidikan Guru Jilid I, dikemukakan delapan macam metode dari metode ceramah sampai metode karya wisata dan dalam buku Teaching Strategies yang ditulis oleh Donald C Orlich, et.el, terdapat metode simulasi.
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Metode ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa. Dalam pengajaran yang menggunakan metode ceramah terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru yang selalu dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak disamping menerima informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan diri.
Metode ceramah cocok untuk :
a. Penyampaian sejumlah fakta yang sumbernya tidak ada pada siswa
b. Penyampaian sejumlah fakta pada siswa yang besar sehingga tidak mungkin bentuk lain (sekitar 75 orang)
c. Penyampaian kesimpulan tertentu yang sebelumnya telah dipelajari.
Metode ceramah akan berhasil baik jika :
a. Guru merupakan pembicara yang bersemangat
b. Guru menggunakan alat bantu seperti gambar, tulisan, peta, dan papan tulis atau OHP untuk menerangkan secara ringkas inti ceramahnya.
Langkah – langkah metode ceramah:
a. Tujuan harus dirumuskan sekhusus mungkin
b. Diselidiki wajar tidaknya penggunaan metode
c. Bahan disusun dengan memperhatikan syarat-syaratnya :
Dapat dipahami dengan jelas
Menangkap perhatian siswa
Memperlihatkan kepada pendengar bahwa bahan yang disampaikan itu berguna bagi kehidupan.
Menanamkan perhatian yang jelas
2. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam mengemukakan pokok – pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan dibahas
Metode Tanya jawab baik untuk :
a. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Melibatkan siswa pada masalah yang akan dihadapi sehingga berpartisipasi lebih aktif
c. Memeriksa ketelitian dalam membaca atau mengamati sesuatu
Metode Tanya jawab akan berhasil baik jika :
a. guru mampu mengemukakan pertanyaan – pertanyaan yang merangsang siswa untuk berfikir.
b. Siswa memiliki keberanian mengemukakan pikirannya secara bebas
c. Giliran menjawab diberikan secara merata, tidak terpusat pada siswa-siswa tertentu saja
Langkah – langkah metode Tanya jawab :
a. Merumuskan pertanyaan dalam bentuk khusus perilaku siswa
b. Membuat beberapa pertanyaan yang dapat menggiring siswa kepada tujuan.
c. Meneliti mengapa mereka mengajukan pertanyaan. Mengusahakan supaya siswa itu berpartisipasi atau meringkaskan pelajaran yang lampau.
d. Memutuskan jawaban-jawaban yang diterima dan yang akan dilaksanakan
3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan pendapat. Dengan metode diskusi keberanian dan kreativitas siswa dalam mengemukakan gagasan menjadi terangsang, siswa terbiasa bertukar pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran bersama
Metode diskusi baik untuk :
a. Menyadarkan siswa bahwa ada masalah yang dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan hanya satu jalan atau jawaban saja.
b. Menyadarkan siswa bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif yang memungkinkan perolehan suatu keputusan yang lebih baik
c. Membiasakan siswa suka mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri. Membiasakan bersifat toleransi.
d. Menimbulkan kesanggupan pada siswa-siswa merumuskan pikirannya sendiri secara teratur dan dalam bentuk yang dapat diterima oleh orang lain.
Metode diskusi akan berhasil baik jika :
a. Guru mengetahui tugasnya sebagai pemimpin diskusi, pengatur lalu lintas kesempatan, dinding penangkis dan petunjuk jalan pembicaraan.
b. Siswa mengetahui peranannya sebagai peserta yang aktif mendengarkan berbagai pendapat, berbicara mengenai masalah dan tidak melantur memberikan sumbangan pikiran, dapat kebenaran pendapat orang lain.
c. Pemimpin diskusi merumuskan dengan jelas permasalahan yang akan didiskusikan, dan peserta memiliki pengetahuan yang diperlukan dalam pemecahan masalah tersebut.
4. Metode Pemberian Tugas Belajar (Resitasi)
Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dlam metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.
Metode ini baik untuk :
a. Mengaktifkan siswa mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca, mengerjakan soal-soal dan mencoba sendiri, menghindari penegasan yang tidak terarah
b. Mengembangkan inisiatif serta tanggung jawab siswa terhadap penggunaan dan penerapan informasi dan pengetahuan dalam menghadapi masalah actual sehari-hari
Metode permberian tugas belajar akan berhasil jika ;
a. Tugas- tugas yang diberikan terbatas dan jelas apa yang menjadi masalah atau yang perlu dipecahkan
b. Tugas-tugas dipahami siswa sebagai suatu yang memang sudah sewajarnya, sebab menyangkut kehidupan yang bermakna.
c. Terdapat fasilitas, misalnya buku-buku untuk meyelesaikan tugas-tugas
d. Diperhitungkan taraf kesukaran atau berat tidaknya tugas dengan kemampuan siswa.
5. Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat – alat bantu pengajaran seperti benda – benda miniatur, gambar, perangkat alat – alat laboratorium dan lain – lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain – lain peragaan konsep serta fakta yang memungkinkan.
Metode demonstasi dan eksperimen baik untuk ;
a. Membantu siswa utnuk memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian karena menarik.
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan karena menggunakan bahasa yang lebih terbatas
c. Menghindari verbalisme
d. Memberikan keterampilan khusus
Metode demonstrasi dan eksperimen akan berhasil jika :
a. Guru sebelumnya telah dapat mengumpulkan alat-alat yang diperlukan
b. Semua siswa dapat mengikuti Demonstrasi-Eksperimen
c. Guru telah menetapkan secara garis besar langkah-langkah demonstrasi-eksperimen serta perkiraan jumlah waktu yang diperlukan
Langkah-langkah metode demonstrasi-eksperimen
a. Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat dicapai dan dilaksanakan oleh siswa sendiri sesudah demonstrasi dan eksperimen berakhir.
b. Menyelidiki keefektifan penggunaan metode ini untuk mencapai tujuan
c. Menetapkan garis-garis besar setiap langkah suatu demonstrasi atau eksperimen untuk dicobakan guna menambah hal-hal yang masih kurang atau terlupakan
d. Memperhitungkan jumlah waktu yang diperlukan dengan perimbangan memberikan kesempatan pada siswa mengajukan pertanyaan dan membuat pertanyaan.
e. Menetapkan rencana guru sesudah eksperimen- demonstrasi berakhir untuk menilai hasil pelajaran
6. Metode Kerja Kelompok
Dalam metode ini terjadi interaksi antar anggota kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu. Model belajar kooperatif yang sering diperbincangkan yaitu belajar kooperatif model jigsaw yakni tiap anggota kelompok mempelajari materi yang berbeda untuk disampaikan atau diajarkan pada teman sekelompoknya.
Metode kerja kelompok baik untuk :
a. Memperbaiki perbedaan individual siswa dalam bidang kemampuan belajar atau minat
b. Memberikan kesempatan pada siswa utnuk berperan serta secara aktif.
c. Memberikan pengalaman mengorganisasi atau mengelola pengetahuan yang telah dimiliki untuk pemecahan suatu masalah kelompok
Metode kerja kelompok akan berhasil baik jika :
a. Guru memberikan tugas pada setiap kelompok untuk dilaksanakan tanpa memberikan bantuan
b. Guru mengamati kegiatan setiap kelompok. Ketua kelompok menjaga agar pembicaraan dalam kelompok tidak menyimpang dari pokok masalah dan tidak ada orang-orang tertentu yang memonopoli pembicaraan
c. Siswa mengetahui dengan jelas tugasnya dan kewajibannya dalam kelompok serta waktu yagn tersedia
7. Metode Sosio Drama
Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolah – olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam metode ini siswa berkesempatanm terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu lama.
Metode sosio Drama baik untuk :
a. Memberikan kesempatan pada siswa didalam menghadapi masalah social: menempatkan diri pada tempat orang lain
b. Meluaskan pandangan siswa
c. Memberikan kemungkinan bagi pemahaman orang lain beserta masalahnya : menempatkan diri sendiri pada tempat orang lain
Metode sosio drama dapat berhasil dengan baik jika :
a. Masalah yang diperankan menyangkut relasi antara manusia
b. Masalah yang diperankan terletak dalam bidang perhatian siswa
c. Penonton/ pendengar adalah siswa-siswa yang tidak sedang memerankan, tetapi tahu kewajibannya
d. Guru melukiskan masalah yang diperankan dengan jelas
e. Di dalam memerankan, siswa-siswa mendapat kebebasan sepenuhnya: makin spontan makin bagus
f. Guru menghentikan drama pada titik puncak drama
g. Penyelesaian pemecahan relasi antara manusia itu dilanjutkan dengan diskusi umum
Langkah-langkah metode sosio drama :
a. Guru menerangkan teknik-teknik secara sederhana
b. Situasi yang dipilih sesuai dengan kemampuan dan menarik minat
c. Guru menceritakan peristiwa itu secukupnya untuk mengantar adegan
d. Pilihlah untuk pertama kali siswa-siswa yang kiranya dapat melaksanakan tugas itu
e. Menetapkan dengan jelas masalah dan peranan yang harus dimainkan
f. Guru menetapkan peranan pendengar
g. Guru dapat menyarankan kalimat pertama
h. Guru menghentikan sosio drama pada titik puncak dan membuka diskusi umum
i. Dapat pula hasil diskusi siswa-siswa lain dijadikan bahan untuk menyelesaikan masalah.
8. Metode karya Wisata
Metode karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, dapat meransang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan aktual, siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi karyawisata memerlukan waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan persiapan yang tidak sebentar.
Metode karya wisata baik untuk:
a. Memberikan pengertian lebih jelas dengan alat peraga langsung
b. Mendorong siswa mengenal lingkungan dengan baik
c. Membangkitkan penghargaan dan cinta terhadap lingkungan atau tanah air
Metode karya wisata dapat berhasil dengan baik jika :
a. Guru menyelidiki apakah objek karya wisata itu cocok untuk mencapai tujuan
b. Semua siswa dapat mengunjungi objek karya wisata serta kembali dengan mudah.
c. Memperhitungkan waktu yang tersedia
d. Sebelum karya wisata, siswa-siswa diberitahukan pokok-poko yang akan dan perlu diperhitungkan
e. Pembiayaan karya wisata tidak dibebankan kepada siswa
Langkah-langkah metode karyawisata
a. Meramu tujuan dengan jelas sehingga tampak wajar tidaknya metode ini digunakan
b. Menyelidiki objek yang akan ditinjau dan memperhitungkan hal-hal yang mungkin akan menjadi hambatan
c. Meminta izin kepada penguasa objek yang akan ditinjau
d. Jika keluar kota, minta izin siswa-siswa pada orang tua mereka.
e. Memeriksa perlengkapan mereka masing-masing sebelum mereka berangkat
f. Jelaskan tujuan karyawisata pada siswa-siswa dan siapkan pertanyaan yang harus mereka jawab.
g. Tentukan tata tertib selama karya wisata
h. Bila peserta banyak, bagilah siswa-siswa kedalam kelompok dengan ketua serta tugasnya masing-masing
i. Setelah sampai ditempat yang ditinjau berikan waktu untuk menyelesaikan tugasnya
j. Bawalah siswa semua kembali ke sekolah
k. Hasil karya wisata berupa laporan didiskusikan pada kesempatan lain
l. Hasil karya wisata berupa benda-benda yang dikumpulkan oleh siswa akan dipamerkan.
9. Metode Permainan Simulasi
Simulasi berasal dari bahasa inggris “simulation” yang artinya tiruan. Suatu yang mewakili atau mencerminkan peristiwa nyata yang dapat direkayasa menurut kebutuhan. Di dalamnya siswa-siswa merupakan peserta yang aktif mempelajari perilaku atau melaksanakan beberapa keterampilan atau pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya.
Metode permainan simulasi baik untuk :
a. Mengembangkan perubahan-perubahan dalam sikap
b. Merubah perilaku atau kebiasaan yang kurang baik
c. Mempersiapkan peserta untuk memperkirakan peran baru pada waktu yang akan dating.
d. Membantu siswa-siswa untuk mengerti peranannya yang sekarang.
e. Meningkatkan kemampuan siswa untuk mengemukakan prinsip-prinsip
f. Mengurangi masalah-masalah atau situasi-situasi yang kompleks untuk hal-hal yang dapat diatur
g. Menggambarkan peranan-peranan yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang, tetapi orang itu mungkin tidak pernah memperhitungkannya
h. Mendorong atau member motivasi kepada siswa-siswa
i. Mengembangkan proses analitik
j. Mempekakan siswa-siswa terhadap peranan kehidupan orang lain
Metode permainan simulasi dapat berhasil dengan baik jika :
a. Diketahui maksud atau tujuan yang ingin dicapai
b. Diketahui prosedir, cara dan aturan permainan
c. Tersedia perangkat permainan
d. Tersedia peserta yang berminat, fasilitator dan manusia sumber
e. Fasilitator dapat mengatur jalannya permainan
f. Tema dan materi permainan cukup jelas.
10. Metode studi Kasus
Metode ini berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian, atau situasi tertentu kemudian siswa ditugasi mencari alternative pemecahannya. Kemudiaan metode ini dapat juga digunakan untuk mengembangkan berfikir kritis dan menemukan solusi baru dari suatu topic yang dipecahkan.
Metode ini dapat dikembangkan atau diterapkan pada siswa,manakala siswa memiliki pengetahuan awal tentang masalah ini.
Metode ini memiliki keterbatasan sebagai berikut :
a. Mendapat kasus yang telah ditulis dengan baik sebagai hasil penelitian lapangan dan sesuai dengan lingkungan kehidupan siswa
b. Mengembangkan kasus sangat mahal
11. Metode Simposium
Metode symposium adalah metode yang memaparkan suatu seri pembicaraan dalam berbagai kelompok topic dalam bidang materi tertentu. Materi-materi tersebut disampaikan oleh ahli dalam bidangnya, setelah itu peserta dapat menyampaikan pertanyaan dan sebagainya kepada pembicara
Sebuah symposium hamper menyerupai panel, karena symposium harus pula terdiri atas beberapa pembicara, sedikti dua orang. Tetapi, symposium berbeda dengan panel didalam cara pembahasan persoalan. Sifatnya lebih formal. Seorang anggota symposium terlebih dahulu menyiapkan pembicaranya menurut suatu titik pandangan tertentu. Terhadap suatu persoalan yang sama diadakan permbahasan dari berbagai sudut pandangan dan disoroti dati titik tolak yang berbeda-beda.
12. Metode Tutorial
Metode tutorial merupakan cara menyampaikan bahan pelajaran yang telah dikembangkan dalam bentuk modul untuk dipelajari siswa secara mandiri. Siswa dapat mengkonsultasikan tentang masalah-masalah dan kemajuan yang ditemuinya secara periodic.
13. Metode Problem Solving
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
14. Metode Seminar
Metode seminar merupakan kegiatan belajar sekelompok siswa utnuk membahas topic, masalah tertentu. Setiap anggota kelompok seminar dituntut agar berperan aktif dan kepada mereka dibebankan tanggungjawab untuk mendapatkan solusi dari topic, masalah yang dipecahkannya. Guru bertindak sebagai narasumber.
Seminar merupakan pembahasan yang bersifat ilmiah, topic pembicaraan adalah hal-hal yang bertalian dengan masalah kehidupan sehari-hari. Sebuah seminar adalah sebuah kegiatan pembahasan yang mencari pedoman-pedoman atau pemecahan-pemecahan masalah masalah tertentu. Itulah sebabnya maka seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan-kesimpulan dan keputusan-keputusan yang merupakan hasil kesepakatan semua peserta.
15. Metode deduktif
Metode deduktif merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau contoh-contohnya dalam situasi tertentu. Metode ini menjelaskan teoritis ke bentuk realitas atau menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus.
Metode ini tepat dipergunakan bila :
a. Siswa belum mengenal pengetahuan yang sedang dipelajari
b. Isi pelajaran meliputi terminology, teknis dan bidang yang kurang membutuhkan proses berfikir kritis
c. Pengajaran mengenai pelajaran tersebut mempunyai persiapan yang baik dan pembicaraan yang baik
d. Waktu yang tersedia sedikit
16. Metode Induktif
Metode induktif dimulai dengan pemberian berbagai kasus, fakta, contoh atau sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing utnuk berusah keras mensintesiskan, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar dari pelajaran tersebut. Metode ini disebut Discovery atau Socratic
Metode ini digunakan manakala :
a. Siswa telah mengenal atau telah mempunyai pengalaman yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut.
b. Yang diajarkan berupa keterampilan komunikasi antar pribadi, sikap, pemecahan dan pengambilan keputusan
c. Pengajar mempunyai keterampilan fleksibel, terampil mengajukan pertanyaan mengulang pertanyaan dan sabar
d. Waktu yang tersedia cukup panjang.
17. Metode mengarang
Mengarang: Cara belajar mengajar untuk mendorong dan membuat siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan menciptakan suatu alternatif dari pokok masalah (thema) yang mengandung nilai-nilai tertentu
18. Metode beemain peran (Role playing)
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Metode ini dapat dipergunakan didalam mempraktikkan isi pelajaran yang baru. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
4. Tujuan metode-metode pembelajaran.
1. Metode Ceramah
Alasan penggunaan:
1) agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung
2) penyajian materi pelajaran sistimatis (idak berbelitbelit)
3) untuk merangsang siswa belajar aktif
4) untuk memberikan feed back (balikan)
5) untuk memberikan motivasi belajar
c. Tujuan Metode ceramah digunakan dengan tujuan untuk:
1) menyampaikan informasi atau materi pelajaran
2) membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa untuk belajar
3) memperjelas materi pelajaran
d. Manfaat Metode ceramah dapat digunakan dalam hal:
1) jumlah siswa cukup besar
2) sebagai pengantar atau menyimpulkan materi yang telah dipelajari
2. Metode Tanya jawab .
Alasan Penggunaan
1) untuk meninjau pelajaran yang lain
2) agar siswa memusatkan perhatian terhadap kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pelajaran berikut
3) untuk menangkap perhatian siswa serta memimpin pengamatan dan pemikiran siswa
Tujuan Metode tanya jawab digunakan dengan tujuan untuk:
1) mengetahui penguasaan bahan pelajaran melalui ingatan dan pengungkapan perasaan serta sikap siswa tentang fakta yang dipelajari, didengar atau dibaca
2) mengetahui jalan berpikir siswa secara sistematis dan logis dalam memecahkan masalah (cara berpikir siswa tidak meloncat-loncat dalam menangkap dan memecahkan suatu masalah). 3) Memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian pelajar yang dipandang penting serta mampu menyimpulkan
4) Membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta jawabannya yang benar dan tepat.
Manfaat penggunaan metode tanya jawab
1) pertanyaan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa, serta mampu menghubungkan pelajaran lama dengan yang baru
2) pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang bersifat pengungkapan kembali dapat memperkuat ingatan (assosiasi) antara pertanyaan dengan jawaban
3) pertanyaan pikiran yang meminta jawaban yang harus dipikirkan, menafsirkan, menganalisis dan menarik kesimpulan dapat mengembangkan cara-cara beripikir logis dan sistematis
4) pertanyaan dapat mengurangi proses lupa karena jawaban yang diperoleh atau dikemukakan dioleh dalam suasana yang serius dan pemusatan perhatian terhadap jawaban. Apabila jawaban dibenarkan oleh guru, maka rasa gembira tersebut akan memperkuat jawaban itu tersimpan dalam iengatan siswa
5) jawaban yang salah segera dapat dikoreksi
6) pertanyaan akan merangsang siswa beripikir dan memusatkan perhatian pada satu pokok perhatian
7) pertanyaan dapat membangkitkan hasrat melakukan penyelidikan yang mengarahkan siswa beripikir secara ilmiah
8) pertanyaan fakta atau masalah dapat mengarahkan belajar seperti yang dituju oleh suatu mata pelajaran yang dapat membantu siswa mengetahui bagian-bagian yang perlu diketahui dan diingat
9) pertanyaan dapat digunakan untuk tujuan latihan dan mengulang'
10)siswa belajar menjawab pertanyaan dengan benar, baik isi jawaban maupun susunan bahasa yang dipergunakan untuk mengekspresikan perasaan dan ide-ide atau pikirannya sehingga dapat didengar, ditelaah dan dinilai oleh guru
11)siswa juga diajak berani bertanya untuk kepentingan proses belajar mengajar dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu siswa belajar mengemukakan pertanyaan yang layak dan menghargai pertanyaan orang lain
3. Metode Diskusi
Alasan penggunaan.
Di dalam kehidupan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, diskusi banyak digunakan sebagai salah satu cara untuk memecahkan masalah dan telah menjadi bgian dari kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu metode ini dipandangn penting dikembangkan oleh guru di sekolah
Tujuan
Tujuan penggunaan metode diskusi adalah agar siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu
Manfaat penggunaan metode diskusi untuk:
1) menumbuhkan dan membina sikap serta perbuatan siswa yang demokratis
2) menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara berpikir kritis, analitis, dan logis
3) memupuk rasa kerjasama, sikap toleransi dan rasa sosial
4) membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar
4. Metode Observasi
Pengertian Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisa dan mengadakan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.
Alasan penggunaan metode observasi
1) melatih siswa untuk peka terhadap peristiwa atau gejala yang tejadi dalam lingkungannya
2) metode observasi dapat mencatat data atau gejala-gejala yang terjadi, maka dapat digunakan untuk melatih siswa dalam mengadakan evaluasi.
Tujuan Tujuan digunakan metode observasi adalah:
1) untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah dan di kelas
2) untuk melihat, mengamati dan menghayatinya secara langsung dan nyata mengenai obyek tertentu
3) untuk menanamkan nilai moral pada siswa
Manfaat menggunakan metode observasi yaitu :
1) menambah wawasan bagi siswa mengenai peristiwa, gejala atau kejadian yang terjadi dalam lingkunganny atau obyek yang diamati
2) melatih kecerdasan dan kepekaan siswa terhadap kejadiankejadian yang ada dilingkungannya
3) menanamkan nilai moral pada siswa .
5. Metode Peragaan
Metode peragaan adalah cara penyajian materi pelajaran melalui peragaan. Kegiatan peragaan dapat berupa meragakan cara kerja, perilaku tertenu dan sebagainya
Alasan penggunaan:
Hasil belajar yang akan diperoleh khususnya aspek psikomotorik lebih mudah dicapai dengan melibatkan siswa secara aktif melalui kegiatan peragaan
Tujuan: Penggunaan metode peragaan dengan tujuan:
1) untuk memperjelas cara kerja sesuatu, atau perilaku tertentu
2) untuk memperjelas konsep/pengertian sesuatu
Manfaatpenggunaan metode peragaan yaitu :
1) siswa memperoleh kejelasan mengenai cara kerja sesuatu (mengembangkan aspek motorik)
2) siswa memperoleh kejelasan contoh perilaku tertentu (menanamkan aspek afektif
3) siswa memperoleh kejelasan mengenai pengertian/konsep mengenai sesuatu
6. Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Problem Solving adalah suatu metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau secara kelompok Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan masalah secara rasional, logis, benar dan tepat, tekanannya pada proses pemecahan masalah dengan penentuan alternatif yang berguna saja Metode ini baik untuk melatih kesanggupan siswa dalam memecahkan terlepas dari masalah-masalah kesulitan atau yang dihadapi yang dalam harus kehidupannya, mengingat tidak ada manusia yang dapat masalah diselesaikan secara rasional
Alasan penggunaan
1) Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja
2) Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan masalah siswa secara menghadapi terampil, hal dan ini memecahkan merupakan kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia
3) Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif danmenyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan proses runtut dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencapai pemecahannya.
Tujuan penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) adalah sebagai berikut:
1) Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalahmasalah secara rasiona
2) Dalam memecahkan masalah dapat dilakukan secara individual maupun secara bersama-sama
3) 3) Mencari cara pemecahan masalah untuk meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri.
Manfaat: Manfaat yang diperoleh dari penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) antara lain:
1) Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah serta mengambil keputusan secara obyektif dan rasional
2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis dan analitis
3) Mengembangkan sikap toleransi terhadap orang lain serta sikap hati-hati dalam mengemukakan pendapat
4) Memberikan pengalaman proses dalam menarik kesimpulan bagi siswa
7. Metode Karyawisata
Metode karyawisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas. Karya= kerja, wisata= pergi Karyawisata = pergi bekerja. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalamwaktu singkap beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari.
Alasan Penggunaan Metode Karyawisata
1) Obyek yang akan dipelajari tidak dapat dibawa kedalam kelas karena, misalnya: a) terlalu besar/berat b) berbahaya c) akan berubah bila berpindah tempat d) obyek terdapat di tempat tertentu
2) Kepentingan siswa dalam rangka melengkapi proses belajar mengajar
Tujuan penggunaan metode karyawisata antara lain:
1) untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau kelas
2) untuk melihat, mengamati, menghayati secara langsung dannyata mengenai obyek tersebut 3) untuk menanamkan nilai moral pada siswa
Manfaat Penggunaan menggunakan metode karyawisata yaitu:
1) siswa memperoleh pengalaman yang nyata mengenai obyek studi dalam kegiatan karyawisata
2) dapat memberikan motivasi untuk mendalami materi pelajaran
8.Metode Mengarang (Ekspresi).
Alasan pengunaan metode mengarang: Terutama untuk mengembangkan dan melatih daya pikir dan cipta/imajinasi siswa atas nilai yang menjadi tujuan dalam pokok bahasan
Tujuan: Metode mengarang bertujuan untuk mengembangkan:
1) Sikap kemandirian
2) Daya cipta dan daya pikir siswa
Manfaatnya, terutama untuk:
1) Media ekspresi pikiran dan wawasan (estetis) siswa
2) Mengembangkan kemampuan menulis dan penguasaan cara komunikasi secara rasional dan tertulis
3) Mengembangkan daya analisis-rasional
9. Metode Pemberian Tugas
Alasan/Rasional Penggunaan Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk melakukan kegiatan yang dapat menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Oleh karena itu metode pemberian tugas dapat dipergunakan untuk mendukung metode pembelajaran yang lain.
Tujuan Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan:
1) menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif
2) mendorong perilaku kreatif
3) membiasakan berpikir komprehensif
4) memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran
Manfaat Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan terencana dapat bermanfaat untuk:
1) menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam lingkungan bersama (kolektif) maupun sendiri
2) melatih cara mencari informasi secara langsung dari sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat
3) menumbuhkan suasana pembelajaran yang menggairahkan (rekreatif)
10. Metode Simulasi
Alasan penggunaan Alasan pemilihan metode simulasi, untuk memudahkan siswa dan guru "mengalami" pola atau model kehidupan dan nilai praktis dari suatu pokok masalah tanpa langsung ke dalam suasa alamiah (yang sebenarnya).
Tujuan Metode simulasi digunakan untuk:
1) melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat keahlian (profesional) maupun keterampilan dalam hidup seharihari
2) memperoleh pemahaman tentang suatu pengertian (konsep) atau prinsip
3) latihan memecahkan masalah
Manfaat Metode simulasi dapat untuk:
1) meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan melibatkan diri dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya
2) memberikan kelompok
3) melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok
4) menimbulkan dan memupuk daya imaginasi siswa
5) melatih siswa untuk memahami dan menghargai pendapat
12. Metode Permainan
Alasan/rasional penggunaan Penanaman dan pengembangan konsep, nilai, moral dan norma, dapat dicapai bilamana siswa secara langsung bekerja dan melakukan interaksi satu sama lainnya dan pemecahan masalah dilakukan melalui peragaan. Oleh karena itu metode ini dapat menghasilkan suatu pengalaman yang berharga bagi siswa
Tujuan Penggunaan metode permainan bertujuan untuk
1) mengajarkan perngertian (konsep)
2) menanamkan nilai
3) memecahkan masalah
4. Metode Pembelajaran Sebagai Komponen Desain Instruksional
Metode belajar-mengajar sebagai komponen system instruksional mempunyai peranan penting karena merupakan cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Ada banyak cara yang dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan instruksional. Yang menjadi persoalan ialah apakah cara tersebut cukup efisien, efektif atau tidak. Dalam menyusun desain instruksional seorang guru memilih dan menetapkan penggunaan metode yang efesien dan efektif bagi pencapaian tujuan belajar secara optimal. Seorang guru yang berfikir dan bertindak secara sistemik selalu melihat bahwa nilai atau taraf efisiensi dan efektivitas suatu metode banyak ditentukan oleh kesesuaian metode tersebut dengan komponen-komponen instruksional yang lain seperti tujuan, materi, dan sumber, sarana, lingkungan belajar dan sebagainya.
1. Hubungan metode dengan tujuan
Hubungan antara kedua komponen instruksional ini demikian eratnya karena metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan-maka metpde harus sinkron dengan tujuan. Jika tidak, dapat menjadi perintang terhadap pencapaian tujuan. Jenis keterampilan apakah yang dapat diperoleh siswa dalam belajar jika guru hanya menceramahkan teori sebagai metode belajar.
Tujuan metode
Siswa dapat menganalis isi karangan, pemberian tugas membaca dan
Menarik kesimpilan dan menilai menjawab sejumlah pertanyaan bimbingan
Siswa dapat menemukan masalah dan Brain Storming (curah pendapat),
Mengidentifikasi alat pemecahan Tanya jawab dan pemberian tugas
Persoalan tersebut.
Siswa terampil membuat pola baju ceramah, demonstrasi dan pemberian tugas
Siswa berani mengajukan pendapat Brain Storming dan diskusi kelompok
Dan menghargai pendapat orang lain dan seterusnya.
2. Hubungan metode dengan materi
Tersedia tidaknya materi pelajaran secara tertulis mempengaruhi penggunaan metode. Jika materi cetakan tersedia, mungkin lebih efektif jika seorang guru menggunakan metode pemberian tugas (untuk membaca) yang kemudian disambung dengan metode Tanya jawab dan diskusi kelompok dalam penyajian materi, ketimbang dengan mengggunakan metode ceramah. Tetapi tidak demikian halnya jika materi cetakan tersebut tidak tersedia, ataupun tersedia tetapi tidak sesuai dengan keadaan siswa ataupun tuntutan kurikulum. Dalam hal demikian, metode ceramah sangat cocok untuk menyampaikan pokok-pokok (kerangka) materi pelajaran.
3. Hubungan metode dengan lingkungan belajar
Mengajar adalah kegiatan menciptakan lingkungan. Yang dimaksud dengan memilih, mengatur lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga kondusif bagi terciptanya proses belajar secara optimal. Hal ini sangat logis, karena bukankah tidak ada suatu proses belajar yang tidak berada dalam suatu lingkungan. Lingkungan merupakan prakondisi proses belajar, khususnya lingkungan social. Lingkungan tertentu memprasyaratkan guru untuk memilih metode yang sesuai dengan proses belajar-mengajar. Kiranya tidak bijaksana jika seorang guru gigih berkompetisi dengan lingkungan ribut dengan memperbesar suaranya hanya dengan mempertahankan keunggulan metode ceramahnya.
Dalam situasi lingkungan demikian, metode pemberian tugas, metode demonstrasi (yang tidak memerlukan banyak informasi), ataupun simulasi lebih cocok
4. Hubungan metode dengan sumber belajar
Sikap selektif seorang guru dalam menyetel kesinkronan metode dengan materi seperti tersebut diatas juga berlaku juga dalam hubungannya dengan sumber belajar. Pemanfaatan macam-macam sumber belajar menghendaki digunakannya metode tertentu yang sesuai. Misalnya saja tersedianya sejumlah sumber manusia akan menggugah seorang guru untuk menjattuhkan pilihannya pada penggunaan metode diskusi panel sebagai metode yang dipandang efektif. Metode karyawisata dan metode proyek utnuk sumber belajar seperti tempat peninggalan bersejarah, perusahaan/pabrik dan lembaga social. Metode pemberian tugas (dengan menggunakan job sheet), metode Tanya jawab dan diskusi metode pelacakan (inkuri) dan penemuan (discovery) untuk sumber belajar seperti perpustakaan dan laboratorium
Untuk sumber belajar yang berupa peralatan yang menjadi sumber berlatih keterampilan, digunakan metode demonstrasi dan pemberian tugas untuk berlatih mungkin merupakan pilihan metode yang tepat.
5. Hubungan metode dengan kondisi siswa
Metode apapun yang dipilih dan digunakan oleh seorang guru di dalam proses belajar-mengajar, pada hakekatnya adalah bermaksud untuk memanipulasikan metode tersebut agar siswa mengalami keterlibatan secara optimal didalam proses belajar-mengajar. Jadi, sasarannya adalah siswa. Karena itu, bahwa kondisi siswa sebagai pihak dikenal penggunaan metode tidak dapat diabaikan. Dengan kata lain, siswa merupakan factor penting dalam hubungannya dengan berhasil tidaknya penggunaan metode.
Sikap responsive terhadap pelajaran, kegairahan belajar, kejenuhan,keletihan, rasa lapar, belum adanya kesediaan secara mental, bahkan kapasitas mental, kesemuanya ini merupakan kondisi siswa yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam memilih metode.
Penggunaan metode ceramah, apalagi seorang guru yang belum berpengalaman, mungkin sangat tidak efektif bagi kelas yang sedang mengalami kejenuhan dan keletihan. Baginya, penggunaan metode Tanya jawab dan pemberian tugas mungkin lebih menolong.
Besar kecilnya jumlah siswa sekelas juga mempengaruhi penggunaan metode. Bagi kelas yang besar, penggunaan metode ceramah bervariasi mungkin lebih efektif ketimbang metode diskusi kelompok.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka kami menyimpulkan metode pembelajaran adalah cara, model, atau serangkaian bentuk kegiatan belajar yang diterapkan pendidik kepada anak didiknya guna meningkatkan motivasi belajar si terdidik guna tercapainya tujuan pengajaran.
Dalam menggunakan metode pembelajaran ada beberapa prinsi-prinsip pembelajaran yaitu: Pembelajaran efektif menguatkan pembelajaran praktek dalam tindakan, Pembelajaran efektif mengintegrasikan komponen-komponen kurikulum inti, Pembelajaran efektif bersifat dinamis dan dapat mengbangkitkan kegairahan, Pembelajaran efektif merupakan perpaduan antara seni dan ilmu tengtang pengajaran, Pembelajaran efektif membutuhkan pemahaman komprehensif tentang siklus pembelajaran dan Pembelajaran efektif dapat menemukan ekspresi terbaiknay ketika guru berkolaborasi untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan menemukan bentuk praktek mengajar yang efektif
Jenis – jenis metode pembelajaran yaitu metode ceramah, metode Tanya jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas belajar (resitasi), metode demonstrasi dan eksperimen, metode kerja kelompok, metode sosiodrama, metode karyawisata, metode permainan simulasi, metode studi kasus, metode symposium, metode seminar, metode bermain peran (role playing), metode tutorial, metode deduktif, metode induktif, dan metode problem solving.
B. Saran
Setelah memaparkan materi metode pembelajaran, maka kami menyarankan bahwa sebelum melakukan kegiatan pembelajaran sebagai seorang pebelajar terlebih dahulu mencari dan mengkaji metode mana yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mengajar belajar adalah kegiatan guru murid untuk mencapai tujuan tertentu. Di duga, makin jelas tujuan makin besar kemungkinan ditemukan metode penyampaian, yang paling serasi. Namun tidak ada pegangan yang pasti tentang cara mendapatkan metode mengajar yang paling tepat. Tepat tidaknya suatu metode, baru terbukti dari hasil belajar murid.
Mengajar pada umumnya usaha guru untuk menciptakan kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi antara murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat pelajaran dan sebagainya yang disebut dengan proses belajar, sehingga tercapai tujuan yang telah ditentukan. Demikian pula menggunakan suatu metode mengajar untuk segala tujuan belajar tidak akan efektif. Yang menimbulkan kesulitan ialah untuk mengetahui yang manakah metode yang paling serasi untuk mencapai tujuan pelajaran tertentu.
Konsep guru tentang apakah mengajar itu sangat menentukan metode mengajar manakah yang akan diutamakan. Sebelum melakukan proses pembelajaran, sebaiknya seorang pebelajar terlebih dahulu mencari metode mana yang tepat untuk digunakan yang disesuaikan dengan mata pelajaran, jumlah siswa dan kondisi siswa itu sendiri. Untuk itu, akan lebih dikaji jenis-jenis metode pembelajaran serta karakteristik dari tiap-tiap metode tersebut dan kelebihan serta kekurangan dari tiap-tiap metode.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka Rumusan masalah adalah sebagai berikut:
a. Apa pengertian metode pembelajaran?
b. Sebutkan prinsip-prinsip metode pembelajaran?
c. Sebutkan jenis-jenis metode pembelajaran?
d. Jelaskan tujuan metode-metode pembelajaran?
e. Jelaskan bagaimana hubungan metode pembelajaran sebagai desain instruksional?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan adalah sebagai berikut:
a. Dapat menjelaskan pengertian metode pembelajaran
b. Dapat menjelaskan dan menyebutkan prinsip-prinsip metode pembelajaran
c. Dapat menjelaskan jenis-jenis metode pembelajaran
d. Dapat menjelaskan tujuan metode-metode pembelajaran.
e. Dapat menjelaskan hubungan antara metode pembelajaran dengan desain instruksional
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode berasal dari bahasa latin, metodos yang artinya “jalan atau cara”. Akan tetapi menurut Robert Ulich, istilah metode berasal dari bahasa Yunani: meta ton odon, yang artinya brlangsung menurut cara yang benar (to proceed according to the right way).
Adapun Defenisi Metode Pengajaran antara lain :
a. Menurut BIGGS ( 1991 )
Metode Pembelajaran adalah Cara – cara untuk menajikan bahan – bahan Pembelajaran kepada Siswa – siswi untuk tercapainyatujuan yang telah ditetapkan.
b. Menurut ADRIAN ( 2004 )
Metode Pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara – cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling beriteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam artian tujuan pengajaran tercapai.
Sehingga berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara, model, atau serangkaian bentuk kegiatan belajar yang diterapkan pendidik kepada anak didiknya guna meningkatkan motivasi belajar si terdidik guna tercapainya tujuan pengajaran.
2. Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran
Pembelajaran efektif menguatkan pembelajaran praktek dalam tindakan
Pembelajaran efektif mengintegrasikan komponen-komponen kurikulum inti.
Pembelajaran efektif bersifat dinamis dan dapat mengbangkitkan kegairahan.
Pembelajaran efektif merupakan perpaduan antara seni dan ilmu tentang pengajaran .
Pembelajaran efektif membutuhkan pemahaman komprehensif tentang siklus pembelajaran.
Pembelajaran efektif dapat menemukan ekspresi terbaiknay ketika guru berkolaborasi untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan menemukan bentuk praktek mengajar yang efektif..
Peran guru dalam melaksanakan metode pembelajaran.
• Memperhatikan dan bersifat positif.
• Mempersiapkan baik isi materi pelajaran maupun praktek pembelajarannya
• Memiliki ekspektasi yang tinngi terhadap siswanya
• Memiliki sensivitas dan sadar akan adanya hubungan antara guru,siswa, serta tugas masing-masing
• Konsisten dan memberikan umpang balik kepada siswa.
Peran siswa dalam melaksanakan metode pembelajaran
• Tertarik pada topic yang sedang di bahas
• Dapat melihat relevansi topik yang sedang dibahas
• Merasa aman dalam lingkungan sekolah
• Terlibat dalam mengambil keputusan belajarnya
• Memiliki motivasi
• Melihat hubungan antara pendekatan pembelajaran yang di gunakan dengan pengalaman belajar yang akan di capai.
Tugas pembelajaran
• Spesifik dan dapat dikelolah dengan baik
• Kemampuan yang dapat dicapai dan menarik bagi siswa
• Secara aktif melibatkan siswa
• Bersifat menentang dan relevan bagi kebutuhan siswa
Variabel-Variabel Dalam Memilih Bentuk Pembelajaran
Sejumlah variabel sebaiknya dijadikan pertimbangan ketika guru menyeleksi model pembelajaran, strategi, dan metode-metode yang akan digunakan. Variabel-variabel tersebut diantaranya :
• Hasil dan pengalaman belajar siswa yang diinginkan
• Urutan pembelajaran (sequence) yang selaras : deduktif atau induktif
• Tingkaatan pilihan dan tanggung jawab siswa (degree)
• Pola interaksi yang memunkinkan
• Keterbatasan praktek yang ada.
3. Jenis – jenis Metode Mengajar
Suatu metode mengajar tertentu tidak dapat serba guna, karena ia hanya mungkin cocok untuk suatu kegiatan tertentu. Pemilihan metode mengajar ditentukan oleh hasil yang ingin dicapai. Ada beberapa metode mengajar yang lazim digunakan dalam proses belajar. Dalam buku Pedoman Kerja Sekolah Pendidikan Guru Jilid I, dikemukakan delapan macam metode dari metode ceramah sampai metode karya wisata dan dalam buku Teaching Strategies yang ditulis oleh Donald C Orlich, et.el, terdapat metode simulasi.
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Metode ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa. Dalam pengajaran yang menggunakan metode ceramah terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru yang selalu dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak disamping menerima informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan diri.
Metode ceramah cocok untuk :
a. Penyampaian sejumlah fakta yang sumbernya tidak ada pada siswa
b. Penyampaian sejumlah fakta pada siswa yang besar sehingga tidak mungkin bentuk lain (sekitar 75 orang)
c. Penyampaian kesimpulan tertentu yang sebelumnya telah dipelajari.
Metode ceramah akan berhasil baik jika :
a. Guru merupakan pembicara yang bersemangat
b. Guru menggunakan alat bantu seperti gambar, tulisan, peta, dan papan tulis atau OHP untuk menerangkan secara ringkas inti ceramahnya.
Langkah – langkah metode ceramah:
a. Tujuan harus dirumuskan sekhusus mungkin
b. Diselidiki wajar tidaknya penggunaan metode
c. Bahan disusun dengan memperhatikan syarat-syaratnya :
Dapat dipahami dengan jelas
Menangkap perhatian siswa
Memperlihatkan kepada pendengar bahwa bahan yang disampaikan itu berguna bagi kehidupan.
Menanamkan perhatian yang jelas
2. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam mengemukakan pokok – pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan dibahas
Metode Tanya jawab baik untuk :
a. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari
b. Melibatkan siswa pada masalah yang akan dihadapi sehingga berpartisipasi lebih aktif
c. Memeriksa ketelitian dalam membaca atau mengamati sesuatu
Metode Tanya jawab akan berhasil baik jika :
a. guru mampu mengemukakan pertanyaan – pertanyaan yang merangsang siswa untuk berfikir.
b. Siswa memiliki keberanian mengemukakan pikirannya secara bebas
c. Giliran menjawab diberikan secara merata, tidak terpusat pada siswa-siswa tertentu saja
Langkah – langkah metode Tanya jawab :
a. Merumuskan pertanyaan dalam bentuk khusus perilaku siswa
b. Membuat beberapa pertanyaan yang dapat menggiring siswa kepada tujuan.
c. Meneliti mengapa mereka mengajukan pertanyaan. Mengusahakan supaya siswa itu berpartisipasi atau meringkaskan pelajaran yang lampau.
d. Memutuskan jawaban-jawaban yang diterima dan yang akan dilaksanakan
3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan pendapat. Dengan metode diskusi keberanian dan kreativitas siswa dalam mengemukakan gagasan menjadi terangsang, siswa terbiasa bertukar pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran bersama
Metode diskusi baik untuk :
a. Menyadarkan siswa bahwa ada masalah yang dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan hanya satu jalan atau jawaban saja.
b. Menyadarkan siswa bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif yang memungkinkan perolehan suatu keputusan yang lebih baik
c. Membiasakan siswa suka mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri. Membiasakan bersifat toleransi.
d. Menimbulkan kesanggupan pada siswa-siswa merumuskan pikirannya sendiri secara teratur dan dalam bentuk yang dapat diterima oleh orang lain.
Metode diskusi akan berhasil baik jika :
a. Guru mengetahui tugasnya sebagai pemimpin diskusi, pengatur lalu lintas kesempatan, dinding penangkis dan petunjuk jalan pembicaraan.
b. Siswa mengetahui peranannya sebagai peserta yang aktif mendengarkan berbagai pendapat, berbicara mengenai masalah dan tidak melantur memberikan sumbangan pikiran, dapat kebenaran pendapat orang lain.
c. Pemimpin diskusi merumuskan dengan jelas permasalahan yang akan didiskusikan, dan peserta memiliki pengetahuan yang diperlukan dalam pemecahan masalah tersebut.
4. Metode Pemberian Tugas Belajar (Resitasi)
Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dlam metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.
Metode ini baik untuk :
a. Mengaktifkan siswa mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca, mengerjakan soal-soal dan mencoba sendiri, menghindari penegasan yang tidak terarah
b. Mengembangkan inisiatif serta tanggung jawab siswa terhadap penggunaan dan penerapan informasi dan pengetahuan dalam menghadapi masalah actual sehari-hari
Metode permberian tugas belajar akan berhasil jika ;
a. Tugas- tugas yang diberikan terbatas dan jelas apa yang menjadi masalah atau yang perlu dipecahkan
b. Tugas-tugas dipahami siswa sebagai suatu yang memang sudah sewajarnya, sebab menyangkut kehidupan yang bermakna.
c. Terdapat fasilitas, misalnya buku-buku untuk meyelesaikan tugas-tugas
d. Diperhitungkan taraf kesukaran atau berat tidaknya tugas dengan kemampuan siswa.
5. Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat – alat bantu pengajaran seperti benda – benda miniatur, gambar, perangkat alat – alat laboratorium dan lain – lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain – lain peragaan konsep serta fakta yang memungkinkan.
Metode demonstasi dan eksperimen baik untuk ;
a. Membantu siswa utnuk memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian karena menarik.
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan karena menggunakan bahasa yang lebih terbatas
c. Menghindari verbalisme
d. Memberikan keterampilan khusus
Metode demonstrasi dan eksperimen akan berhasil jika :
a. Guru sebelumnya telah dapat mengumpulkan alat-alat yang diperlukan
b. Semua siswa dapat mengikuti Demonstrasi-Eksperimen
c. Guru telah menetapkan secara garis besar langkah-langkah demonstrasi-eksperimen serta perkiraan jumlah waktu yang diperlukan
Langkah-langkah metode demonstrasi-eksperimen
a. Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat dicapai dan dilaksanakan oleh siswa sendiri sesudah demonstrasi dan eksperimen berakhir.
b. Menyelidiki keefektifan penggunaan metode ini untuk mencapai tujuan
c. Menetapkan garis-garis besar setiap langkah suatu demonstrasi atau eksperimen untuk dicobakan guna menambah hal-hal yang masih kurang atau terlupakan
d. Memperhitungkan jumlah waktu yang diperlukan dengan perimbangan memberikan kesempatan pada siswa mengajukan pertanyaan dan membuat pertanyaan.
e. Menetapkan rencana guru sesudah eksperimen- demonstrasi berakhir untuk menilai hasil pelajaran
6. Metode Kerja Kelompok
Dalam metode ini terjadi interaksi antar anggota kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu. Model belajar kooperatif yang sering diperbincangkan yaitu belajar kooperatif model jigsaw yakni tiap anggota kelompok mempelajari materi yang berbeda untuk disampaikan atau diajarkan pada teman sekelompoknya.
Metode kerja kelompok baik untuk :
a. Memperbaiki perbedaan individual siswa dalam bidang kemampuan belajar atau minat
b. Memberikan kesempatan pada siswa utnuk berperan serta secara aktif.
c. Memberikan pengalaman mengorganisasi atau mengelola pengetahuan yang telah dimiliki untuk pemecahan suatu masalah kelompok
Metode kerja kelompok akan berhasil baik jika :
a. Guru memberikan tugas pada setiap kelompok untuk dilaksanakan tanpa memberikan bantuan
b. Guru mengamati kegiatan setiap kelompok. Ketua kelompok menjaga agar pembicaraan dalam kelompok tidak menyimpang dari pokok masalah dan tidak ada orang-orang tertentu yang memonopoli pembicaraan
c. Siswa mengetahui dengan jelas tugasnya dan kewajibannya dalam kelompok serta waktu yagn tersedia
7. Metode Sosio Drama
Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolah – olah berada dalam suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam metode ini siswa berkesempatanm terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu lama.
Metode sosio Drama baik untuk :
a. Memberikan kesempatan pada siswa didalam menghadapi masalah social: menempatkan diri pada tempat orang lain
b. Meluaskan pandangan siswa
c. Memberikan kemungkinan bagi pemahaman orang lain beserta masalahnya : menempatkan diri sendiri pada tempat orang lain
Metode sosio drama dapat berhasil dengan baik jika :
a. Masalah yang diperankan menyangkut relasi antara manusia
b. Masalah yang diperankan terletak dalam bidang perhatian siswa
c. Penonton/ pendengar adalah siswa-siswa yang tidak sedang memerankan, tetapi tahu kewajibannya
d. Guru melukiskan masalah yang diperankan dengan jelas
e. Di dalam memerankan, siswa-siswa mendapat kebebasan sepenuhnya: makin spontan makin bagus
f. Guru menghentikan drama pada titik puncak drama
g. Penyelesaian pemecahan relasi antara manusia itu dilanjutkan dengan diskusi umum
Langkah-langkah metode sosio drama :
a. Guru menerangkan teknik-teknik secara sederhana
b. Situasi yang dipilih sesuai dengan kemampuan dan menarik minat
c. Guru menceritakan peristiwa itu secukupnya untuk mengantar adegan
d. Pilihlah untuk pertama kali siswa-siswa yang kiranya dapat melaksanakan tugas itu
e. Menetapkan dengan jelas masalah dan peranan yang harus dimainkan
f. Guru menetapkan peranan pendengar
g. Guru dapat menyarankan kalimat pertama
h. Guru menghentikan sosio drama pada titik puncak dan membuka diskusi umum
i. Dapat pula hasil diskusi siswa-siswa lain dijadikan bahan untuk menyelesaikan masalah.
8. Metode karya Wisata
Metode karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, dapat meransang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan aktual, siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi karyawisata memerlukan waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan persiapan yang tidak sebentar.
Metode karya wisata baik untuk:
a. Memberikan pengertian lebih jelas dengan alat peraga langsung
b. Mendorong siswa mengenal lingkungan dengan baik
c. Membangkitkan penghargaan dan cinta terhadap lingkungan atau tanah air
Metode karya wisata dapat berhasil dengan baik jika :
a. Guru menyelidiki apakah objek karya wisata itu cocok untuk mencapai tujuan
b. Semua siswa dapat mengunjungi objek karya wisata serta kembali dengan mudah.
c. Memperhitungkan waktu yang tersedia
d. Sebelum karya wisata, siswa-siswa diberitahukan pokok-poko yang akan dan perlu diperhitungkan
e. Pembiayaan karya wisata tidak dibebankan kepada siswa
Langkah-langkah metode karyawisata
a. Meramu tujuan dengan jelas sehingga tampak wajar tidaknya metode ini digunakan
b. Menyelidiki objek yang akan ditinjau dan memperhitungkan hal-hal yang mungkin akan menjadi hambatan
c. Meminta izin kepada penguasa objek yang akan ditinjau
d. Jika keluar kota, minta izin siswa-siswa pada orang tua mereka.
e. Memeriksa perlengkapan mereka masing-masing sebelum mereka berangkat
f. Jelaskan tujuan karyawisata pada siswa-siswa dan siapkan pertanyaan yang harus mereka jawab.
g. Tentukan tata tertib selama karya wisata
h. Bila peserta banyak, bagilah siswa-siswa kedalam kelompok dengan ketua serta tugasnya masing-masing
i. Setelah sampai ditempat yang ditinjau berikan waktu untuk menyelesaikan tugasnya
j. Bawalah siswa semua kembali ke sekolah
k. Hasil karya wisata berupa laporan didiskusikan pada kesempatan lain
l. Hasil karya wisata berupa benda-benda yang dikumpulkan oleh siswa akan dipamerkan.
9. Metode Permainan Simulasi
Simulasi berasal dari bahasa inggris “simulation” yang artinya tiruan. Suatu yang mewakili atau mencerminkan peristiwa nyata yang dapat direkayasa menurut kebutuhan. Di dalamnya siswa-siswa merupakan peserta yang aktif mempelajari perilaku atau melaksanakan beberapa keterampilan atau pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya.
Metode permainan simulasi baik untuk :
a. Mengembangkan perubahan-perubahan dalam sikap
b. Merubah perilaku atau kebiasaan yang kurang baik
c. Mempersiapkan peserta untuk memperkirakan peran baru pada waktu yang akan dating.
d. Membantu siswa-siswa untuk mengerti peranannya yang sekarang.
e. Meningkatkan kemampuan siswa untuk mengemukakan prinsip-prinsip
f. Mengurangi masalah-masalah atau situasi-situasi yang kompleks untuk hal-hal yang dapat diatur
g. Menggambarkan peranan-peranan yang dapat mempengaruhi kehidupan seseorang, tetapi orang itu mungkin tidak pernah memperhitungkannya
h. Mendorong atau member motivasi kepada siswa-siswa
i. Mengembangkan proses analitik
j. Mempekakan siswa-siswa terhadap peranan kehidupan orang lain
Metode permainan simulasi dapat berhasil dengan baik jika :
a. Diketahui maksud atau tujuan yang ingin dicapai
b. Diketahui prosedir, cara dan aturan permainan
c. Tersedia perangkat permainan
d. Tersedia peserta yang berminat, fasilitator dan manusia sumber
e. Fasilitator dapat mengatur jalannya permainan
f. Tema dan materi permainan cukup jelas.
10. Metode studi Kasus
Metode ini berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian, atau situasi tertentu kemudian siswa ditugasi mencari alternative pemecahannya. Kemudiaan metode ini dapat juga digunakan untuk mengembangkan berfikir kritis dan menemukan solusi baru dari suatu topic yang dipecahkan.
Metode ini dapat dikembangkan atau diterapkan pada siswa,manakala siswa memiliki pengetahuan awal tentang masalah ini.
Metode ini memiliki keterbatasan sebagai berikut :
a. Mendapat kasus yang telah ditulis dengan baik sebagai hasil penelitian lapangan dan sesuai dengan lingkungan kehidupan siswa
b. Mengembangkan kasus sangat mahal
11. Metode Simposium
Metode symposium adalah metode yang memaparkan suatu seri pembicaraan dalam berbagai kelompok topic dalam bidang materi tertentu. Materi-materi tersebut disampaikan oleh ahli dalam bidangnya, setelah itu peserta dapat menyampaikan pertanyaan dan sebagainya kepada pembicara
Sebuah symposium hamper menyerupai panel, karena symposium harus pula terdiri atas beberapa pembicara, sedikti dua orang. Tetapi, symposium berbeda dengan panel didalam cara pembahasan persoalan. Sifatnya lebih formal. Seorang anggota symposium terlebih dahulu menyiapkan pembicaranya menurut suatu titik pandangan tertentu. Terhadap suatu persoalan yang sama diadakan permbahasan dari berbagai sudut pandangan dan disoroti dati titik tolak yang berbeda-beda.
12. Metode Tutorial
Metode tutorial merupakan cara menyampaikan bahan pelajaran yang telah dikembangkan dalam bentuk modul untuk dipelajari siswa secara mandiri. Siswa dapat mengkonsultasikan tentang masalah-masalah dan kemajuan yang ditemuinya secara periodic.
13. Metode Problem Solving
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
14. Metode Seminar
Metode seminar merupakan kegiatan belajar sekelompok siswa utnuk membahas topic, masalah tertentu. Setiap anggota kelompok seminar dituntut agar berperan aktif dan kepada mereka dibebankan tanggungjawab untuk mendapatkan solusi dari topic, masalah yang dipecahkannya. Guru bertindak sebagai narasumber.
Seminar merupakan pembahasan yang bersifat ilmiah, topic pembicaraan adalah hal-hal yang bertalian dengan masalah kehidupan sehari-hari. Sebuah seminar adalah sebuah kegiatan pembahasan yang mencari pedoman-pedoman atau pemecahan-pemecahan masalah masalah tertentu. Itulah sebabnya maka seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan-kesimpulan dan keputusan-keputusan yang merupakan hasil kesepakatan semua peserta.
15. Metode deduktif
Metode deduktif merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau contoh-contohnya dalam situasi tertentu. Metode ini menjelaskan teoritis ke bentuk realitas atau menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus.
Metode ini tepat dipergunakan bila :
a. Siswa belum mengenal pengetahuan yang sedang dipelajari
b. Isi pelajaran meliputi terminology, teknis dan bidang yang kurang membutuhkan proses berfikir kritis
c. Pengajaran mengenai pelajaran tersebut mempunyai persiapan yang baik dan pembicaraan yang baik
d. Waktu yang tersedia sedikit
16. Metode Induktif
Metode induktif dimulai dengan pemberian berbagai kasus, fakta, contoh atau sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian siswa dibimbing utnuk berusah keras mensintesiskan, menemukan, atau menyimpulkan prinsip dasar dari pelajaran tersebut. Metode ini disebut Discovery atau Socratic
Metode ini digunakan manakala :
a. Siswa telah mengenal atau telah mempunyai pengalaman yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut.
b. Yang diajarkan berupa keterampilan komunikasi antar pribadi, sikap, pemecahan dan pengambilan keputusan
c. Pengajar mempunyai keterampilan fleksibel, terampil mengajukan pertanyaan mengulang pertanyaan dan sabar
d. Waktu yang tersedia cukup panjang.
17. Metode mengarang
Mengarang: Cara belajar mengajar untuk mendorong dan membuat siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan menciptakan suatu alternatif dari pokok masalah (thema) yang mengandung nilai-nilai tertentu
18. Metode beemain peran (Role playing)
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Metode ini dapat dipergunakan didalam mempraktikkan isi pelajaran yang baru. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
4. Tujuan metode-metode pembelajaran.
1. Metode Ceramah
Alasan penggunaan:
1) agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian berlangsung
2) penyajian materi pelajaran sistimatis (idak berbelitbelit)
3) untuk merangsang siswa belajar aktif
4) untuk memberikan feed back (balikan)
5) untuk memberikan motivasi belajar
c. Tujuan Metode ceramah digunakan dengan tujuan untuk:
1) menyampaikan informasi atau materi pelajaran
2) membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa untuk belajar
3) memperjelas materi pelajaran
d. Manfaat Metode ceramah dapat digunakan dalam hal:
1) jumlah siswa cukup besar
2) sebagai pengantar atau menyimpulkan materi yang telah dipelajari
2. Metode Tanya jawab .
Alasan Penggunaan
1) untuk meninjau pelajaran yang lain
2) agar siswa memusatkan perhatian terhadap kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pelajaran berikut
3) untuk menangkap perhatian siswa serta memimpin pengamatan dan pemikiran siswa
Tujuan Metode tanya jawab digunakan dengan tujuan untuk:
1) mengetahui penguasaan bahan pelajaran melalui ingatan dan pengungkapan perasaan serta sikap siswa tentang fakta yang dipelajari, didengar atau dibaca
2) mengetahui jalan berpikir siswa secara sistematis dan logis dalam memecahkan masalah (cara berpikir siswa tidak meloncat-loncat dalam menangkap dan memecahkan suatu masalah). 3) Memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian pelajar yang dipandang penting serta mampu menyimpulkan
4) Membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta jawabannya yang benar dan tepat.
Manfaat penggunaan metode tanya jawab
1) pertanyaan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa, serta mampu menghubungkan pelajaran lama dengan yang baru
2) pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang bersifat pengungkapan kembali dapat memperkuat ingatan (assosiasi) antara pertanyaan dengan jawaban
3) pertanyaan pikiran yang meminta jawaban yang harus dipikirkan, menafsirkan, menganalisis dan menarik kesimpulan dapat mengembangkan cara-cara beripikir logis dan sistematis
4) pertanyaan dapat mengurangi proses lupa karena jawaban yang diperoleh atau dikemukakan dioleh dalam suasana yang serius dan pemusatan perhatian terhadap jawaban. Apabila jawaban dibenarkan oleh guru, maka rasa gembira tersebut akan memperkuat jawaban itu tersimpan dalam iengatan siswa
5) jawaban yang salah segera dapat dikoreksi
6) pertanyaan akan merangsang siswa beripikir dan memusatkan perhatian pada satu pokok perhatian
7) pertanyaan dapat membangkitkan hasrat melakukan penyelidikan yang mengarahkan siswa beripikir secara ilmiah
8) pertanyaan fakta atau masalah dapat mengarahkan belajar seperti yang dituju oleh suatu mata pelajaran yang dapat membantu siswa mengetahui bagian-bagian yang perlu diketahui dan diingat
9) pertanyaan dapat digunakan untuk tujuan latihan dan mengulang'
10)siswa belajar menjawab pertanyaan dengan benar, baik isi jawaban maupun susunan bahasa yang dipergunakan untuk mengekspresikan perasaan dan ide-ide atau pikirannya sehingga dapat didengar, ditelaah dan dinilai oleh guru
11)siswa juga diajak berani bertanya untuk kepentingan proses belajar mengajar dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu siswa belajar mengemukakan pertanyaan yang layak dan menghargai pertanyaan orang lain
3. Metode Diskusi
Alasan penggunaan.
Di dalam kehidupan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat, diskusi banyak digunakan sebagai salah satu cara untuk memecahkan masalah dan telah menjadi bgian dari kehidupan manusia itu sendiri. Oleh karena itu metode ini dipandangn penting dikembangkan oleh guru di sekolah
Tujuan
Tujuan penggunaan metode diskusi adalah agar siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu
Manfaat penggunaan metode diskusi untuk:
1) menumbuhkan dan membina sikap serta perbuatan siswa yang demokratis
2) menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara berpikir kritis, analitis, dan logis
3) memupuk rasa kerjasama, sikap toleransi dan rasa sosial
4) membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar
4. Metode Observasi
Pengertian Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisa dan mengadakan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.
Alasan penggunaan metode observasi
1) melatih siswa untuk peka terhadap peristiwa atau gejala yang tejadi dalam lingkungannya
2) metode observasi dapat mencatat data atau gejala-gejala yang terjadi, maka dapat digunakan untuk melatih siswa dalam mengadakan evaluasi.
Tujuan Tujuan digunakan metode observasi adalah:
1) untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah dan di kelas
2) untuk melihat, mengamati dan menghayatinya secara langsung dan nyata mengenai obyek tertentu
3) untuk menanamkan nilai moral pada siswa
Manfaat menggunakan metode observasi yaitu :
1) menambah wawasan bagi siswa mengenai peristiwa, gejala atau kejadian yang terjadi dalam lingkunganny atau obyek yang diamati
2) melatih kecerdasan dan kepekaan siswa terhadap kejadiankejadian yang ada dilingkungannya
3) menanamkan nilai moral pada siswa .
5. Metode Peragaan
Metode peragaan adalah cara penyajian materi pelajaran melalui peragaan. Kegiatan peragaan dapat berupa meragakan cara kerja, perilaku tertenu dan sebagainya
Alasan penggunaan:
Hasil belajar yang akan diperoleh khususnya aspek psikomotorik lebih mudah dicapai dengan melibatkan siswa secara aktif melalui kegiatan peragaan
Tujuan: Penggunaan metode peragaan dengan tujuan:
1) untuk memperjelas cara kerja sesuatu, atau perilaku tertentu
2) untuk memperjelas konsep/pengertian sesuatu
Manfaatpenggunaan metode peragaan yaitu :
1) siswa memperoleh kejelasan mengenai cara kerja sesuatu (mengembangkan aspek motorik)
2) siswa memperoleh kejelasan contoh perilaku tertentu (menanamkan aspek afektif
3) siswa memperoleh kejelasan mengenai pengertian/konsep mengenai sesuatu
6. Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Problem Solving adalah suatu metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau secara kelompok Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan masalah secara rasional, logis, benar dan tepat, tekanannya pada proses pemecahan masalah dengan penentuan alternatif yang berguna saja Metode ini baik untuk melatih kesanggupan siswa dalam memecahkan terlepas dari masalah-masalah kesulitan atau yang dihadapi yang dalam harus kehidupannya, mengingat tidak ada manusia yang dapat masalah diselesaikan secara rasional
Alasan penggunaan
1) Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja
2) Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan masalah siswa secara menghadapi terampil, hal dan ini memecahkan merupakan kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia
3) Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif danmenyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan proses runtut dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencapai pemecahannya.
Tujuan penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) adalah sebagai berikut:
1) Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalahmasalah secara rasiona
2) Dalam memecahkan masalah dapat dilakukan secara individual maupun secara bersama-sama
3) 3) Mencari cara pemecahan masalah untuk meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri.
Manfaat: Manfaat yang diperoleh dari penggunaan metode problem solving (pemecahan masalah) antara lain:
1) Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah serta mengambil keputusan secara obyektif dan rasional
2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis dan analitis
3) Mengembangkan sikap toleransi terhadap orang lain serta sikap hati-hati dalam mengemukakan pendapat
4) Memberikan pengalaman proses dalam menarik kesimpulan bagi siswa
7. Metode Karyawisata
Metode karyawisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas. Karya= kerja, wisata= pergi Karyawisata = pergi bekerja. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalamwaktu singkap beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari.
Alasan Penggunaan Metode Karyawisata
1) Obyek yang akan dipelajari tidak dapat dibawa kedalam kelas karena, misalnya: a) terlalu besar/berat b) berbahaya c) akan berubah bila berpindah tempat d) obyek terdapat di tempat tertentu
2) Kepentingan siswa dalam rangka melengkapi proses belajar mengajar
Tujuan penggunaan metode karyawisata antara lain:
1) untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah atau kelas
2) untuk melihat, mengamati, menghayati secara langsung dannyata mengenai obyek tersebut 3) untuk menanamkan nilai moral pada siswa
Manfaat Penggunaan menggunakan metode karyawisata yaitu:
1) siswa memperoleh pengalaman yang nyata mengenai obyek studi dalam kegiatan karyawisata
2) dapat memberikan motivasi untuk mendalami materi pelajaran
8.Metode Mengarang (Ekspresi).
Alasan pengunaan metode mengarang: Terutama untuk mengembangkan dan melatih daya pikir dan cipta/imajinasi siswa atas nilai yang menjadi tujuan dalam pokok bahasan
Tujuan: Metode mengarang bertujuan untuk mengembangkan:
1) Sikap kemandirian
2) Daya cipta dan daya pikir siswa
Manfaatnya, terutama untuk:
1) Media ekspresi pikiran dan wawasan (estetis) siswa
2) Mengembangkan kemampuan menulis dan penguasaan cara komunikasi secara rasional dan tertulis
3) Mengembangkan daya analisis-rasional
9. Metode Pemberian Tugas
Alasan/Rasional Penggunaan Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk melakukan kegiatan yang dapat menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Oleh karena itu metode pemberian tugas dapat dipergunakan untuk mendukung metode pembelajaran yang lain.
Tujuan Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan:
1) menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif
2) mendorong perilaku kreatif
3) membiasakan berpikir komprehensif
4) memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran
Manfaat Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat dan terencana dapat bermanfaat untuk:
1) menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam lingkungan bersama (kolektif) maupun sendiri
2) melatih cara mencari informasi secara langsung dari sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat
3) menumbuhkan suasana pembelajaran yang menggairahkan (rekreatif)
10. Metode Simulasi
Alasan penggunaan Alasan pemilihan metode simulasi, untuk memudahkan siswa dan guru "mengalami" pola atau model kehidupan dan nilai praktis dari suatu pokok masalah tanpa langsung ke dalam suasa alamiah (yang sebenarnya).
Tujuan Metode simulasi digunakan untuk:
1) melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat keahlian (profesional) maupun keterampilan dalam hidup seharihari
2) memperoleh pemahaman tentang suatu pengertian (konsep) atau prinsip
3) latihan memecahkan masalah
Manfaat Metode simulasi dapat untuk:
1) meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan melibatkan diri dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan kejadian yang sebenarnya
2) memberikan kelompok
3) melatih siswa untuk bekerja sama dalam kelompok
4) menimbulkan dan memupuk daya imaginasi siswa
5) melatih siswa untuk memahami dan menghargai pendapat
12. Metode Permainan
Alasan/rasional penggunaan Penanaman dan pengembangan konsep, nilai, moral dan norma, dapat dicapai bilamana siswa secara langsung bekerja dan melakukan interaksi satu sama lainnya dan pemecahan masalah dilakukan melalui peragaan. Oleh karena itu metode ini dapat menghasilkan suatu pengalaman yang berharga bagi siswa
Tujuan Penggunaan metode permainan bertujuan untuk
1) mengajarkan perngertian (konsep)
2) menanamkan nilai
3) memecahkan masalah
4. Metode Pembelajaran Sebagai Komponen Desain Instruksional
Metode belajar-mengajar sebagai komponen system instruksional mempunyai peranan penting karena merupakan cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Ada banyak cara yang dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan instruksional. Yang menjadi persoalan ialah apakah cara tersebut cukup efisien, efektif atau tidak. Dalam menyusun desain instruksional seorang guru memilih dan menetapkan penggunaan metode yang efesien dan efektif bagi pencapaian tujuan belajar secara optimal. Seorang guru yang berfikir dan bertindak secara sistemik selalu melihat bahwa nilai atau taraf efisiensi dan efektivitas suatu metode banyak ditentukan oleh kesesuaian metode tersebut dengan komponen-komponen instruksional yang lain seperti tujuan, materi, dan sumber, sarana, lingkungan belajar dan sebagainya.
1. Hubungan metode dengan tujuan
Hubungan antara kedua komponen instruksional ini demikian eratnya karena metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan-maka metpde harus sinkron dengan tujuan. Jika tidak, dapat menjadi perintang terhadap pencapaian tujuan. Jenis keterampilan apakah yang dapat diperoleh siswa dalam belajar jika guru hanya menceramahkan teori sebagai metode belajar.
Tujuan metode
Siswa dapat menganalis isi karangan, pemberian tugas membaca dan
Menarik kesimpilan dan menilai menjawab sejumlah pertanyaan bimbingan
Siswa dapat menemukan masalah dan Brain Storming (curah pendapat),
Mengidentifikasi alat pemecahan Tanya jawab dan pemberian tugas
Persoalan tersebut.
Siswa terampil membuat pola baju ceramah, demonstrasi dan pemberian tugas
Siswa berani mengajukan pendapat Brain Storming dan diskusi kelompok
Dan menghargai pendapat orang lain dan seterusnya.
2. Hubungan metode dengan materi
Tersedia tidaknya materi pelajaran secara tertulis mempengaruhi penggunaan metode. Jika materi cetakan tersedia, mungkin lebih efektif jika seorang guru menggunakan metode pemberian tugas (untuk membaca) yang kemudian disambung dengan metode Tanya jawab dan diskusi kelompok dalam penyajian materi, ketimbang dengan mengggunakan metode ceramah. Tetapi tidak demikian halnya jika materi cetakan tersebut tidak tersedia, ataupun tersedia tetapi tidak sesuai dengan keadaan siswa ataupun tuntutan kurikulum. Dalam hal demikian, metode ceramah sangat cocok untuk menyampaikan pokok-pokok (kerangka) materi pelajaran.
3. Hubungan metode dengan lingkungan belajar
Mengajar adalah kegiatan menciptakan lingkungan. Yang dimaksud dengan memilih, mengatur lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga kondusif bagi terciptanya proses belajar secara optimal. Hal ini sangat logis, karena bukankah tidak ada suatu proses belajar yang tidak berada dalam suatu lingkungan. Lingkungan merupakan prakondisi proses belajar, khususnya lingkungan social. Lingkungan tertentu memprasyaratkan guru untuk memilih metode yang sesuai dengan proses belajar-mengajar. Kiranya tidak bijaksana jika seorang guru gigih berkompetisi dengan lingkungan ribut dengan memperbesar suaranya hanya dengan mempertahankan keunggulan metode ceramahnya.
Dalam situasi lingkungan demikian, metode pemberian tugas, metode demonstrasi (yang tidak memerlukan banyak informasi), ataupun simulasi lebih cocok
4. Hubungan metode dengan sumber belajar
Sikap selektif seorang guru dalam menyetel kesinkronan metode dengan materi seperti tersebut diatas juga berlaku juga dalam hubungannya dengan sumber belajar. Pemanfaatan macam-macam sumber belajar menghendaki digunakannya metode tertentu yang sesuai. Misalnya saja tersedianya sejumlah sumber manusia akan menggugah seorang guru untuk menjattuhkan pilihannya pada penggunaan metode diskusi panel sebagai metode yang dipandang efektif. Metode karyawisata dan metode proyek utnuk sumber belajar seperti tempat peninggalan bersejarah, perusahaan/pabrik dan lembaga social. Metode pemberian tugas (dengan menggunakan job sheet), metode Tanya jawab dan diskusi metode pelacakan (inkuri) dan penemuan (discovery) untuk sumber belajar seperti perpustakaan dan laboratorium
Untuk sumber belajar yang berupa peralatan yang menjadi sumber berlatih keterampilan, digunakan metode demonstrasi dan pemberian tugas untuk berlatih mungkin merupakan pilihan metode yang tepat.
5. Hubungan metode dengan kondisi siswa
Metode apapun yang dipilih dan digunakan oleh seorang guru di dalam proses belajar-mengajar, pada hakekatnya adalah bermaksud untuk memanipulasikan metode tersebut agar siswa mengalami keterlibatan secara optimal didalam proses belajar-mengajar. Jadi, sasarannya adalah siswa. Karena itu, bahwa kondisi siswa sebagai pihak dikenal penggunaan metode tidak dapat diabaikan. Dengan kata lain, siswa merupakan factor penting dalam hubungannya dengan berhasil tidaknya penggunaan metode.
Sikap responsive terhadap pelajaran, kegairahan belajar, kejenuhan,keletihan, rasa lapar, belum adanya kesediaan secara mental, bahkan kapasitas mental, kesemuanya ini merupakan kondisi siswa yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam memilih metode.
Penggunaan metode ceramah, apalagi seorang guru yang belum berpengalaman, mungkin sangat tidak efektif bagi kelas yang sedang mengalami kejenuhan dan keletihan. Baginya, penggunaan metode Tanya jawab dan pemberian tugas mungkin lebih menolong.
Besar kecilnya jumlah siswa sekelas juga mempengaruhi penggunaan metode. Bagi kelas yang besar, penggunaan metode ceramah bervariasi mungkin lebih efektif ketimbang metode diskusi kelompok.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka kami menyimpulkan metode pembelajaran adalah cara, model, atau serangkaian bentuk kegiatan belajar yang diterapkan pendidik kepada anak didiknya guna meningkatkan motivasi belajar si terdidik guna tercapainya tujuan pengajaran.
Dalam menggunakan metode pembelajaran ada beberapa prinsi-prinsip pembelajaran yaitu: Pembelajaran efektif menguatkan pembelajaran praktek dalam tindakan, Pembelajaran efektif mengintegrasikan komponen-komponen kurikulum inti, Pembelajaran efektif bersifat dinamis dan dapat mengbangkitkan kegairahan, Pembelajaran efektif merupakan perpaduan antara seni dan ilmu tengtang pengajaran, Pembelajaran efektif membutuhkan pemahaman komprehensif tentang siklus pembelajaran dan Pembelajaran efektif dapat menemukan ekspresi terbaiknay ketika guru berkolaborasi untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan menemukan bentuk praktek mengajar yang efektif
Jenis – jenis metode pembelajaran yaitu metode ceramah, metode Tanya jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas belajar (resitasi), metode demonstrasi dan eksperimen, metode kerja kelompok, metode sosiodrama, metode karyawisata, metode permainan simulasi, metode studi kasus, metode symposium, metode seminar, metode bermain peran (role playing), metode tutorial, metode deduktif, metode induktif, dan metode problem solving.
B. Saran
Setelah memaparkan materi metode pembelajaran, maka kami menyarankan bahwa sebelum melakukan kegiatan pembelajaran sebagai seorang pebelajar terlebih dahulu mencari dan mengkaji metode mana yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
MAKALAH PENDIDIKAN PRA SEKOLAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak adalah buah hati orangtua, kalimat kiasan ini memang bukan hanya sekedar kiasan belaka, tetapi pada kenyataannya setiap orangtua dari kalangan manapun mereka berasal sudah dapat dipastikan akan berbuat apa saja demi kebahagiaan anak-anaknya.
Masa kanak-kanak haruslah merupakan masa yang bahagia bagi seorang anak.
Oleh sebab itu, anak harus diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Hanya saja, dalam praktik pendidikan sehari-hari, tidak selalu demikian yang terjadi. Banyak contoh yang menunjukkan betapa para orang tua dan masyarakat pada umummnya memperlakukan anak tidak sesuai dengan tingkat perkembangananya. Di dalam keluarga orang tua sering memaksakan keinginannya sesuai kehendaknya, di sekolah guru sering memberikan tekanan (preasure) tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak, di berbagai media cetak/elektronika tekanan ini lebih tidak terbatas lagi, bahkan cenderung ekstrim.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan maka Rumusan masalah ada sebagai berikut :
a. Apa pengertian dan peranan pendidikan prasekolah dimasyarakat??
b. Seberapa penting pendidikan prasekolah dimasyarakat???
c. Benarkah, pendidikan prasekolah membebani anak-anak??
C. Tujuan Rumusan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan rumusan yaitu:
a. Untuk mengetahui pengertian dan peranan pendidikan prasekolah dimasyarakat.
b. Untuk mengetahui pentingnya pendidikan prasekolah saat ini di masyarakat.
c. Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai pendidikan prasekolah yang dianggap membebani anak-anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Pra sekolah
Tiap orangtua tentu akan berusaha memberikan pendidikan yang terbaik buat putra-putrinya bahkan sejak usia prasekolah. Peranan pendidikan dianggap penting dalam kehidupan masyarakat. Apalagi jaman sekarang banyak orang tua yang telah memberikan pendidikan prasekolah kepada anak mereka. Sebelum kita membahas mengenai pendidikan pra sekolah, terlebih dahulu kita mengenal apa itu pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,akhlak serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Semakin disadari pentingnya pendidikan saat ini, maka semakin banyak orang tua yang ingin memberikan anaknya pendidikan yang terbaik, yaitu memberikan pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampe usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang dilaksanakan pada jalur formal, nonformal dan informal. Ruang lingkup pendidikan anak usia dini terdiri dari beberapa yaitu : infant (0-1 tahun), Toddler (2-3 tahun), preschool (3-6 tahun), early primary school / SD kelas awal (6-9 tahun). Akan tetapi, pada makalah ini kami akan mengkaji mengenai Pendidikan Prasekolah dan problemtika yang ada.
Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah(PP27/1990).
Pendidikan pra sekolah merupakan suatu tempat dimana anak-anak berkumpul dan diajarkan untuk mempersiapkan diri mereka sebelum masuk ke sekolah. Ada pre school yang menawarkan pendidikn untuk anak-anak mulai dari usia yang sangat dini yaitu 6 bulan sampai usia cukup untuk masuk TK, yaitu sekitar umur 4 tahun. Bahkan sudah ada peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pendidikan Prasekolah sebagai berikut:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah yang dimaksud dengan :
1. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah.
2. Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia empat tahun sampai memasuki pendidikan dasar.
3. Anak didik adalah peserta didik pada pendidikan prasekolah.
4. Orang tua adalah ayah dan/atau ibu atau wali anak didik yang bersangkutan.
5. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendidikan nasional.
Pasal 2
Pendidikan prasekolah tidak merupakan persyaratan untuk memasuki pendidikan dasar.
BAB II
TUJUAN
Pasal 3
Pendidikan prasekolah bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.
BAB III
BENTUK SATUAN DAN LAMA PENDIDIKAN
Pasal 4
(1) Bentuk satuan pendidikan prasekolah meliputi Taman Kanak-kanak, Kelompok Bermain, Penitipan Anak, dan bentuk lain yang ditetapkan oleh Menteri.
(2) Taman Kanak-kanak terdapat dijalur pendidikan sekolah.
(3) Kelompok Bermain dan Penitipan Anak terdapat di jalur pendidikan luar sekolah.
(4) Anak didik Taman Kanak-kanak adalah anak usia 4-6 tahun.
(5) Lama pendidikan di Taman Kanak-kanak 1 tahun atau 2 tahun.
Pasal 5
Pembinaan usaha kesejahteraan anak pada Kelompok Bermain dan Penitipan Anak menjadi tanggung jawab Menteri Sosial, sedangkan pembinaan pendidikannya menjadi tanggung jawab Menteri.
Pasal 6
(1) Pendidikan prasekolah yang diselenggarakan pada Kelompok Bermain dan Penitipan Anak hanya dapat diikuti anak yang usianya sekurang-kurangnya 3 tahun.
(2) Pendidikan yang diselenggarakan pada Kelompok Bermain dan Penitipan Anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan bagian daripada pendidikan prasekolah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.
(3) Pendidikan prasekolah pada Kelompok Bermain dan Penitipan Anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri setelah mendengar pertimbangan Menteri Sosial.
BAB IV
SYARAT DAN TATA CARA PENDIRIAN
Pasal 7
Syarat dan tata cara pendirian Kelompok Bermain dan Penitipan Anak ditetapkan oleh Menteri Sosial sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 8
(1) Syarat pendirian Taman Kanak-kanak yang didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat harus memenuhi adanya :
a. sejumlah anak didik;
b. tenaga kependidikan;
c. program kegiatan belajar;
d. dana, sarana dan prasarana pendidikan.
(2) Taman Kanak-kanak yang didirikan oleh masyarakat selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) penyelenggaranya harus berbentuk yayasan atau badan yang bersifat sosial.
(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), serta tata cara pendirian Taman Kanak-kanak diatur oleh Menteri.
BAB V
PROGRAM KEGIATAN BELAJAR
Pasal 9
(1) Isi program kegiatan belajar pendidikan di Taman Kanak-kanak meliputi pengembangan :
1. Moral Pancasila;
2. Agama;
3. Disiplin;
4. Kemampuan berbahasa;
5. Daya pikir;
6. Daya cipta;
7. Perasaan/emosi;
8. Kemampuan bermasyarakat;
9. Keterampilan;
10. Jasmani.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri, dan yang berkenaan dengan pengembangan agama diatur oleh Menteri setelah mendengar pertimbangan Menteri Agama.
BAB VI
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Pasal 10
(1) Taman Kanak-kanak yang didirikan oleh Pemerintah diselenggarakan oleh Menteri.
(2) Taman Kanak-kanak yang didirikan oleh masyarakat diselenggarakan oleh badan yang mendirikan Taman Kanak-kanak yang bersangkutan.
(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh Menteri.
Pasal 11
(1) Penyelenggaraan pendidikan pada Taman Kanak-kanak dilaksanakan oleh guru dengan berpedoman pada program kegiatan belajar.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri.
Pasal 12
(1) Untuk membantu kelancaran penyelenggaraan pendidikan, pada setiap Taman Kanak-kanak dapat dibentuk badan pembantu penyelenggara pendidikan.
(2) Pembentukan, susunan, tugas dan fungsi serta pembinaan badan pembantu penyelenggara pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri.
BAB VII
PENGELOLAAN
Pasal 13
(1) Pengelolaan Taman Kanak-kanak dilakukan oleh seorang Kepala dan dibantu oleh tenaga kependidikan lainnya.
(2) Kepala sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bertanggung jawab atas pengelolaan tenaga kependidikan, anak didik, pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, dana, sarana dan prasarana, serta administrasi.
(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh Menteri.
BAB VIII
TENAGA KEPENDIDIKAN
Pasal 14
(1) Guru Taman Kanak-kanak merupakan tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi sebagai guru Taman Kanak-kanak.
(2) Anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tertentu dapat membantu guru dalam penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar atau bermain.
(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh Menteri.
BAB IX
PEMBIAYAAN
Pasal 15
(1) Penyelenggara Taman Kanak-kanak bertanggung jawab atas biaya pendidikan yang diperlukan.
(2) Biaya penyelenggaraan pendidikan pada Taman Kanak-kanak yang diselenggarakan oleh masyarakat dapat diperoleh antara lain dari sumbangan orang tua anak didik yang bersangkutan, yang besarnya tidak boleh melebihi kemampuannya.
(3) Pemerintah dapat memberi bantuan kepada Taman Kanak-kanak yang diselenggarakan oleh masyarakat dalam bentuk dana, sarana dan prasarana pendidikan, tenaga kependidikan yang berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil, dan bantuan lain.
(4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur oleh Menteri.
BAB X
PENILAIAN
Pasal 16
(1) Penilaian kegiatan pertumbuhan dan perkembangan anak didik di Taman Kanak-kanak dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri.
Pasal 17
(1) Penilaian penyelenggaraan administrasi, kelembagaan, pelaksanaan program kegiatan belajar, tenaga kependidikan, anak didik, sarana dan prasarana, serta keadaan umum di Taman Kanak-kanak dilakukan secara berkala dalam rangka pembinaan dan perkembangan satuan pendidikan yang bersangkutan.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri.
BAB XI
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
Pasal 18
(1) Pengawasan dan pembinaan penyelenggaraan pendidikan prasekolah dilakukan oleh Menteri.
(2) Menteri dapat mengambil tindakan administratif terhadap penyelenggara Taman Kanak-kanak yang melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB XII
KETENTUAN LAIN
Pasal 19
(1) Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat mengadakan dan menyelenggarakan satuan pendidikan dan/atau kegiatan pendidikan prasekolah.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri setelah mendengar pertimbangan, Menteri lain yang terkait.
Pasal 20
(1) Pihak asing dapat mengadakan dan menyelenggarakan satuan dan/atau kegiatan pendidikan prasekolah sejauh tidak bertentangan dengan kepentingan nasional Indonesia.
(2) Satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilarang menerima anak didik warga negara Indonesia.
(3) Syarat dan tata cara pendirian satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri setelah mendengar pertimbangan Menteri lain yang terkait.
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 21
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini dan/atau belum diganti dengan peraturan yang baru berdasarkan Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tetap berlaku.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 10 Juli 1990
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd.
SOEHARTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 10 Juli 1990
MENTERI/SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
B. Tugas Perkembangan Anak di Usia Dini.
Masa anak-anak usia pra sekolah mempunyai tugas perkembangan, yaitu:
1. Perkembangan Personal Sosial
kemampuan si kecil berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain/lingkungannya serta menilai bagaimana kemandiriannya.
2. Perkembangan Motorik Halus
kemampuan anak dalam mengoordinasikan mata dan kedua tangannya. Contohnya untuk menggambar, menjimpit kismis, mencoret, menyusun balok, dan sejenisnya.
3. Perkembangan Bahasa
kemampuan anak mendengar atau merespons suara, berbicara dan mengikuti perintah.
4. Perkembangan Motorik Kasar
kemampuan anak seperti jalan, melompat, dan sebagainya.
Selain itu masa 0-5 tahun merupakan ”golden age” dimana 80 persen otak anak berkembang pada masa tersebut. Pada masa tersebut peran orang tua sangat besar dalam mengawasi proses tumbuh dan berkembang otak anak. Pada masa ini informasi akan mudah diserap entah itu baik ataupun buruk. Maka sangatlah penting pendidikan sebelum sekolah itu dilakukan.
Jika orang tua mampu mandampingi anak untuk dapat mengoptimalkan tugas perkembangannya seperti yang dijelaskan di atas, orang tua tidak perlu membawa anak ke pre school. Karena dengan belajar sendiri di rumah bersama orang tua, orang tua bisa memantau langsung perkembangan anak dan bertanggung jawab penuh terhadap perkembangan anak. Namun jika orang tua tidak memiliki banyak waktu untuk memberikan pendidikan pra sekolah, ada baiknya untuk menyertakan anak-anak ke pre school. Tetapi dengan menyekolahkan di pre school tidak berarti orang tua melepaskan tanggung jawab mendidik anak kepada guru, orang tua tetap harus bertanggung jawab dan selalu memperhatikan perkembangan anak.
Selain itu ada beberapa tips yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam memilih pre school,yaitu:
1.Pilihlah pre school yang membuat anak merasa senang dan nyaman berada di dalamnya
2.Sebaiknya jangan memilih lokasi terlalu jauh dari rumah yang dapat menyebabkan anak merasalelah.
3.Pilihlah pre school yang memiliki program sit-in, sehingga anak dapat mencoba bersekolah di pre school tersebut selama beberapa hari untuk mengetahui apakah memang sesuai dan nyaman untuk anak anda.
Anak taman kanak-kanak termasuk dalam kelompok umum prasekolah. Pada umur 2-4 tahun anak ingin bermain, melakukan latihan berkelompok, melakukan penjelajahan, bertanya, menirukan, dan menciptakan sesuatu. Pada masa ini anak mengalami kemajuan pesat dalam keterampilan menolong dirinya sendiri dan dalam keterampilan bermain. Seluruh sistem geraknya sudah lentur, sering mengulangi perbuatan yang diminatinya dan melakukan secara wajar tanpa rasa malu. Di taman kanak-kanak, anak juga mengalami kemajuan pesat dalam penguasaan bahasa, terutama dalam kosa kata. Hal yang menarik, anak-anak juga ingin mandiri dan tak banyak lagi mau tergantung pada orang lain.
Sehubungan dengan ciri-ciri di atas maka tugas perkembangan yang diemban anak-anak adalah:
1. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain.
2. Membangun sikap yang sehat terhadap diri sendiri
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya
4. Mengembangkan peran sosial sebagai lelaki atau perempuan
5. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan dalam hidup sehari-hari
6. Mengembangkan hati nurani, penghayatan moral dan sopan santun
7. Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis, matematika dan berhitung
8. Mengembangkan diri untuk mencapai kemerdekaan diri.
Dengan adanya tugas perkembangan yang diemban anak-anak, diperlukan adanya pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak-anak yang selalu “dibungkus” dengan permainan, suasana riang, enteng, bernyanyi dan menari. Bukan pendekatan pembelajaran yang penuh dengan tugas-tugas berat, apalagi dengan tingkat pengetahuan, keterampilan dan pembiasaan yang tidak sederhana lagi seperti paksaan untuk membaca,menulis, berhitung dengan segala pekerjaan rumahnya yang melebihi kemampuan anak-anak.
C. Pengaruh Lingkungan terhadap anak-anak
Pada usia lima tahun pada umumnya anak-anak baik secara fisik maupun kejiwaan sudah siap untuk belajar hal-hal yang semakin tidak sederhana dan berada pada waktu yang cukup lama di sekolah. Setelah apada usia 2-3 tahun mengalami perkembangan yang cepat. Pada usia enam tahun, pada umumnya anak-anak telah mengalami perkembangan dan kecakapan bermacam-macam keterampilan fisik. Mereka sudah dapat melakukan gerakan-gerakan seperti meloncat, melompat, menangkap, melempar, dan menghindar. Pada umumnya mereka juga sudah dapat naik sepeda mini atau sepeda roda tiga. Kadang-kadang untuk anak-anak tertentu keterampilan-keterampilan ini telah dikuasainya pada usia 4-5 tahun.
Montessori memberikan gambaran peran guru dan pengaruh lingkungan terhadap perkembangan kecerdasan, sebagai berikut:
a. 80 % aktifitas bebas dan 20 % aktifitas yanag diarahkan guru
b. melakukan berbagai tugas yang mendorong anak untuk memikirkan tentang hubungan dengan orang lain
c. menawarkan kesempatan untuk menjalin hubungan social melalui interaksi yang bebas
d. dalil-dalil ditemukan sendiri, tidak disajikan oleh guru
e. aturan pengucapan didapat melalui pengenalan pola, bukan dengan hafalan
setiap aspek kurikulum melibatkan pemikiran
Montessori, mengatakan bahwa pada usia 3-5 tahun, anak-anak dapat diajari menulis, membaca, dikte dengan belajar mengetik. Sambil belajar mengetik anak-anak belajar mengeja, menulis dan membaca. Ada suatu penelitian di Amerika yang menyimpulkan bahwa kenyataannya anak-anak dapat belajar membaca sebelum usia 6 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sekitar 2 % anak yang sudah belajar dan mampu membaca pada usia 3 tahun, 6 % pada usia empat tahun, dan sekitar 20 % pada usia 5 tahun. Bahkan terbukti bahwa pengalaman belajar di taman kanak-kanak dengan kemampuan membaca memadai akan sangat menunjang kemampuan belajar pada tahun-tahun berikutnya.
Pendapat Montessori ini didukung oleh Moore, seorang sosiolog dan pendidik, meyakini bahwa kehidupan tahun-tahun awal merupakan tahun-tahun yang paling kreaktif dan produktif bagi anak-anak. Oleh karena itu, sejauh memungkinkan, sesuai dengan kemampuan, tingkat perkembangan dan kepekaan belajar mereka, kita dapat juga mengajarkan menulis, membaca dan berhitung pada usia dini. Yang penting adalah strategi pengalaman belajar dan ketepatan mengemas pembelajaran yang menarik, mempesona, penuh dengan permainan dan keceriaan, enteng tanpa membebani dan merampas dunia kanak-kanak mereka.
Salah satu hal yang dibutuhkan untuk dapat meningkatkan perkembangan kecerdasan anak adalah suasana keluarga dan kelas yang akrab, hangat serta bersifat demokratis, sekaligus menawarkan kesempatan untuk menjalin hubungan sosial melalui interaksi yang bebas. Hal ini ditandai antara lain dengan adanya relasi dan komunikasi yang hangat dan akrab. .
Pada masa usia 2 – 6 tahun, anak sangat senang kalau diberikan kesempatan untuk menentukan keinginannya sendiri, karena mereka sedang membutuhkan kemerdekaan dan perhatian. Pada masa ini juga mencul rasa ingin tahu yang besar dan menuntut pemenuhannya. Mereka terdorong untuk belajar hal-hal yang baru dan sangat suka bertanya dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu. Guru dan orang tua hendaknya memberikan jawaban yang wajar. Sampai pada usia ini, anak-anak masih suka meniru segala sesuatu yang dilakukan orang tuanya.
Perlu diingat juga bahwa minat anak pada sesuatu itu tidak berlangsung lama, karena itu guru dan orang tua harus pandai menciptakan kegiatan yang bervariasi dan tidak menerapkan disiplin kaku dengan rutinitas yang membosankan. Anak pada masa ini juga akan berkembang kecerdasannya dengan cepat kalau diberi penghargaan dan pujian yang disertai kasih sayang, dengan tetap memberikan pengertian kalau mereka melakukan kesalahan atau kegagalan. Dengan kasih sayang yang diterima, anak-anak akan berkembang emosi dan intelektualnya, yang penting adalah pemberian pujian dan penghargaan secara wajar.
Untuk memfasilatasi tingkat perkembangan fisik anak, pada taman kanak-kanak perlu dibuat adanya arena bermain yang dilengkapi dengan alat-alat peraga dan alat-alat keterampilan lainnya, karena pada usia 2- 6 tahun tingkat perkembangan fisik anak berkembang sangat cepat, dan pada umur tersebut anak-anak perlu dikenalkan dengan fasilitas dan alat-alat untuk bermain, guna lebih memacu perkembangan fisik sekaligus perkembangan psikis anak terutama untuk kecerdasan.
Banyak penelitian menyatakan bahwa orang-orang yang cerdas dan berhasil pada umumnya berasal dari keluarga yang demokratis, suka melakukan uji coba, suka menyelidiki sesuatu, suka berpergian (menjelajah alam dan tempat), dan aktif, tak pernh diam dan berpangku tangan. Ingat keterampilan tangan adalah jendela menuju pengetahuan. Dalam proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan uji coba (trial and error), mangadakan penyelidikan bersama-sama, menyaksikan dan menyentuh sesuatu objek, mengalami dan melakukan sesuatu , anak-anak akan jauh lebih mudah mengerti dan mencapai hasil belajar dengan mampu memanfaatkan atau menerapkan apa yang telah dipelajari.
D. Kurikulum bagi Pendidikan Pra sekolah.
Dengan maraknya lembaga pendidikan kita yang saat ini gencar-gencarnya menyusun KTSP maka handaknya beberapa lembaga pendidikan prasekolah yang ada ini juga mampu menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (KTSPAUD) yang kapabel. Artinya saat ini kita membutuhkan juga KTSPAUD yang memiliki orientasi pada karakteristik anak usia dini.
Dari pentingnya KTSPAUD tersebut, kiranya kepada para tim penyusun perlu memehami subtansi kurikulum pendidikan anak usia dini atau pendidikan prasekolah itu sendiri.
Untuk itulah berikut akan kami sampaikan beberapa subtansi/isi dari kurikulum pendidikan prasekolah yang penting untuk diperhatikan, di antaranya:
1. Dunia anak adalah bermain
Kuriklum diharapkan mampu merujuk pada prilaku individu untuk berfikir dan bertindak imajinatifdan penuh daya hayal melalui kegiatan bermain.
2.Menyentuh segala aspek perkembangan
Kuriklum hendaknya mampu memberi sentuhan empiris sehinga mampu menyentuh aspek fisik, kognitif, emosi, sosial, dan bahasa anak
3.Menghargai perbedaan individu
Kurikulum hendaknya mampu memberi inspirasi pada pengembangan sikap anak untuk senantiasa menghargai perbedaan individu.
4.Mengembangkan harga diri
Kurikulum hendaknya mampu mengembangkan harga diri anak dengan senantiasa merujuk pada kekurangan sekaligus kelebihannya.
5.Non diskrimatif (ras, agama, suku, gender)
Kurikulum hendaknya memberikan ruang yang sama sehingga anak akan mendapatkan peluang yang luas dalam mengembangkan kegiatan bermainnya.
6.Melibatkan lingkungan tumbuh anak
Kuriklum hendaknya memberikan porsi baik orang tua, keluarga, maupun masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam pendidikan maupun tumbuh kembang anak
7.Bebas tanpa paksaan
Kurikulum hendaknya mampu merangsang anak untuk berani mengekspresikan dirinya secara bebas tanpa tekanan baik dari pihak guru maupun orang tua sehingga anak akan menjadi kreatif.
8.Aman dan melindungi
Kurikulum hendaknya mampu memberikan alternative tindakan pada anak sehingga akan merasa bebas dan tidak takut untuk mengebangkan kreativitasnya.
Dengan memperhatikan beberapa subtansi/isi kuriklum tersebut diharapkan akan tercipta suatu KTSPAUD yang benar-benar terciri keunikan dunia anak namun tetap mampu mengembangkan potensi anak didik kita.
BAB III
PERMASALAHAN
Pendidikan pra sekolah yang semakin marak dikalangan masyarakat, menimbulkan pro dan kontra terhadap masalah pendidikan anak usia dini. Seberapa pentingkah pendidikan anak usia dini (Pra sekolah)???? Benarkah pendidikan pra sekolah membebani anak?? Apakah peran orang tua tidak lagi dibutuhkan dengan adanya pendidikan prasekolah?? Pertanyaan inilah yang muncul seiring dengan pendidikan prasekolah yang semakin marak.
Pendidikan pra sekolah adalah suatu tempat dimana anak-anak berkumpul dan diajarkan untuk mempersiapkan diri mereka sebelum masuk ke sekolah. Sedangkan menurut PP no. 27 tahun 1990 bahwa Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah. Berdasarkan dari definisi pendidikan prasekolah diatas, maka kita dapat mengetahui peran dan fungsi pendidikan prasekolah saat ini. Pendidikan prasekolah diciptakan untuk mempersiapkan diri mereka sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar, serta memberikan mereka gambaran tentang apa-apa saja yang akan dipelajari dalam pendidikan sekolah. Dengan melihat kenyataan dalam masyarakat bahwa sebagian besar orang tua telah memberikan pendidikan sejak usia dini kepada anaknya, mulai dari usia 2 tahun, menunjukkan bahwa begitu pentingnya pendidikan bagi anak usia dini, yang merupakan masa “golden age”, anak-anak mampu sangat cepat menangkap apa yang dia lihat, dengar dan rasakan. Pendidikan prasekolah sangat dibutuhkan bagi anak-anak, terlebih lagi jika mereka mempunyai orangtua yang sangat sibuk, sehingga mereka tidak memperoleh pendidikan dengan orangtua mereka.
Pendidikan prasekolah dianggap sangat penting untuk lebih mengembangkan kemampuan anak-anak dimasa “golden age”, sehingga tidak heran kalau sebagian masyarakat / orangtua yang mampu memberikan anak-anaknya pendidikan sejak dini dilakukan untuk memberikan yang terbaik bagi anak mereka. Lalu apa dengan pendidikan pra sekolah merupakan pendidikan yang paling tepat bagi anak-anak??
Pada dasarnya pendidikan yang paling pertama dan utama adalah pendidikan yang diberikan oleh keluarga. Akan tetapi, banyak orang tua yang beranggapan setelah memasukkan anaknya kesekolah (KB / TK), mereka mengangap sudah tidak ada lagi tanggungjawab orangtua dalam pendidikan anak. Paradigma inilah yang mesti kita ubah. Peran pendidikan prasekolah merupakan pelengkap dan pendidikan tambahan yang diberikan kepada anak, selain pendidikan yang berikan oleh orang tuanya, walaupun pendidikan prasekolah juga cukup penting. Bahkan peran orang tua sangat penting terhadap perkembangan anak. Fungsi keluarga adalah memberikan kesempatan dan stimulasi yang dapat menambah pengetahuan anak tentang pengetahuan disekitarnya. Pendidikan prasekolah penting bagi anak-anak disamping pendidikan dari keluarga, karena melalui pendidikan prasekolah anak-anak bias menunjukkan kemampuan mereka dan bisa bersosialisasi dengan teman-temannya.
Akan tetapi, pada kenyataan saat ini, pendidikan pra sekolah tidak hanya memberikan persiapan dan pengenalan kepada anak, namun tidak sedikit bersifat memaksa kepada anak-anak agar dapat membaca, berhitung dan bahkan mampu menghafalkan kosakata dalam bahasa inggris, yang dimana keluar dari kemampuan dan kapasitas mereka, karena tiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Pendidikan prasekolah harus memiliki kurikulum tersendiri dengan memperhatikan bahwa dunia anak adalah dunia bermain dan bebas dari paksaan. Sehingga dalam memberikan materi pelajaran, seorang pendidik harus membawa dalam suasana bermain. Karena pada dasarnya seorang anak menyukai aktivitas bebas dan tidak terikat. Karena dalam pendidikan prasekolah, anak-anak hanya diperkenalkan dan menyiapkan mental mereka sebelum masuk pendidikan sekolah, mereka juga diajarkan bersosialisasi dengan anak-anak yang lainnya. Karena materi yang diberikan pada pendidikan prasekolah adalah Moral Pancasila; Agama; Disiplin; Kemampuan berbahasa; Daya pikir; Daya cipta; Perasaan/emosi; Kemampuan bermasyarakat;
Keterampilan; Jasmani Seiring dengan perkembangan jaman, peran pendidikan prasekolah semakin bergeser. Anak-anak yang terlalu dipaksakan untuk belajar dan mengurangi masa bermain mereka, akan lebih cepat jenuh dan membosankan.. Untuk itu, masa anak-anak masa dimana orang tua dan lingkungan sekitarnya memberikan yang terbaik bagi mereka. Tapi, realita saat ini anak-anak harus mampu membaca dan berhitung ketika selesai sekolah TK. Bahkan, ada beberapa SD ‘unggulan’ yang mengadakan test bagi siswa yang baru kelas 1. Hal inilah yang menjadi beban bagi anak-anak terlebih diusia yang masih dini. Ada beberapa masalah yang dihadapi anak-anak dimasa Taman Kanak-kanak yang menjadi problematika bagi pendidik dalam menghadapinya. Karena jika masalah yang dihadapi di usia dini tidak dapat diselesaikan, maka akan mempengaruhi kepribadian anak.
Masalah anak TK
a. Penakut
Setiap anak memiliki rasa takut, namun jika berlebihan dan tidak wajar maka perlu diperhatikan. Rasa takut anak TK biasanya terhadap hewan, serangga, gelap, dokter atau dokter gigi, ketinggian, monster, lamunan, sekolah, angin topan, dll.
Rasa takut yang berlebihan terlihat dalam gejala-gejala seperti berikut :
1. Gejala psikis, seperti ; gangguan makan, tidur, perut, sulit bernafas, dan sakit kepala.
2. Gejala emosional, seperti ; rasa takut, sensitif, rendah diri, ketidakberdayaan, bingung, putus asa, marah, sedih, bersalah.
3. Gejala tingkah laku seperti : gangguan tidur, mengisolasi diri, prestasi kurang di sekolah, agresi, mudah tersinggung, menghindari pergi keluar, ketergantungan pada suatu benda, dan terus berada di kamar orang tua.
Penyebab anak memiliki rasa takut :
1. Intelegensi (anak-anak yang tingkat intelegensi tinggi cenderung punya rasa takut yang sama dengan anak yang berusia lebih tua, demikian pula sebaliknya).
2. Jenis kelamin (anak perempuan lebih takut dibanding laki-laki karena lingkungan sosial lebih menerima rasa takut perempuan).
3. Keadaan fisik (anak cenderung takut bila dalam keadaan lelah, lapar atau kurang sehat).
4. Urutan kelahiran (anak sulung cenderung lebih takut karena perlindungan yang berlebihan).
5. Kepribadian anak (anak yang kurang memperoleh rasa aman cenderung lebih penakut).
6. Adanya contoh yang dilihat anak, seperti ; tontonan TV, atau ibu yang takut.
7. Trauma yang dialami anak-anak, seperti ; tabrakan mobil, angina topan, bencana alam, dll.
8. pola asuh orang tua yang menghidupkan rasa takut anak seperti ; paksaan, hukuman, ejekan, ketidakperdulian, dan pelindungan diluar batas.
Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik
1. Mendengarkan cerita anak
2. Lindungi dan hibur anak
3. Ajari kenyataan
4. Memberi hadiah
5. Memberi contoh teladan (guru sebagai model)
6. Coping model (adalah salah satu cara seseorang menghadapi rasa takut namun ia harus melewati rasa takut itu. Salah satu cara dengan bicara pada diri sendiri).
7. Mendongeng
8. Melakukan aktivitas penuh tantangan
9. Memanfaatkan imajinasi anak untuk menumbuhkan keberanian
10. Menggambar
b. Agresif
Agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal atau melakukan ancaman sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan. Perilaku tersebut cenderung melukai anak lain seperti menggigit, mencakar, atau memukul. Bertambahnya usia diekspresikan dengan mencela, mencaci dan memaki.
Gejala anak yang agresif :
1. Sering mendorong, memukul, atau berkelahi.
2. Menyerang dengan menggunakan kaki, tangan, tubuhnya untuk mengganggu permainan yang dilakukan teman-teman.
3. Menyerang dalam bentuk verbal seperti ; mencaci, mengejek, mengolok-olok, berbicara kotor dengan teman.
4. Tingkah laku mengganggu muncul karena ingin menunjukkan kekuatan kelompok. Biasanya melanggar aturan atau norma yang berlaku di sekolah seperti; berkelahi, merusak alat permainan milik teman, mengganggu anak lain.
Penyebab anak agresif
1. Pola asuh yang keliru (melakukan kekerasan terhadap anak, otoriter terhadap anak dan terlalu protektif, terlalu memanjakan anak (orang tua selalu mengijinkan atau membenarkan permintaan anak)
2. Reaksi emosi terhadap frustasi (banyaknya larangan yang dibuat guru atau orang tua (kecemasan yang berlebihan), sementara anak melakukan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhannya).
3. 3. Tingkah laku agresif sebelumnya (tingkah laku agresif yang pernah dilakukan anak mendapat penguatan dari keluarga atau guru).
Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik :
1. Bermain peran
2. Belajar mengenal perasaan
3. Belajar berteman melalui permainan beregu
4. Beri penguatan jika anak berperilaku tepat dengan temannya
5. Perbanyak kegiatan yang menggunakan gerakan motorik
c. Pemalu
Pemalu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan, yang timbul pada seseorang, akibatnya adanya penilaian negatif terhadap dirinya.
Ciri anak pemalu adalah :
1. Kurang berani bicara dengan guru atau orang dewasa
2. Tidak mampu menatap mata orang lain ketika berbicara
3. Tidak bersedia untuk berdiri di depan kelas
4. Enggan bergabung dengan anak-anak lain
5. Lebih senang bermain sendiri
6. Tidak berani tampil dalam permainan
7. Membatasi diri dalam pergaulan
8. Anak tidak banyak bicara
9. Anak kurang terbuka
Penyebab anak pemalu
1. Keadaan fisik
2. Kesulitan dalam bicara
3. Kurang terampil berteman
4. Harapan orang tua yang terlalu tinggi
5. Pola asuh yang mencela
Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik :
1. Melibatkan anak pada kegiatan yang menyenangka
2. Belajar bergabung melalui permainan
3. Mengajar cara mulai berteman
4. Dorong anak berpartisipasi dalam kelompok
Inilah beberapa masalah yang dihadapi oleh anak-anak di masa TK, yang dimana masalah akan mempengaruhi keadaan psikologi mereka jika beranjak dewasa.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah(PP27/19).
Pada masa anak-anak mengalami kemajuan yang pesat. Yang dimana 80 % menyukai aktivitas bebas dan 20 % aktifitas yang diarahkan oleh guru. Pendidikan prasekolah cukup penting diberikan kepada anak-anak, karena masa anak-anak merupakan masa golden age, yaitu mereka mampu dengan cepat menyerap apa yang ada di lingkungan sekitar. Sehingga diusia dini, anak-anak akan diberikan pendidikan yang terbaik dengan berorentasi pada belajar sambil bermain, karena masa anak-anak adalah masa yang penuh kebahagiaan yang juga akan mempengaruhi psikologisnya kelak. Kurikulum pada pendidikan anak usia dini didesain berdasarkan tingkat perkembangannya anak.
B. Saran
Dalam menghadapi anak pendidikan prasekolah, kita harus mengerti terlebih dahulu apa keinginan dan bagaimana tahap perkembangan dan kemampuan anak, karena tiap anak berbeda tahap perkembangannya, terlebih lagi bagi para calon pendidik. Karena anak lebih menyukai aktivitas bermain.
DAFTAR PUSTAKA
http;/ permasalahan anak di taman kanak-kanak>>marthacristina’s weblog.com
http;/ menu-pembelajaran-anak-usia-dini>>taufiq.html.com
http;/ ngawi education>>substansi kurikulum pendidikan. Html.com
http;/ ida-krisnashow-kiat memilih pendidikan sekolah.html.com
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak adalah buah hati orangtua, kalimat kiasan ini memang bukan hanya sekedar kiasan belaka, tetapi pada kenyataannya setiap orangtua dari kalangan manapun mereka berasal sudah dapat dipastikan akan berbuat apa saja demi kebahagiaan anak-anaknya.
Masa kanak-kanak haruslah merupakan masa yang bahagia bagi seorang anak.
Oleh sebab itu, anak harus diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Hanya saja, dalam praktik pendidikan sehari-hari, tidak selalu demikian yang terjadi. Banyak contoh yang menunjukkan betapa para orang tua dan masyarakat pada umummnya memperlakukan anak tidak sesuai dengan tingkat perkembangananya. Di dalam keluarga orang tua sering memaksakan keinginannya sesuai kehendaknya, di sekolah guru sering memberikan tekanan (preasure) tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak, di berbagai media cetak/elektronika tekanan ini lebih tidak terbatas lagi, bahkan cenderung ekstrim.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan maka Rumusan masalah ada sebagai berikut :
a. Apa pengertian dan peranan pendidikan prasekolah dimasyarakat??
b. Seberapa penting pendidikan prasekolah dimasyarakat???
c. Benarkah, pendidikan prasekolah membebani anak-anak??
C. Tujuan Rumusan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan rumusan yaitu:
a. Untuk mengetahui pengertian dan peranan pendidikan prasekolah dimasyarakat.
b. Untuk mengetahui pentingnya pendidikan prasekolah saat ini di masyarakat.
c. Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai pendidikan prasekolah yang dianggap membebani anak-anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Pra sekolah
Tiap orangtua tentu akan berusaha memberikan pendidikan yang terbaik buat putra-putrinya bahkan sejak usia prasekolah. Peranan pendidikan dianggap penting dalam kehidupan masyarakat. Apalagi jaman sekarang banyak orang tua yang telah memberikan pendidikan prasekolah kepada anak mereka. Sebelum kita membahas mengenai pendidikan pra sekolah, terlebih dahulu kita mengenal apa itu pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,akhlak serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Semakin disadari pentingnya pendidikan saat ini, maka semakin banyak orang tua yang ingin memberikan anaknya pendidikan yang terbaik, yaitu memberikan pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampe usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang dilaksanakan pada jalur formal, nonformal dan informal. Ruang lingkup pendidikan anak usia dini terdiri dari beberapa yaitu : infant (0-1 tahun), Toddler (2-3 tahun), preschool (3-6 tahun), early primary school / SD kelas awal (6-9 tahun). Akan tetapi, pada makalah ini kami akan mengkaji mengenai Pendidikan Prasekolah dan problemtika yang ada.
Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah(PP27/1990).
Pendidikan pra sekolah merupakan suatu tempat dimana anak-anak berkumpul dan diajarkan untuk mempersiapkan diri mereka sebelum masuk ke sekolah. Ada pre school yang menawarkan pendidikn untuk anak-anak mulai dari usia yang sangat dini yaitu 6 bulan sampai usia cukup untuk masuk TK, yaitu sekitar umur 4 tahun. Bahkan sudah ada peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pendidikan Prasekolah sebagai berikut:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah yang dimaksud dengan :
1. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah.
2. Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia empat tahun sampai memasuki pendidikan dasar.
3. Anak didik adalah peserta didik pada pendidikan prasekolah.
4. Orang tua adalah ayah dan/atau ibu atau wali anak didik yang bersangkutan.
5. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendidikan nasional.
Pasal 2
Pendidikan prasekolah tidak merupakan persyaratan untuk memasuki pendidikan dasar.
BAB II
TUJUAN
Pasal 3
Pendidikan prasekolah bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.
BAB III
BENTUK SATUAN DAN LAMA PENDIDIKAN
Pasal 4
(1) Bentuk satuan pendidikan prasekolah meliputi Taman Kanak-kanak, Kelompok Bermain, Penitipan Anak, dan bentuk lain yang ditetapkan oleh Menteri.
(2) Taman Kanak-kanak terdapat dijalur pendidikan sekolah.
(3) Kelompok Bermain dan Penitipan Anak terdapat di jalur pendidikan luar sekolah.
(4) Anak didik Taman Kanak-kanak adalah anak usia 4-6 tahun.
(5) Lama pendidikan di Taman Kanak-kanak 1 tahun atau 2 tahun.
Pasal 5
Pembinaan usaha kesejahteraan anak pada Kelompok Bermain dan Penitipan Anak menjadi tanggung jawab Menteri Sosial, sedangkan pembinaan pendidikannya menjadi tanggung jawab Menteri.
Pasal 6
(1) Pendidikan prasekolah yang diselenggarakan pada Kelompok Bermain dan Penitipan Anak hanya dapat diikuti anak yang usianya sekurang-kurangnya 3 tahun.
(2) Pendidikan yang diselenggarakan pada Kelompok Bermain dan Penitipan Anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan bagian daripada pendidikan prasekolah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.
(3) Pendidikan prasekolah pada Kelompok Bermain dan Penitipan Anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri setelah mendengar pertimbangan Menteri Sosial.
BAB IV
SYARAT DAN TATA CARA PENDIRIAN
Pasal 7
Syarat dan tata cara pendirian Kelompok Bermain dan Penitipan Anak ditetapkan oleh Menteri Sosial sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 8
(1) Syarat pendirian Taman Kanak-kanak yang didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat harus memenuhi adanya :
a. sejumlah anak didik;
b. tenaga kependidikan;
c. program kegiatan belajar;
d. dana, sarana dan prasarana pendidikan.
(2) Taman Kanak-kanak yang didirikan oleh masyarakat selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) penyelenggaranya harus berbentuk yayasan atau badan yang bersifat sosial.
(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), serta tata cara pendirian Taman Kanak-kanak diatur oleh Menteri.
BAB V
PROGRAM KEGIATAN BELAJAR
Pasal 9
(1) Isi program kegiatan belajar pendidikan di Taman Kanak-kanak meliputi pengembangan :
1. Moral Pancasila;
2. Agama;
3. Disiplin;
4. Kemampuan berbahasa;
5. Daya pikir;
6. Daya cipta;
7. Perasaan/emosi;
8. Kemampuan bermasyarakat;
9. Keterampilan;
10. Jasmani.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri, dan yang berkenaan dengan pengembangan agama diatur oleh Menteri setelah mendengar pertimbangan Menteri Agama.
BAB VI
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Pasal 10
(1) Taman Kanak-kanak yang didirikan oleh Pemerintah diselenggarakan oleh Menteri.
(2) Taman Kanak-kanak yang didirikan oleh masyarakat diselenggarakan oleh badan yang mendirikan Taman Kanak-kanak yang bersangkutan.
(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh Menteri.
Pasal 11
(1) Penyelenggaraan pendidikan pada Taman Kanak-kanak dilaksanakan oleh guru dengan berpedoman pada program kegiatan belajar.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri.
Pasal 12
(1) Untuk membantu kelancaran penyelenggaraan pendidikan, pada setiap Taman Kanak-kanak dapat dibentuk badan pembantu penyelenggara pendidikan.
(2) Pembentukan, susunan, tugas dan fungsi serta pembinaan badan pembantu penyelenggara pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri.
BAB VII
PENGELOLAAN
Pasal 13
(1) Pengelolaan Taman Kanak-kanak dilakukan oleh seorang Kepala dan dibantu oleh tenaga kependidikan lainnya.
(2) Kepala sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bertanggung jawab atas pengelolaan tenaga kependidikan, anak didik, pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, dana, sarana dan prasarana, serta administrasi.
(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh Menteri.
BAB VIII
TENAGA KEPENDIDIKAN
Pasal 14
(1) Guru Taman Kanak-kanak merupakan tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi sebagai guru Taman Kanak-kanak.
(2) Anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tertentu dapat membantu guru dalam penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar atau bermain.
(3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh Menteri.
BAB IX
PEMBIAYAAN
Pasal 15
(1) Penyelenggara Taman Kanak-kanak bertanggung jawab atas biaya pendidikan yang diperlukan.
(2) Biaya penyelenggaraan pendidikan pada Taman Kanak-kanak yang diselenggarakan oleh masyarakat dapat diperoleh antara lain dari sumbangan orang tua anak didik yang bersangkutan, yang besarnya tidak boleh melebihi kemampuannya.
(3) Pemerintah dapat memberi bantuan kepada Taman Kanak-kanak yang diselenggarakan oleh masyarakat dalam bentuk dana, sarana dan prasarana pendidikan, tenaga kependidikan yang berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil, dan bantuan lain.
(4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur oleh Menteri.
BAB X
PENILAIAN
Pasal 16
(1) Penilaian kegiatan pertumbuhan dan perkembangan anak didik di Taman Kanak-kanak dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri.
Pasal 17
(1) Penilaian penyelenggaraan administrasi, kelembagaan, pelaksanaan program kegiatan belajar, tenaga kependidikan, anak didik, sarana dan prasarana, serta keadaan umum di Taman Kanak-kanak dilakukan secara berkala dalam rangka pembinaan dan perkembangan satuan pendidikan yang bersangkutan.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri.
BAB XI
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
Pasal 18
(1) Pengawasan dan pembinaan penyelenggaraan pendidikan prasekolah dilakukan oleh Menteri.
(2) Menteri dapat mengambil tindakan administratif terhadap penyelenggara Taman Kanak-kanak yang melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB XII
KETENTUAN LAIN
Pasal 19
(1) Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat mengadakan dan menyelenggarakan satuan pendidikan dan/atau kegiatan pendidikan prasekolah.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri setelah mendengar pertimbangan, Menteri lain yang terkait.
Pasal 20
(1) Pihak asing dapat mengadakan dan menyelenggarakan satuan dan/atau kegiatan pendidikan prasekolah sejauh tidak bertentangan dengan kepentingan nasional Indonesia.
(2) Satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilarang menerima anak didik warga negara Indonesia.
(3) Syarat dan tata cara pendirian satuan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri setelah mendengar pertimbangan Menteri lain yang terkait.
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 21
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini dan/atau belum diganti dengan peraturan yang baru berdasarkan Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tetap berlaku.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 10 Juli 1990
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd.
SOEHARTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 10 Juli 1990
MENTERI/SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
B. Tugas Perkembangan Anak di Usia Dini.
Masa anak-anak usia pra sekolah mempunyai tugas perkembangan, yaitu:
1. Perkembangan Personal Sosial
kemampuan si kecil berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain/lingkungannya serta menilai bagaimana kemandiriannya.
2. Perkembangan Motorik Halus
kemampuan anak dalam mengoordinasikan mata dan kedua tangannya. Contohnya untuk menggambar, menjimpit kismis, mencoret, menyusun balok, dan sejenisnya.
3. Perkembangan Bahasa
kemampuan anak mendengar atau merespons suara, berbicara dan mengikuti perintah.
4. Perkembangan Motorik Kasar
kemampuan anak seperti jalan, melompat, dan sebagainya.
Selain itu masa 0-5 tahun merupakan ”golden age” dimana 80 persen otak anak berkembang pada masa tersebut. Pada masa tersebut peran orang tua sangat besar dalam mengawasi proses tumbuh dan berkembang otak anak. Pada masa ini informasi akan mudah diserap entah itu baik ataupun buruk. Maka sangatlah penting pendidikan sebelum sekolah itu dilakukan.
Jika orang tua mampu mandampingi anak untuk dapat mengoptimalkan tugas perkembangannya seperti yang dijelaskan di atas, orang tua tidak perlu membawa anak ke pre school. Karena dengan belajar sendiri di rumah bersama orang tua, orang tua bisa memantau langsung perkembangan anak dan bertanggung jawab penuh terhadap perkembangan anak. Namun jika orang tua tidak memiliki banyak waktu untuk memberikan pendidikan pra sekolah, ada baiknya untuk menyertakan anak-anak ke pre school. Tetapi dengan menyekolahkan di pre school tidak berarti orang tua melepaskan tanggung jawab mendidik anak kepada guru, orang tua tetap harus bertanggung jawab dan selalu memperhatikan perkembangan anak.
Selain itu ada beberapa tips yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam memilih pre school,yaitu:
1.Pilihlah pre school yang membuat anak merasa senang dan nyaman berada di dalamnya
2.Sebaiknya jangan memilih lokasi terlalu jauh dari rumah yang dapat menyebabkan anak merasalelah.
3.Pilihlah pre school yang memiliki program sit-in, sehingga anak dapat mencoba bersekolah di pre school tersebut selama beberapa hari untuk mengetahui apakah memang sesuai dan nyaman untuk anak anda.
Anak taman kanak-kanak termasuk dalam kelompok umum prasekolah. Pada umur 2-4 tahun anak ingin bermain, melakukan latihan berkelompok, melakukan penjelajahan, bertanya, menirukan, dan menciptakan sesuatu. Pada masa ini anak mengalami kemajuan pesat dalam keterampilan menolong dirinya sendiri dan dalam keterampilan bermain. Seluruh sistem geraknya sudah lentur, sering mengulangi perbuatan yang diminatinya dan melakukan secara wajar tanpa rasa malu. Di taman kanak-kanak, anak juga mengalami kemajuan pesat dalam penguasaan bahasa, terutama dalam kosa kata. Hal yang menarik, anak-anak juga ingin mandiri dan tak banyak lagi mau tergantung pada orang lain.
Sehubungan dengan ciri-ciri di atas maka tugas perkembangan yang diemban anak-anak adalah:
1. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain.
2. Membangun sikap yang sehat terhadap diri sendiri
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya
4. Mengembangkan peran sosial sebagai lelaki atau perempuan
5. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan dalam hidup sehari-hari
6. Mengembangkan hati nurani, penghayatan moral dan sopan santun
7. Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis, matematika dan berhitung
8. Mengembangkan diri untuk mencapai kemerdekaan diri.
Dengan adanya tugas perkembangan yang diemban anak-anak, diperlukan adanya pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak-anak yang selalu “dibungkus” dengan permainan, suasana riang, enteng, bernyanyi dan menari. Bukan pendekatan pembelajaran yang penuh dengan tugas-tugas berat, apalagi dengan tingkat pengetahuan, keterampilan dan pembiasaan yang tidak sederhana lagi seperti paksaan untuk membaca,menulis, berhitung dengan segala pekerjaan rumahnya yang melebihi kemampuan anak-anak.
C. Pengaruh Lingkungan terhadap anak-anak
Pada usia lima tahun pada umumnya anak-anak baik secara fisik maupun kejiwaan sudah siap untuk belajar hal-hal yang semakin tidak sederhana dan berada pada waktu yang cukup lama di sekolah. Setelah apada usia 2-3 tahun mengalami perkembangan yang cepat. Pada usia enam tahun, pada umumnya anak-anak telah mengalami perkembangan dan kecakapan bermacam-macam keterampilan fisik. Mereka sudah dapat melakukan gerakan-gerakan seperti meloncat, melompat, menangkap, melempar, dan menghindar. Pada umumnya mereka juga sudah dapat naik sepeda mini atau sepeda roda tiga. Kadang-kadang untuk anak-anak tertentu keterampilan-keterampilan ini telah dikuasainya pada usia 4-5 tahun.
Montessori memberikan gambaran peran guru dan pengaruh lingkungan terhadap perkembangan kecerdasan, sebagai berikut:
a. 80 % aktifitas bebas dan 20 % aktifitas yanag diarahkan guru
b. melakukan berbagai tugas yang mendorong anak untuk memikirkan tentang hubungan dengan orang lain
c. menawarkan kesempatan untuk menjalin hubungan social melalui interaksi yang bebas
d. dalil-dalil ditemukan sendiri, tidak disajikan oleh guru
e. aturan pengucapan didapat melalui pengenalan pola, bukan dengan hafalan
setiap aspek kurikulum melibatkan pemikiran
Montessori, mengatakan bahwa pada usia 3-5 tahun, anak-anak dapat diajari menulis, membaca, dikte dengan belajar mengetik. Sambil belajar mengetik anak-anak belajar mengeja, menulis dan membaca. Ada suatu penelitian di Amerika yang menyimpulkan bahwa kenyataannya anak-anak dapat belajar membaca sebelum usia 6 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sekitar 2 % anak yang sudah belajar dan mampu membaca pada usia 3 tahun, 6 % pada usia empat tahun, dan sekitar 20 % pada usia 5 tahun. Bahkan terbukti bahwa pengalaman belajar di taman kanak-kanak dengan kemampuan membaca memadai akan sangat menunjang kemampuan belajar pada tahun-tahun berikutnya.
Pendapat Montessori ini didukung oleh Moore, seorang sosiolog dan pendidik, meyakini bahwa kehidupan tahun-tahun awal merupakan tahun-tahun yang paling kreaktif dan produktif bagi anak-anak. Oleh karena itu, sejauh memungkinkan, sesuai dengan kemampuan, tingkat perkembangan dan kepekaan belajar mereka, kita dapat juga mengajarkan menulis, membaca dan berhitung pada usia dini. Yang penting adalah strategi pengalaman belajar dan ketepatan mengemas pembelajaran yang menarik, mempesona, penuh dengan permainan dan keceriaan, enteng tanpa membebani dan merampas dunia kanak-kanak mereka.
Salah satu hal yang dibutuhkan untuk dapat meningkatkan perkembangan kecerdasan anak adalah suasana keluarga dan kelas yang akrab, hangat serta bersifat demokratis, sekaligus menawarkan kesempatan untuk menjalin hubungan sosial melalui interaksi yang bebas. Hal ini ditandai antara lain dengan adanya relasi dan komunikasi yang hangat dan akrab. .
Pada masa usia 2 – 6 tahun, anak sangat senang kalau diberikan kesempatan untuk menentukan keinginannya sendiri, karena mereka sedang membutuhkan kemerdekaan dan perhatian. Pada masa ini juga mencul rasa ingin tahu yang besar dan menuntut pemenuhannya. Mereka terdorong untuk belajar hal-hal yang baru dan sangat suka bertanya dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu. Guru dan orang tua hendaknya memberikan jawaban yang wajar. Sampai pada usia ini, anak-anak masih suka meniru segala sesuatu yang dilakukan orang tuanya.
Perlu diingat juga bahwa minat anak pada sesuatu itu tidak berlangsung lama, karena itu guru dan orang tua harus pandai menciptakan kegiatan yang bervariasi dan tidak menerapkan disiplin kaku dengan rutinitas yang membosankan. Anak pada masa ini juga akan berkembang kecerdasannya dengan cepat kalau diberi penghargaan dan pujian yang disertai kasih sayang, dengan tetap memberikan pengertian kalau mereka melakukan kesalahan atau kegagalan. Dengan kasih sayang yang diterima, anak-anak akan berkembang emosi dan intelektualnya, yang penting adalah pemberian pujian dan penghargaan secara wajar.
Untuk memfasilatasi tingkat perkembangan fisik anak, pada taman kanak-kanak perlu dibuat adanya arena bermain yang dilengkapi dengan alat-alat peraga dan alat-alat keterampilan lainnya, karena pada usia 2- 6 tahun tingkat perkembangan fisik anak berkembang sangat cepat, dan pada umur tersebut anak-anak perlu dikenalkan dengan fasilitas dan alat-alat untuk bermain, guna lebih memacu perkembangan fisik sekaligus perkembangan psikis anak terutama untuk kecerdasan.
Banyak penelitian menyatakan bahwa orang-orang yang cerdas dan berhasil pada umumnya berasal dari keluarga yang demokratis, suka melakukan uji coba, suka menyelidiki sesuatu, suka berpergian (menjelajah alam dan tempat), dan aktif, tak pernh diam dan berpangku tangan. Ingat keterampilan tangan adalah jendela menuju pengetahuan. Dalam proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan uji coba (trial and error), mangadakan penyelidikan bersama-sama, menyaksikan dan menyentuh sesuatu objek, mengalami dan melakukan sesuatu , anak-anak akan jauh lebih mudah mengerti dan mencapai hasil belajar dengan mampu memanfaatkan atau menerapkan apa yang telah dipelajari.
D. Kurikulum bagi Pendidikan Pra sekolah.
Dengan maraknya lembaga pendidikan kita yang saat ini gencar-gencarnya menyusun KTSP maka handaknya beberapa lembaga pendidikan prasekolah yang ada ini juga mampu menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (KTSPAUD) yang kapabel. Artinya saat ini kita membutuhkan juga KTSPAUD yang memiliki orientasi pada karakteristik anak usia dini.
Dari pentingnya KTSPAUD tersebut, kiranya kepada para tim penyusun perlu memehami subtansi kurikulum pendidikan anak usia dini atau pendidikan prasekolah itu sendiri.
Untuk itulah berikut akan kami sampaikan beberapa subtansi/isi dari kurikulum pendidikan prasekolah yang penting untuk diperhatikan, di antaranya:
1. Dunia anak adalah bermain
Kuriklum diharapkan mampu merujuk pada prilaku individu untuk berfikir dan bertindak imajinatifdan penuh daya hayal melalui kegiatan bermain.
2.Menyentuh segala aspek perkembangan
Kuriklum hendaknya mampu memberi sentuhan empiris sehinga mampu menyentuh aspek fisik, kognitif, emosi, sosial, dan bahasa anak
3.Menghargai perbedaan individu
Kurikulum hendaknya mampu memberi inspirasi pada pengembangan sikap anak untuk senantiasa menghargai perbedaan individu.
4.Mengembangkan harga diri
Kurikulum hendaknya mampu mengembangkan harga diri anak dengan senantiasa merujuk pada kekurangan sekaligus kelebihannya.
5.Non diskrimatif (ras, agama, suku, gender)
Kurikulum hendaknya memberikan ruang yang sama sehingga anak akan mendapatkan peluang yang luas dalam mengembangkan kegiatan bermainnya.
6.Melibatkan lingkungan tumbuh anak
Kuriklum hendaknya memberikan porsi baik orang tua, keluarga, maupun masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam pendidikan maupun tumbuh kembang anak
7.Bebas tanpa paksaan
Kurikulum hendaknya mampu merangsang anak untuk berani mengekspresikan dirinya secara bebas tanpa tekanan baik dari pihak guru maupun orang tua sehingga anak akan menjadi kreatif.
8.Aman dan melindungi
Kurikulum hendaknya mampu memberikan alternative tindakan pada anak sehingga akan merasa bebas dan tidak takut untuk mengebangkan kreativitasnya.
Dengan memperhatikan beberapa subtansi/isi kuriklum tersebut diharapkan akan tercipta suatu KTSPAUD yang benar-benar terciri keunikan dunia anak namun tetap mampu mengembangkan potensi anak didik kita.
BAB III
PERMASALAHAN
Pendidikan pra sekolah yang semakin marak dikalangan masyarakat, menimbulkan pro dan kontra terhadap masalah pendidikan anak usia dini. Seberapa pentingkah pendidikan anak usia dini (Pra sekolah)???? Benarkah pendidikan pra sekolah membebani anak?? Apakah peran orang tua tidak lagi dibutuhkan dengan adanya pendidikan prasekolah?? Pertanyaan inilah yang muncul seiring dengan pendidikan prasekolah yang semakin marak.
Pendidikan pra sekolah adalah suatu tempat dimana anak-anak berkumpul dan diajarkan untuk mempersiapkan diri mereka sebelum masuk ke sekolah. Sedangkan menurut PP no. 27 tahun 1990 bahwa Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah. Berdasarkan dari definisi pendidikan prasekolah diatas, maka kita dapat mengetahui peran dan fungsi pendidikan prasekolah saat ini. Pendidikan prasekolah diciptakan untuk mempersiapkan diri mereka sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar, serta memberikan mereka gambaran tentang apa-apa saja yang akan dipelajari dalam pendidikan sekolah. Dengan melihat kenyataan dalam masyarakat bahwa sebagian besar orang tua telah memberikan pendidikan sejak usia dini kepada anaknya, mulai dari usia 2 tahun, menunjukkan bahwa begitu pentingnya pendidikan bagi anak usia dini, yang merupakan masa “golden age”, anak-anak mampu sangat cepat menangkap apa yang dia lihat, dengar dan rasakan. Pendidikan prasekolah sangat dibutuhkan bagi anak-anak, terlebih lagi jika mereka mempunyai orangtua yang sangat sibuk, sehingga mereka tidak memperoleh pendidikan dengan orangtua mereka.
Pendidikan prasekolah dianggap sangat penting untuk lebih mengembangkan kemampuan anak-anak dimasa “golden age”, sehingga tidak heran kalau sebagian masyarakat / orangtua yang mampu memberikan anak-anaknya pendidikan sejak dini dilakukan untuk memberikan yang terbaik bagi anak mereka. Lalu apa dengan pendidikan pra sekolah merupakan pendidikan yang paling tepat bagi anak-anak??
Pada dasarnya pendidikan yang paling pertama dan utama adalah pendidikan yang diberikan oleh keluarga. Akan tetapi, banyak orang tua yang beranggapan setelah memasukkan anaknya kesekolah (KB / TK), mereka mengangap sudah tidak ada lagi tanggungjawab orangtua dalam pendidikan anak. Paradigma inilah yang mesti kita ubah. Peran pendidikan prasekolah merupakan pelengkap dan pendidikan tambahan yang diberikan kepada anak, selain pendidikan yang berikan oleh orang tuanya, walaupun pendidikan prasekolah juga cukup penting. Bahkan peran orang tua sangat penting terhadap perkembangan anak. Fungsi keluarga adalah memberikan kesempatan dan stimulasi yang dapat menambah pengetahuan anak tentang pengetahuan disekitarnya. Pendidikan prasekolah penting bagi anak-anak disamping pendidikan dari keluarga, karena melalui pendidikan prasekolah anak-anak bias menunjukkan kemampuan mereka dan bisa bersosialisasi dengan teman-temannya.
Akan tetapi, pada kenyataan saat ini, pendidikan pra sekolah tidak hanya memberikan persiapan dan pengenalan kepada anak, namun tidak sedikit bersifat memaksa kepada anak-anak agar dapat membaca, berhitung dan bahkan mampu menghafalkan kosakata dalam bahasa inggris, yang dimana keluar dari kemampuan dan kapasitas mereka, karena tiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Pendidikan prasekolah harus memiliki kurikulum tersendiri dengan memperhatikan bahwa dunia anak adalah dunia bermain dan bebas dari paksaan. Sehingga dalam memberikan materi pelajaran, seorang pendidik harus membawa dalam suasana bermain. Karena pada dasarnya seorang anak menyukai aktivitas bebas dan tidak terikat. Karena dalam pendidikan prasekolah, anak-anak hanya diperkenalkan dan menyiapkan mental mereka sebelum masuk pendidikan sekolah, mereka juga diajarkan bersosialisasi dengan anak-anak yang lainnya. Karena materi yang diberikan pada pendidikan prasekolah adalah Moral Pancasila; Agama; Disiplin; Kemampuan berbahasa; Daya pikir; Daya cipta; Perasaan/emosi; Kemampuan bermasyarakat;
Keterampilan; Jasmani Seiring dengan perkembangan jaman, peran pendidikan prasekolah semakin bergeser. Anak-anak yang terlalu dipaksakan untuk belajar dan mengurangi masa bermain mereka, akan lebih cepat jenuh dan membosankan.. Untuk itu, masa anak-anak masa dimana orang tua dan lingkungan sekitarnya memberikan yang terbaik bagi mereka. Tapi, realita saat ini anak-anak harus mampu membaca dan berhitung ketika selesai sekolah TK. Bahkan, ada beberapa SD ‘unggulan’ yang mengadakan test bagi siswa yang baru kelas 1. Hal inilah yang menjadi beban bagi anak-anak terlebih diusia yang masih dini. Ada beberapa masalah yang dihadapi anak-anak dimasa Taman Kanak-kanak yang menjadi problematika bagi pendidik dalam menghadapinya. Karena jika masalah yang dihadapi di usia dini tidak dapat diselesaikan, maka akan mempengaruhi kepribadian anak.
Masalah anak TK
a. Penakut
Setiap anak memiliki rasa takut, namun jika berlebihan dan tidak wajar maka perlu diperhatikan. Rasa takut anak TK biasanya terhadap hewan, serangga, gelap, dokter atau dokter gigi, ketinggian, monster, lamunan, sekolah, angin topan, dll.
Rasa takut yang berlebihan terlihat dalam gejala-gejala seperti berikut :
1. Gejala psikis, seperti ; gangguan makan, tidur, perut, sulit bernafas, dan sakit kepala.
2. Gejala emosional, seperti ; rasa takut, sensitif, rendah diri, ketidakberdayaan, bingung, putus asa, marah, sedih, bersalah.
3. Gejala tingkah laku seperti : gangguan tidur, mengisolasi diri, prestasi kurang di sekolah, agresi, mudah tersinggung, menghindari pergi keluar, ketergantungan pada suatu benda, dan terus berada di kamar orang tua.
Penyebab anak memiliki rasa takut :
1. Intelegensi (anak-anak yang tingkat intelegensi tinggi cenderung punya rasa takut yang sama dengan anak yang berusia lebih tua, demikian pula sebaliknya).
2. Jenis kelamin (anak perempuan lebih takut dibanding laki-laki karena lingkungan sosial lebih menerima rasa takut perempuan).
3. Keadaan fisik (anak cenderung takut bila dalam keadaan lelah, lapar atau kurang sehat).
4. Urutan kelahiran (anak sulung cenderung lebih takut karena perlindungan yang berlebihan).
5. Kepribadian anak (anak yang kurang memperoleh rasa aman cenderung lebih penakut).
6. Adanya contoh yang dilihat anak, seperti ; tontonan TV, atau ibu yang takut.
7. Trauma yang dialami anak-anak, seperti ; tabrakan mobil, angina topan, bencana alam, dll.
8. pola asuh orang tua yang menghidupkan rasa takut anak seperti ; paksaan, hukuman, ejekan, ketidakperdulian, dan pelindungan diluar batas.
Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik
1. Mendengarkan cerita anak
2. Lindungi dan hibur anak
3. Ajari kenyataan
4. Memberi hadiah
5. Memberi contoh teladan (guru sebagai model)
6. Coping model (adalah salah satu cara seseorang menghadapi rasa takut namun ia harus melewati rasa takut itu. Salah satu cara dengan bicara pada diri sendiri).
7. Mendongeng
8. Melakukan aktivitas penuh tantangan
9. Memanfaatkan imajinasi anak untuk menumbuhkan keberanian
10. Menggambar
b. Agresif
Agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal atau melakukan ancaman sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan. Perilaku tersebut cenderung melukai anak lain seperti menggigit, mencakar, atau memukul. Bertambahnya usia diekspresikan dengan mencela, mencaci dan memaki.
Gejala anak yang agresif :
1. Sering mendorong, memukul, atau berkelahi.
2. Menyerang dengan menggunakan kaki, tangan, tubuhnya untuk mengganggu permainan yang dilakukan teman-teman.
3. Menyerang dalam bentuk verbal seperti ; mencaci, mengejek, mengolok-olok, berbicara kotor dengan teman.
4. Tingkah laku mengganggu muncul karena ingin menunjukkan kekuatan kelompok. Biasanya melanggar aturan atau norma yang berlaku di sekolah seperti; berkelahi, merusak alat permainan milik teman, mengganggu anak lain.
Penyebab anak agresif
1. Pola asuh yang keliru (melakukan kekerasan terhadap anak, otoriter terhadap anak dan terlalu protektif, terlalu memanjakan anak (orang tua selalu mengijinkan atau membenarkan permintaan anak)
2. Reaksi emosi terhadap frustasi (banyaknya larangan yang dibuat guru atau orang tua (kecemasan yang berlebihan), sementara anak melakukan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhannya).
3. 3. Tingkah laku agresif sebelumnya (tingkah laku agresif yang pernah dilakukan anak mendapat penguatan dari keluarga atau guru).
Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik :
1. Bermain peran
2. Belajar mengenal perasaan
3. Belajar berteman melalui permainan beregu
4. Beri penguatan jika anak berperilaku tepat dengan temannya
5. Perbanyak kegiatan yang menggunakan gerakan motorik
c. Pemalu
Pemalu adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan, yang timbul pada seseorang, akibatnya adanya penilaian negatif terhadap dirinya.
Ciri anak pemalu adalah :
1. Kurang berani bicara dengan guru atau orang dewasa
2. Tidak mampu menatap mata orang lain ketika berbicara
3. Tidak bersedia untuk berdiri di depan kelas
4. Enggan bergabung dengan anak-anak lain
5. Lebih senang bermain sendiri
6. Tidak berani tampil dalam permainan
7. Membatasi diri dalam pergaulan
8. Anak tidak banyak bicara
9. Anak kurang terbuka
Penyebab anak pemalu
1. Keadaan fisik
2. Kesulitan dalam bicara
3. Kurang terampil berteman
4. Harapan orang tua yang terlalu tinggi
5. Pola asuh yang mencela
Solusi pemecahan masalah yang dapat dilakukan pendidik :
1. Melibatkan anak pada kegiatan yang menyenangka
2. Belajar bergabung melalui permainan
3. Mengajar cara mulai berteman
4. Dorong anak berpartisipasi dalam kelompok
Inilah beberapa masalah yang dihadapi oleh anak-anak di masa TK, yang dimana masalah akan mempengaruhi keadaan psikologi mereka jika beranjak dewasa.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah(PP27/19).
Pada masa anak-anak mengalami kemajuan yang pesat. Yang dimana 80 % menyukai aktivitas bebas dan 20 % aktifitas yang diarahkan oleh guru. Pendidikan prasekolah cukup penting diberikan kepada anak-anak, karena masa anak-anak merupakan masa golden age, yaitu mereka mampu dengan cepat menyerap apa yang ada di lingkungan sekitar. Sehingga diusia dini, anak-anak akan diberikan pendidikan yang terbaik dengan berorentasi pada belajar sambil bermain, karena masa anak-anak adalah masa yang penuh kebahagiaan yang juga akan mempengaruhi psikologisnya kelak. Kurikulum pada pendidikan anak usia dini didesain berdasarkan tingkat perkembangannya anak.
B. Saran
Dalam menghadapi anak pendidikan prasekolah, kita harus mengerti terlebih dahulu apa keinginan dan bagaimana tahap perkembangan dan kemampuan anak, karena tiap anak berbeda tahap perkembangannya, terlebih lagi bagi para calon pendidik. Karena anak lebih menyukai aktivitas bermain.
DAFTAR PUSTAKA
http;/ permasalahan anak di taman kanak-kanak>>marthacristina’s weblog.com
http;/ menu-pembelajaran-anak-usia-dini>>taufiq.html.com
http;/ ngawi education>>substansi kurikulum pendidikan. Html.com
http;/ ida-krisnashow-kiat memilih pendidikan sekolah.html.com
Langganan:
Postingan (Atom)
Entri Populer
-
Bab I PENDAHULUAN A. Latar belakang Mengajar belajar adalah kegiatan guru murid untuk mencapai tujuan tertentu. Di duga, makin jelas tujua...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah buah hati orangtua, kalimat kiasan ini memang bukan hanya sekedar kiasan belaka, tetapi pad...
-
sejak lahir manusia telah melakukan komunikasi baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain. Komunikasi merupakan hal yang sangat ...
-
komunikasi merupakan kegiatan penyampaian pesan informasi, berita atau pesan dengan harapan agar hal-hal yang diberitahukan menjadi milik be...
-
1. Jelaskan pengertian web blog ? Jawab : Blog adalah kependekan dari Weblog, istilah yang pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada bul...