WELCOME TO NUR. AMALIAH BLOG'S

BISMILLAHI RAHMANIRRAHIM...
ASSALAMU ALAIKUM WR. WB...

Rabu, 07 Juli 2010

Komunikasi Pendidikan

sejak lahir manusia telah melakukan komunikasi baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain. Komunikasi merupakan hal yang sangat fundamental. Untuk itu, dalam mendefinisikan komunikasi, banyak pakar di bidang ilmunya mendefinisikan komunikasi itu sendiri. Komunikasi merupakan disiplin ilmu yang cukup penting dalam perkembangan pendidikan. Carl L. Hovland dari Universitas Yale mempelajari komunikasi dalam hubungannya dengan perubahan sikap manusia. Miller mempelajari tentang teori system, Warren Weaver menjelaskan terhadap persoalan-persoalan komunikasi antar manusia dan masih banyak lagi pakar yang mengkaji tentang perkembangan ilmu komunikasi. Begitu banyaknya pakar dan sarjana yang mendefinisikan komunikasi itu sendiri, maka akan membingungkan kita dalam memaknai komunikasi itu yang sebenarnya. Ada baiknya kita memahami hakikat komunikasi antar manusia yang sebenarnya.
Istilah komunikasi pertama kali lahir dari bahasa latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antar dua orang atau lebih.
Maka lahirlah beberapa definisi dari pakar antara lain:
Sarjana komunikasi membuat sebuah definisi komunikasi lebih mengkhusus pada studi komunikasi antar manusia (human communication) bahwa :
Komunikasi adalah suatu interaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia, (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) berusaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku itu.
Everett M Rogers mendefinisikan komunikasi adalah “komunikasi adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah mereka. Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrences Kincaid (1981) yang melahirkan definisi baru yang menyatakan bahwa :
Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”.
Dance (1967) mendefinisikan komunikasi dalam kerangka kerja psikologi perilaku manusia yang luas melalui pendefinisian komunikasi manusia sebagai “ pengungkapan respon melalui simbol-simbol verbal”, dimana simbol-simbol verbal itu bertindak sebagai perangsang (stimuli) bagi respon yang terungkap tadi. Edwin Newman pun (1948) telah juga mendefinisikan komunikasi sebagai “ suatu proses ketika sejumlah orang diubah menjadi kelompok yang berfungsi”.
Aristoteles pun sebenarnya adalah salah seorang ahli psikologi yang pertama.Sekalipun pengetahuan psikologinya dapat dipahami, masih terbilang primitif, namun ia telah dengan gigih mengemukakan perlunya penyesuaian diri si pembicara (komunikator) kepada situasi para pendengarnya
Untuk itu jika dalam kondisi berkomunikasi, maka kita memiliki kesamaan dengan orang lain baik kesamaan dalam hal bahasa, simbol-simbol ataupun arti dari pesan yang disampaikan. Dalam proses komunikasi pun terjadi proses interaksi dan didalam sebuah interaksi terjadi situasi yang nyata. Komunikasi akan terbentuk jika adanya interaksi. Sehingga interaksi merupakan awal dari sebuah proses komunikasi. Dalam buku ini, akan lebih di jelaskan situasi nyata yang lebih khsusus yaitu “situasi kependidikan”. Dalam sebuah proses pendidikan terjadi interaksi edukatif antara pendidik dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini komunikasi antara guru dengan muridnya, maupun murid dengan murid. Lebih kepada komunikasi educative, yaitu komunikasi yang dikaitkan dengan usaha pencapaian suatu tujuan pendidkan yang telah ditentukan. Dengan demikian, komunikasi yang terjadi di dalam proses pembelajaran adalah komunikasi yang sengaja direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut.

komunikasi dilakukan oleh dua manusia atau lebih yang terjadi secara dua arah. Komunikasi yang demikian dinamakan komunikasi interaksi. Jika interaksi tersebut dikaitkan dengan pencapaian tujuan pembelajaran, maka dinamakan interaksi educative. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, komunikasi pendidikan adalah komunikasi yang terjadi dalam suasana pendidikan. Di sini komunikasi tidak lagi bebas, tetapi dikendalikan dan dikondisikan untuk tujuan-tujuan pendidikan.

C. Tujuan Komunikasi Pendidikan
Aristoteles mendefinisikan komunikasi sebagai semua cara yang dapat dilaksanakan untuk membujuk (persuasi). Tujuan komunikasi menurutnya adalah persuasi yaitu suatu usaha membawa orang lain ke sudut pandang pembicara (komunikator). Berdasarkan pengaruh psikologi daya tersebut tujuan komunikasi dapat dibedakan tiga aspek: 1. Informatif (yaitu yang berhubungan dengan pikiran), 2. Persuasif (yaitu yang berhubungan dengan jiwa), 3. Hiburan (berhubungan dengan jiwa). Saat ini tujuan komunikasi yang dibedakan dalam tiga aspek tersebut sudah tidak lagi dipegang, sejalan dengan teori tentang tingkah laku manusia manusia yang tidak lagi memandang adanya pemisahan secara dikotomis pikiran (kejiwaan) dan badan.
Dalam kehidupan manusia, sejak mulai perkembangannya dari masa kemasa, komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan, misalnya dalam mengajukan permintaan, pertanyaan, belajar fakta-fakta, memberikan perintah, dan sebagainya. Tujuan pokok dalam komunikasi adalah untuk mempengaruhi oranglain, atau mempengaruhi lingkungan fisik kita, dan menjadikan diri kita sebagai suatu agen yang dapat mempengaruhi, agen yang dapat menentukan atas lingkungan kita menjadi sesuatu yang kita maui. Dengan singkat, komunikasi untuk mempengaruhi dengan suatu maksud tertentu. Agar komunikasi mencapai tujuannya, baik sumber dan pesan memerlukan empat hal yaitu : keterampilan berkomunikasi, sikap, tingkatan pengetahuan dan posisinya dalam system sosiokultural.
Syarat keberhasilan komunikasi dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, yaitu :
 Dilihat dari segi komunikator, yaitu (1) komunikator dipercaya oleh komunikan, (2) komunikator memiliki keterampilan berkomunikasi
 Dilihat dari segi pesan, yaitu (1) pesan sesuai dengan kebutuhan komunikan dan dapat memenuhi kebutuhan komunikan, (2) isi pesan mempunyai kaitan dengan pengalaman komunikator dan komunikan dimasa lampau, (3) isi pesan cukup menarik.
 Dilihat dari segi komunikan, yaitu (1) komunikan mampu menafsirkan isi pesan, (2) komunikan sadar bahwa isi pesan memenuhi kebutuhannya, (3) komunikan mempunyai perhatian terhadap pesan yang diterimanya.

Gambar 1 : komunikasi pendidikan dalam berbagai bentuk
Syarat keberhasilan pembelajaran tergantung pada (1) sumber (komunikator) atau guru yang menyampaikan materi pelajaran , (2) pesan yang disampaikan atau materi pelajaran, (3) komunikan atau siswa, mahasiswa dan semua orang yang berperan dalam menerima pesan, (4) konteks atau lingkungan tempat berlangsungnya pembelajaran, (5) system penyampaian atau berupa metode apa yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran, (6) tujuan pembelajaran yaitu apa yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Kiat Sukses Keberhasilan Komunikasi Pendidikan, yaitu : (1) Perumusan Strategi Komunikasi Pendidikan, Langkah-langkah perumusan strategi komunikasi : (1) Mengenal khalayak, (2) Menyusun pesan, (4) Menetapkan metode, (5) Seleksi Penggunaan Media
D. Prinsip- Prinsip Komunikasi Pendidikan
Telah dikemukakan bahwa komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi orang lain agar dapat melaksanakan tindakan tertentu seperti yang dikehendaki oleh sumber komunikasi melalui pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah “communication gap” atau “mis communication”, yang menunjukkan kegagalan dalam proses komunikasi yang dilaksanakan.
Dalam penggalan insi akan diuraikan beberapa prinsip yang kiranya memegang peranan dalam menjadikan proses komunikasi lebih efektif, sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai. Yang dimaksudkan adalah arti dalam proses komunikasi, gangguan (noise) dalam proses komunikasi, peranan empati, konsep tentang diri sendiri dan peranan umpan balik dalam komunikasi.
a. Arti dalam proses komunikasi
Arti (meaning) bukanlah merupakan sesuatu yang terletak dalam pesan dan berada diluar diri kita sebagai sesuatu yang bersifat eksternal. Arti berada di dalam diri orang atau subyek dan merupakan respon yang tidak menampak. Arti adalah dipelajari dan karenanya sifatnya pribadi dan menjadi milik kita. Kita mempelajari arti, kita menyempurnakanna, kita membuatnya keliru, kita melupakannya dan kita merubahnya. Arti berada didalam diri kita dan bukan didalam pesan, kita tidak menemukannya tetapi mengalaminya. Hanya orang yang memiliki arti-arti yang sama dengan kita sajalah kita dapat berkomunikasi. Sebaliknya, apabila tidak terdapat kesamaan dalam pemikiran arti tersebut, maka orang-orang tidak dapat berkomunikasi. Apabila arti kita temukan dalam kata-kata atau pesan, maka setiap orang akan dapat mengerti setiap kata (bahasa) dan setiap kode.
b. Gangguan (noise) dalam proses komunikasi
Menurut Shannon dan Weaver, gangguan merupakan salah satu unsur dalam proses komunikasi yang dapat menghambat efektivitas komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari, gangguan atau noise dihubungkan dengan kegaduhan atau suara keributan yang dapat mengganggu penerima pesan yang disampaikan. Gangguan dimaksudkan sebagai hal-hal yang dapat mengganggu kualitas signal. Dalam uraian ini ingin ditekankan jenis gangguan dalam proses komunikasi yang datang dari unsur-unsur komunikasi itu sendiri, yaitu yang berasal dari sumber, pesan, saluran dan penerima pesan. Hal ini disebabkan karena seringnya kita mengartikan bahwa gangguan hanya di pengaruhi dari factor lingkungan saja.
Gangguan proses komunikasi yang berasal dari sumber yaitu apa saja yang dilakukan sumber dalam hal ini komunikator, sehingga komunikan tidak dapat mengerti pesan yang disampaikannya. Misalnya kebiasaan menggunakan kata-kata yang berulang-ulang. Gangguan proses komunikasi berasal dari saluran komunikasi yang digunakan. Saluran komunikasi adalah berhubungan dengan macam alat-alat tertentu yang sering kali digunakan penerima untuk menerima pesan. Seringkali sumber salah memilih alat-alat komunikasi yang kurang tepat dalam memilih lambing-lambang, kata-kata yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan, misalnya seorang dosen menyampaikan materi kuliah lebih tepat disampaikan dengan menggunakan media visual, akan tetapi dosen menyampaikannya dengan menggunakan media audio, sehingga pesan / materi kuliah kurang dipahami oleh mahasiswa.
Gangguan komunikasi berasal dari pihak penerima. Gangguan yang berasal dari penerima, biasanya dipengaruhi oleh konsentrasi yang rendah, tidak adanya motivasi, kurangnya perhatian, kemampuan yang rendah, rasa lelah dan sebagainya. Sehingga peran sumber sangat penting dalam mempelajari kondisi dan keadaan penerima pesan sehingga pesan dapat disampaikan .
c. Peranan empati dalam komunikasi
Sebelum kita membahas peranan empati dalam komunikasi ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu, apa pengertian empati. Empati adalah yaitu kemauan untuk memproyeksikan diri kita sendiri ke dalam kepribadian atau pribadi orang lain. Empati mempunyai peranan penting dalam keberhasilan komunikasi. Dalam melaksanakan komunikasi, dalam sumber-sumber memilih kata-kata atau lambing-lambang yang digunakan untuk menyampaikan pesannya, sudah jelas sumber harus menganalisis bagaimana harapan-harapan yang terdapat pada penerima, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima sebaik-baiknya oleh penerima, karena tidak saja sesuai dengan pengalaman penerima, tetapi juga bahwa pesan yang disampaikan tersebut tidaklah bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut oleh penerima.

E. Unsur- Unsur Komunikasi Pendidikan
Dalam proses komunikasi, ada beberapa komponen/ unsur-unsur yang membangun sebuah komunikasi yang baik, jika ada seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima dan efek.
Berbicara tentang komponen atau unsur yang membangun terjadi suatu komunikasi, muncul beberapa pandangan yang berbeda dari para ahli. Ada yang berpendapat bahwa munculnya proses komunikasi cukup didukung oleh 3 unsur yaitu komunikator, pesan dan komunikan dan ada juga yang berpendapat bahwa umpan balik dan lingkungan cukup penting dalam proses komunikasi.

Yang dimana Unsur-unsur pendidikan itu pun melibatkan komunikasi yang terdiri dari :
a. Subjek yang dibimbing (peserta didik) yang dimana dalam proses komunikasi berperan sebagai komunikan yang dimana menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator (pendidik).
b. Orang yang membimbing (pendidik) yang dimana dalam proses komunikasi berperan sebagai komunikator yang menyampaikan pesan/ informasi yang biasanya berupa materi pelajaran.
c. Interaksi antara peserta didik (komunikan) dengan pendidik (komunikator)
d. Ke arah mana bimbingan di tujukan (tujuan pendidikan). Tujuan pendidika juga sangat di pengaruhi oleh apakah komunikasinya berjalan efektif atau tidak.
e. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
f. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode) merupakan proses komunikasi berlangsung dalam artian bagaimana merode pengajaran yang dilakukan. Peserta didik akan dapat menangkap materi pelajaran jika komunikasi berjalan dengan efektif.
g. Tempat di mana peristiwa berlangsung (lingkungan pendidikan).
Komunikasi yang efektif adalah salah satu perbuatan yang paling sukar dan kompleks yang pernah kita lakukan. Adapun unsur- unsur yang terdapat dalam proses komunikasi, yaitu :
a. Sumber pesan (komunikator) merupakan orang yang menyampaikan pesan (message) kepada orang lain.
b. Pesan (message)merupakan informasi, isi atan materi yang ingin disampaikan. Dalam pendidikan biasanya berupa materi pelajaran
c. Channel (perantara) yang digunakan dalam menyampaikan pesan, biasanya dalam proses pembelajaran perantara (channel) dapat berupa papan tulis, OHP dan media-media pendidikan lainnya.
d. Penerima pesan (komunikan) merupakan orang yang menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator.
e. Umpan balik (feedback) merupakan bagian atau unsur integral dalam komunikasi yang memungkinkan pembicara atau sumber memonitor proses dan menilai sukses usaha yang telah dilaksanakan dalam rangka mencapai respon yang diharapkan dari pihak penerima.
Media Pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi hambatan-hambatan komunikasi pendidikan. Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lain-lain dapat dibantu diatasi dengan pemanfaatan media pendidikan.
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut : (1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka), (2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, (3) Menimbulkan kegairahan belajar, (4) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, (5) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pemanfaatan media pendidikan ini diperlukan persiapan dan perencanaan membuat program media pembelajaran.
Persiapan dan perencanaan tersebut dapat diutarakan dengan langkah-langkah : (1)Merumuskan tujuan instruksional dengan operasionaldan khas, (2) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan, (3) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa, (4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan berupa tes atau penugasan, (5)Menulis naskah media, (6)Mengadakan tes dan revisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer